Dear Diary 4

135 13 2
                                    




"Mamaaaa...."

"Gimana cara menulis kepiting?" Namjoon yang telah selesai menggambar di atas kursi tunggu lobby bandara mengerucutkan bibirnya kesal.

"Hihi.....mau diajarin sama om gak? Om pintar loh..." Yeon Ji mendorong pelan tubuh sang pria yang hendak memprotes malu.

"Mau, om.....Joonie pingin cepet-cepet bisa nulis biar bisa isi buku diary...." Namjoon mengangguk-anggukkan kepalanya serius.

Hae Jin terkekeh gemas lalu duduk di hadapannya. Mengajarinya dengan canda hingga Namjoon tertawa.
"Ayo coba tulis sendiri..." Pria itu menyerahkan pensil warnanya.

"Begini, om?" Jemari mungil itu selesai menulis di atas buku barunya.

"Pintar....." Diusapnya lembut kepala anak laki-laki itu.
"Eh....yuk kita pergi. Pesawatnya sudah datang..." Hae Jin membantu membereskan peralatan menggambar Namjoon dan memasukkannya ke dalam tas yang baru saja dibelikannya.

"Hehee.....nanti Joonie mau pamer sama hyungie kalau Joonie udah bisa nulis" Jemari kecil itu menggenggam telapak tangan Hae Jin yang sontak menoleh kaget.

Kedua mata membulatnya melirik pada Yeon Ji yang sama-sama terkejut. Mereka pun mengulum senyum kemudian berjalan menuju gerbang keberangkatan.




"Hyungieeee!" Namjoon berlari keluar dari rumahnya saat melihat sahabatnya datang diantar oleh sang ibunda.

"Ah.....Namjoonieee...jangan lari, nanti jatuh..."

Yeon Ji menahan tangan Hae Jin yang hendak mengejarnya. Menggeleng tersenyum mengisyaratkan agar membiarkan kedua anak laki-laki itu melepas rindu setelah satu minggu tak bertemu.

"S-selamat pagi, tante...." Namjoon berhenti berlari lalu membungkuk pada sang wanita yang masih merangkul bahu puteranya.

"Joonieee!" Seokjin memeluk Namjoon setibanya di rumah sang sahabat.
"Waahh...Joonie jadi ndut..."

"Mam terus ya disana?" Senyum lebar menghias pipi bayinya yang bersemu kemerahan.

"Iya, hyungie....om beliin aku makanan terus nih..." Ia menoleh pada sepasang raga yang sontak menjauh dengan kikuk.

"T-tapi Joonie makan sayur kok, Jinnie....betul..." Hae Jin membulatkan matanya serius.

Yeon Ji tertunduk mengulum senyumnya.
"Jinnie.....kenalkan"
"Ini teman tante..."

"H-hallo....." Seokjin membungkuk sopan.

"Ji Woo....." Yeon Ji melirik bergantian pada kedua raga di hadapannya.

"Dia tampan...." Ji Woo berbisik dengan bibir terhalang telapak tangan.

"Hush...." Yeon Ji menepuk pelan lengannya malu. Keduanya pun terkekeh kecil.

"Jinnie jangan nakal ya...." Sang ibunda mengusap kepala puteranya yang masih tersenyum lebar dengan Namjoon yang terus menggandeng tangannya seolah tak mau lepas.

"Eung...."
"Mama hati-hati..." Seokjin melambaikan tangan pada sang ibunda yang telah menghilang di balik pintu taksinya.


"Hyungie ayooo...." Namjoon yang tak sabar ingin memberikan oleh-olehnya pun menarik tangan Seokjin masuk ke dalam rumahnya.

Yeon Ji menghela nafas lega. "Jika ini yang bisa membuat Joonie bahagia..."
"Aku rela mengorbankan apapun untuknya..."

Hae Jin memeluk sang wanita erat. "Aku juga akan bersabar..."
"Kau dan Namjoon sangat berharga untukku..."


Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang