jangan bilang?

637 69 32
                                    

Nggak ada perubahan drastis antara Yushi dan Sion sejak obrolan beberapa hari lalu.

Mereka sama-sama kembali ke rutinitas seperti biasa di sekolah dan berkelakuan selayaknya teman sekelas.

Namun, nggak bisa dipungkiri sejak beberapa hari itu sampai detik ini, Yushi masih kepikiran sama omongan Sion dan bertanya-tanya kenapa semua rencananya jadi berantakan gini.

Harusnya kan Riku yang confess ke Sion, tapi kenapa jadi Sion yang minta waktu ke Yushi? Udah bener Sion nolak setelah mereka ribut di rooftop waktu itu, tapi kenapa tiba-tiba tuh orang balik karena mikir Yushi beneran suka sama dia? Kok semuanya jadi berbalik ke dia gini?

PUSING.

Ini namanya gali lubang, tutup lubang, abis itu diprank jatuh ke lubang yang sama.

"Yushi?" merasa namanya dipanggil oleh seseorang yang tengah berdiri di depan kelas, Yushi langsung tersadar dari pikirannya.

"Gimana? Lo setuju gak join tim debat bareng Sion sama Jaehee? Soalnya nama kalian bertiga yang diajuin walas kita, nih." lanjutnya.

Yang lagi berdiri di depan kelas sekarang adalah Minji, wakil ketua kelas sekaligus penanggung jawab kelas untuk event Bulan Bahasa di lima hari yang akan datang.

"Boleh... Sih..." jawab Yushi. Setelahnya, nama dia langsung ditulis di papan oleh Minji.

"Oke! Karena ketentuan pas technical meeting kemarin tim debat isinya harus 4 orang, berarti butuh satu orang lagi, nih. Ada yang minat?" tawaran dari Minji langsung mengundang suara bisik-bisik oleh seisi kelas.

Yushi melihat ke arah Riku yang asik sendiri di bangkunya sambil main handphone.

"Rik, lu gak mau ikut?" tanya Yushi.

"Mau." jawab Riku, masih main handphone.

"SERIUS? Yaudah angkat tangan buru atau gue sebut nih nama lu." nada ngomong Yushi udah semangat.

"Mau ikut nonton."

"Ih, anjing???" dan Yushi langsung mukul kepala Riku pake buku tulisnya yang refleks dibales Aduh.

"Skip banget, lah. Gue gak mau keliatan bloon sendirian." jawab Riku.

"Keliatan bloon apaan, seh? Kan lu ngomong doang."

"Tetep aja, tai. Ntar gue bukan ngomong yang penting, tapi yang penting ngomong.

"Kan nanti belajar sama latihan bareng yang lain juga."

"Kagak dulu dah, gue orangnya iya iya aja ntar bukannya debat malah jadi musyawarah."

"Ahelah, lu." dia langsung berdecak malas karena ngomong sama Riku nggak bakal ada habisnya.

Walaupun dpikir-pikir bener juga, sih. Tapi kalau tim debatnya kekurangan orang, kelas mereka nggak bisa maju padahal wali kelasnya udah semangat banget sampai ngajuin beberapa orang yang dia percaya.

"Minji." tiba-tiba Sion mengangkat tangannya, membuat seisi kelas mendadak hening dan menatap ke arahnya, "Kalo gue ngusulin orang boleh gak?"

Duar. Panik.

Sekarang semua orang langsung buang tatapan dari Sion karena takut dipilih sama dia.

"Boleh banget! Siapa tuh, Yon?" sahut Minji.

"Riku."

"EH APAAN GILA TIBA-TIBA GUE?"

Beneran duAARRRRR.

Sekelas langsung heboh denger jawaban Sion dan respons Riku, terutama Yushi.

MASALAHNYA. Yushi nggak kepikiran sama sekali beberapa detik setelah dia ditolak Riku, Sion malah ngusulin nama yang sama.

Dan seketika, Yushi langsung merasa dia ada di situasi yang untung sekaligus rugi.

Untung karena akhirnya Sion sama Riku ada kemungkinan untuk makin deket dan rencana Yushi kemungkinan bisa berjalan lagi sebagaimana mestinya. Rugi kalau jadinya malah Sion sama Yushi yang makin deket dan Riku nyadar akan hal itu.

