Lapangan ini tengah dipenuhi suara pantulan bola dan decitan sepatu sejak pukul delapan pagi. Keringat bercucuran dan punggung kaos yang hampir basah seluruhnya nggak menghentikan anak ekskul basket dari aktivitas wajib mereka, yaitu latihan rutin.
Sebenarnya, latihan rutin diagendakan dua kali dalam seminggu dan berlangsung di lapangan sekolah. Namun, karena seminggu kemarin sekolah mengadakan ujian tengah semester, mau nggak mau jadwal latihan pun digeser sampai ujian selesai.
Maka dari itu, mereka terpaksa harus mengambil jadwal latihan rutin di hari libur dan berlokasi di salah satu lapangan basket indoor sewaan.
Dari pinggir lapangan, Riku dan Sion lagi duduk selonjoran sambil nontonin anggota kelas sepuluh tanding for fun. Padahal aslinya, sih, mereka nyari kesempatan buat break.
"Lucu, dah, itu yang namanya Sakuya tengil bat kayak Yushi." celetuk Riku tiba-tiba. Matanya masih merhatiin ke lapangan.
Mendengar nama Yushi disebut membuat Sion langsung teringat sama kejadian rooftop waktu itu.
Duh. Dipikir-pikir, setelah kejadian itu, Yushi jadi ngejaga jaraknya banget sama Sion.
Awalnya, Sion pikir itu bentuk persiapan Yushi karena mau ujian—dengan membatasi diri dari berinteraksi supaya fokus dan semangat belajarnya nggak terpecah.
Tapi, lama-kelamaan, semakin kelihatan kalau Yushi cuman menjaga jaraknya sama Sion aja. Dan bisa dibilang semenjaga itu karena setiap papasan, malah balik badan. Setiap disapa, langsung ngalihin muka. Setiap diajak ngomong, cuman direspons satu dua kata. Sampai di titik, Sion mulai jarang ketemu Yushi kalau lagi nggak di kelas.
Sion jadi mikir, apa yang dia lakuin sesalah itu? Atau Yushi aja yang berlebihan? Soalnya, baru pertama kali Sion ngalamin hal kayak gini dari orang yang dia tolak.
"Wey, bengong aja lu. Mikirin apa, sih?" tanya Riku sambil menepuk lengang Sion pelan. Ternyata, anaknya ngelamun daritadi.
Lah iya, Sion baru engeh. Selama ini, kan, ada Riku? Dia deket banget sama Yushi nggak, sih? Kenapa dari kemarin-kemarin Sion nggak coba tanya-tanya aja soal Yushi ke Riku? Siapa tau bisa sedikit atau malah banyak ngebantu dia buat ngejelasin semuanya.
"Kagaak, ngantuk dikit aja." sahut Sion, nyari alasan.
Karena nggak ada topik obrolan lagi, Riku mengambil botol air dari kardus yang terletak di sebelahnya untuk diminum.
Baru buka tutup... minum satu teguk... dua teguk... tiga teg....
"Rik, Yushi orangnya kayak gimana, sih?"
KESELEK. Riku langsung batuk-batuk begitu denger pertanyaan Sion.
Sebagai orang yang ada di deketnya, Sion langsung panik dan nepuk-nepuk punggung Riku sampe batuk-batuknya hilang.
"Eh, kagak salah denger ini gue?" tanya Riku memastikan dan ngeliat dengan muka nggak percaya ke arah Sion.
"Salah denger gimana?" tanya Sion balik, bingung.
"Lu tiba-tiba nanyain soal Yushi? Serius kagak, sih? Ada gerangan apaan lu?" bukan main, Riku langsung menembak Sion bertubi-tubi.
"Ya... pengen tau aja?" jawaban Sion lalu dibalas tatapan suspicious oleh Riku. Dia pun langsung tutup botolnya dan taruh di lantai.
"Emang lu sendiri ngeliat dia orangnya kayak gimana?" pertanyaan Riku berhasil bikin Sion diem sebentar. Mikir dan mengingat selama ini Yushi kayak gimana di depan dia.
"Pinter." jawab Sion. Dia mikir lagi sebelum lanjut memberi jawaban lain, "Pendiem... dan galak... mungkin?"
Denger jawaban Sion, Riku cuman ketawa.
"Ya nggak salah, sih. Dia emang gitu." respons Riku, "Tapi aslinya kalo lu udah deket apalagi jadi orang yang dipercaya ama dia, Yushi tuh lebih dari itu."
Sekarang, Sion ikut menatap ke arah Riku, menunggu jawaban selanjutnya.
"Yushi emang galak, tapi dia kayak gitu karena peduli. Dia gak bakal marahin orang tanpa alasan, nge. Yushi tuh selalu mikirin orang lain dulu karena dia nggak mau orang yang dia sayang kenapa-kenapa, Yon."
Loh, iya kah?
"Dan lu percaya gak orang yang lu bilang pendiem itu, selalu ngingetin buat makan minum teratur, banyak istirahat, bahkan jengukin setiap hari cuman buat cerita semua hal yang kejadian di sekolah, waktu gue diopname seminggu?"
Sion nggak merespons apa-apa, sementara Riku kembali memandangi lapangan.
"Kalo kata baik ada wujudnya, itu pasti Yushi, dah. Soalnya dia baaaaik banget, gila. Gue bersyukur bisa kenal dan deket ama dia dari lama." ucapan Rikub kali ini dibarengi senyum kecil di ujung bibir, "Nerima dia sebagai orang yang selalu ada di keseharian gue, nggak pernah jadi pilihan yang salah."
Nggak tau kenapa, mendengar ucapan Riku barusan membuat Sion merasakan sesuatu yang baru dan aneh.
PRIIIIIIITTTTTT!
Bunyi peluit, secara tiba-tiba dari pelatih, membuat Riku langsung bangkit dari posisinya. Pertanda waktu tanding telah selesai dan semuanya harus berkumpul untuk briefing kegiatan selanjutnya.
"Kalo lu masih bertanya-tanya soal Yushi orangnya gimana. Mungkin, lu harus coba kayak gue juga, Yon." kata Riku.
Masih dengan senyuman kecil, Riku melihat sekilas ke arah Sion sebelum pergi menghampiri pelatih dan meninggalkan Sion yang masih mencerna segalanya.
Tunggu...
Coba kayak Riku?
Berarti...
Maksudnya coba untuk nerima dan terbiasa dengan kehadiran Yushi di kesehariannya kah?
kepo dong warga, kalian tim sion fell first atau yushi fell first?
KAMU SEDANG MEMBACA
crazy stupid love *.✧ yusion
Fanfictionbener nggak sih jatuh cinta di masa sma yang kayak di film-film itu juga bisa kita rasain? © 2024 | bxb