🌧️
"Ng....."
Gumam kecil dan colekan pelan jemari di pinggangnya membuat Seokjin terbangun."Joonie?" Ia mengucek mata ngantuknya. Suara lemah bangun tidur itu mendekat pada sosok yang duduk bersimpuh di atas tempat tidurnya.
"Joonie kenapa?""H-hyung......" Namjoon melirik pelan.
"Mau pipis...""Oh! Ayo ke toilet, Joonie....jangan ngompol di tempat tidur" Seokjin segera menggandeng tangannya turun.
"Gelap, hyung.....Joonie takut...." Tangannya satu lagi mencengkeram piyama Seokjin. Namjoon kecil menyembunyikan kepalanya di balik bahu sang sahabat.
"Hihi....Joonie payah..."
Keduanya mengendap-endap keluar dari kamar, suara rintik hujan terdengar dari luar jendela. Mereka berjalan berhimpitan menyusuri sisi dinding sebelum Seokjin menyalakan lampu."Hyung....tunggu ya....jangan ditinggalin..." Namjoon menoleh dengan raut wajah khawatir.
"Iyaaa.....pintunya jangan ditutup, Joonie..." Seokjin tersenyum lalu bersandar di dinding sebelah pintu toiletnya.
"Hyungie gak mau pipis?" Namjoon yang telah selesai mencuci tangannya pun keluar lalu mematikan lampu.
Seokjin menggeleng lalu menggandeng tangan Namjoon. "Joonie jangan minum banyak-banyak kalo mau bobok..."
"Nanti kalo pingin pipis lagi gimana?""Kan ada hyungie yang temenin aku..." Namjoon menyeringai kecil.
"Aku tinggalin loh..." Seokjin tertawa lalu berlari.
"Hyung....hyungieeee...." Namjoon pun dengan cepat mengejarnya dengan raut wajah ketakutan.
"Hihii....Joonie payah..." Seokjin menutup pintu kamar Namjoon setelah keduanya masuk.
"Hyung jahaaat...." Namjoon tertunduk dengan bibir mengerucut.
"Eh? Joonie jangan nangis...." Seokjin merendahkan kepalanya menatap sang sahabat yang mulai terisak.
"Papa.....papa Joonie udah gak ada buat temenin Joonie bobok..." Isakannya semakin keras, kedua tangan mungil itu sibuk mengusap air mata yang akhirnya berderai di pipinya.
"B-biasanya papa bacain cerita lucu sebelum Joonie bobok...jadi Joonie ga takut..."
"Sekarang papa gak ada....hiks.....hueeee....."
"Yaaahhh....Joonie....jangan nangisss....hiks...."
"Hueeeee.....Joonie jangan nangiiiss...."Sang ibunda menepuk-nepuk kedua punggung mungil di sisi kanan dan kirinya sambil tersenyum gemas. Anak-anak kecil itu terlelap setelah lelah menangis.
Perlahan wanita itu beranjak kemudian menaikkan selimut mereka, mengecup keningnya satu persatu lalu mematikan lampu dan merapatkan pintu kamarnya.
"Wahh.....sarapannya harum sekali...." Seokjin yang telah siap dengan seragamnya berdiri terpaku di ambang ruang makan.
"Selamat pagi, Jinnie..." Wanita berkemeja putih dengan blazer abu-abu rapi itu tersenyum lalu memindahkan sepotong roti ke atas masing-masing piring di atas meja makan.
"S-selamat pagi, tante...." Anak laki-laki itu tersadar dari lamunannya.
"Ayo sini sarapan dulu..."
"Namjoonieeee......ayo sarapan" Panggilnya setelah melihat puteranya telah keluar dari kamar."Jinnie mau pinggiran rotinya dipotong?"
"Mau tante...." Seokjin menjawab malu-malu.
"Namjoonie juga tidak suka pinggiran roti..." Sang ibunda terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
FanfictionKamu udah jadi sahabat aku sejak kecil, sekarang aku ingin jadi sahabat hidup kamu selamanya another [JinNam] short story