Ini mah udah jatuh ke lubang yang sama, tinggal nunggu ketiban uang satu miliar atau ketiban tangga.

Ternyata semesta bisa sekonyol ini kalau disuruh kerja?


‏  ‏   

‏  ‏   

‏  ‏  



‏  ‏   
Riku, Jaehee, Sion, dan Yushi baru aja keluar dari perpustakaan.

Tapi, sebelumnya, tolong ucapin selamat buat Riku karena setelah dibujuk berkali-kali akhirnya dia mau masuk tim debat dan menyelamatkan kelas dari diskualifikasi.

Singkat cerita, mereka baru aja selesai ngebahas perihal lomba debat yang bakal berlangsung lima hari lagi dengan mencapai sepakat untuk cari tau tentang topik sekaligus ngumpulin bahan buat argumennya mulai besok.

Karena udah clear, Riku dan Jaehee cabut duluan karena masih ada urusan, sementara Yushi dan Sion yang udah nggak ada urusan lagi memutuskan buat jalan bareng ke parkiran.

"Gue baru tau lu suka fotografi?" tanya Sion membuka percakapan selagi keduanya menyusuri lorong menuju gerbang sekolah.

Lingkungan sekolah lumayan sepi karena sudah pukul lima sore, hanya tersisa beberapa siswa dan guru yang masih memiliki urusan.

"Gue juga baru tau lu anaknya nyeni banget sampe mau ikut lomba karya seni rupa?" tanya Yushi balik dan Sion malah ketawa.

"Sebenernya dari dulu for fun aja, tapi gak tau kenapa pas tau Bulbas ngadain lomba itu bikin gue tertantang cobain hal baru. Lu sendiri gimana?"

"Hmmm, gue dari SMP sering jadi panitia dokum sih dan lucu aja tiap ada yang minta difotoin atau seneng sama hasil fotonya. Makannya sekarang mau ikut mumpung dilombain! Kapan lagi gue bisa ngelakuin hal yang gue seneng terus orang lain bisa ikut nikmatin hasilnya." tanpa sadar, Sion senyum denger omongan Yushi.

"Lu keren, deh." ucap Sion lalu menghentikan langkahnya.

"Hah?" sahut Yushi yang ikutan berhenti dengan muka bingung. Sekarang, mereka udah di area lobi sekolah.

"Dulu, gue kira lu orang pinter yang pendiem, dan galak." jelas Sion, "Gue ngeliat kita kayak dua orang beda yang gak bakal bisa disatuin gimanapun caranya."

Yushi masih diem denger omongan Sion.

"Tapi ternyata lu keren banget. Semakin kenal sama lu, gue semakin pengen tau lebih tentang lu." tiba-tiba Sion meletakan tangannya di pundak Yushi, "Gue juga pengen jadi orang yang ngerasa seneng karena bisa kenal dan deket sama lu, Yushi."

Sebuah tepukan kecil di pundak dan senyuman diberikan oleh Sion sebelum dia lanjut melangkah, sementara Yushi masih terpaku karena mencerna perkataan Sion.

Tunggu.

Kenapa perut Yushi tiba-tiba terasa aneh dan perlahan degupan jantungnya terasa sedikit lebih cepat?

Mampus. Jangan bilang...

"Eh, Yushi? Kenapa diem? Jadi ke parkiran kan?" panggil Sion. Dia udah jalan sampai pos satpam, tapi terpaksa berhenti dan balik badan karena menyadari Yushi nggak ada di sebelahnya.

Karena dipanggil, Yushi membuang jauh-jauh pikirannya lalu buru-buru menghampiri Sion.

Di detik dia berdiri sejajar sedekat ini dengan Sion, entah kenapa rasa aneh dan degupan Yushi semakin menjadi-jadi.

Sion masih menampilkan senyum yang sama.

Mati.

Yushi membalas dengan senyuman kecil.

Nggak... Nggak boleh... Nggak bisa.

Lalu, keduanya melangkah beriringan ke arah gerbang sekolah.

GUE NGGAK BOLEH BAPER SAMA SION.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

crazy stupid love *⁠.⁠✧ yusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang