Warning; gxg content! bahasa non baku and toxic! also the typos everywhere!
Chapter 006; Begin.
Hari kedua pekan olahraga tidak kalah meriah, sejak pagi-pagi sekali hingga menjelang siang sorakan terdengar sepenjuru sekolah. Suasana hectic dirasakan oleh pihak penyelenggara, apalagi yang mengkoordinasi agar lapangan tetap steril dari para suporter. Wigan Purnaman, salah satu petugasnya.
Semenjak tadi dia telah memberi peringatan kepada anak-anak yang kelewat brutal; saling mencemooh lawan kelas dan memulai pertikaian. Wigan begitu apik menengahi mereka, mengingat statusnya sebagai wakil ketua OSIS yang tegas.
Kali ini dia berada di sisi lapangan basket sebab hampir memasuki penyisihan menuju semi-final. Delapan kelas secara bergantian akan memulai unjuk kebolehan untuk menyabet gelar juara.
"Kienna, nih. Gantian gue yang beliin lo," Wigan berkata sembari memberikan sebotol minuman segar kepada anggota sekbid 7 nya.
"Dih, apaan sih lo, kayak sama siapa aja."
Kienna berkata demikian, tetapi tetap menerima pemberian wakil ketuanya; kalau boleh jujur memang dirinya terserang dehidrasi sekarang, "Makasih yah, Wigan."
"Terimakasih kembali, hitung-hitung juga sebagai apresiasi buat lo yang tenang ngadepin anak-anak futsal itu," Surai pendek itu terkekeh berikut dengan ekor matanya melirik beberapa pemain futsal yang bubar setelah selesai bertanding.
Kienna merotasikan bola matanya sebal, dia mendengus dan mengakui cukup berat memang menghadapi peserta futsal yang sangat ganas itu.
Keduanya asyik bercakap kembali sebab adanya waktu senggang sebelum kembali mengkoordinasi cabang olahraga lainnya. Kalau kalian bertanya tipikal dialog mereka bagaimana, tentu saja topiknya tidak jauh-jauh dari pendidikan; terkait persiapan olimpiade terakhir mereka di bulan September nanti, saling bertukar pikir tentang keinginan melanjutkan pendidikan dimana, mengambil jurusan apa dan macam-macam lagi. Penggambaran ideal dari anak-anak ambis.
Hanya saja tidak berlangsung lama sebab penanggung jawab datang menginterupsi mereka, Renjani Arjuna.
"Wah, parah lo, Gan. Mau mepet Kienna."
"Belum aja gue aduin Wija, dihajar lo." imbuhnya lagi.
Wigan memelototinya, "Lo yang gue hajar, sembarangan kalau ngomong."
"Tau nih, lo gak di ajak, jomblo!" timpal dari Kienna kesal.
Bukannya takut, Renjani malah tertawa dengan reaksi kedua temannya. Pikirnya mengejek; gue gak jomblo, tapi backstreet.
"Santai aja kali, marah-marah mulu lo berdua."
"Emang lo pantes dimarahi," cemooh Kienna dan diangguki setuju oleh wakil ketua, "Dah, ah. Gue cabut dulu, mau liat pacar cakep gue."
Kienna berdiri hendak pergi, "Btw thanks yah, Gan. Bye-bye guys!"
Senyum tipis terpatri di wajah Wigan, dia balas melambai. Sementara itu, Renjani mencibir kepergian dari anggota sekbid 7 itu sebelum akhirnya duduk disamping wakil ketos.
![](https://img.wattpad.com/cover/363075660-288-k671560.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Passion
FanfictionKisah asmara klise remaja yang dibungkus di dalam tutur kata sehari-hari. "Lo sialan banget emang! Kenapa sih manusia kayak lo itu harus ada? Selalu aja bikin gue pusing anjing" "Pusing pusing, dikira gue juga gak stress apa lihat kelakuan lo! Mikir...