☀️
"Mmmm....kok enak banget, Ken?"
"Kamu beli dimana?" Seokjin yang menerima suapan sesendok es krim dari sang kekasih tersenyum lebar dengan kedua mata membola."Ada toko es krim baru buka gak jauh dari sini..." Jawabnya sambil terkekeh gemas mengusap saus cokelat di sudut bibir Seokjin.
"Kapan-kapan kita makan disana yuk....ada waffle sama pasta juga"
Seokjin mengangguk-anggukkan kepalanya senang, sesendok es krim cokelat yang terjulur pun kembali disuapnya lahap.
"Kamu tuh...emang paling seneng kalo udah dikasih makanan ya dari dulu..." Ken mendekatkan kepalanya lalu menjawil pipi bayi Seokjin lembut.
"Hehee...." Seokjin melipat kedua lengannya di atas meja dan ikut mendekatkan wajahnya pada sang kekasih.
Hyungie.....lihat sini........
Manik gelap di balik kacamata itu menatap sendu. Namjoon memalingkan wajah lalu menutup buku hariannya. Menghela nafas panjang sebelum membereskan tas ranselnya dan pergi dari tempatnya duduk.
Jam pelajaran pun dimulai tak lama setelah ia kembali ke kelasnya.
Ingatannya kembali pada empat tahun lalu saat ia menghampiri kelas sang sahabat dan menerima kabar duka dari wali kelasnya.
Sore hari setelah pulang sekolah, Namjoon segera pergi ke rumah Seokjin dengan sepedanya. Anak laki-laki itu tak berhenti menangis dalam pelukan ibundanya.
Kali pertama Namjoon melihat sahabatnya berduka. Dan ia tidak punya keberanian sama sekali untuk menghiburnya. Namjoon hanya duduk di samping sang sahabat tanpa tahu harus berbuat apa.
Hari-hari berikutnya pun dijalani tanpa banyak bicara seperti sebelumnya. Terus hingga perlahan mereka tak lagi bersama. Namjoon yang sibuk dengan kegiatan belajarnya dan Seokjin yang juga terlihat lebih nyaman dengan teman-teman barunya.
Hingga perjumpaan tak terduga kembali menguak memori mereka. Namjoon yang terlalu bosan belajar di kamarnya pun bersepeda menyusuri jalan menuju sebuah toko buku. Dilihatnya sosok yang telah lama tak ia jumpai tengah menggigit bungeoppangnya lahap di bangku taman sendirian.
"Hyung....." Sapanya ragu. Tak mengharapkan balasan mewah ataupun ajakan untuk ikut makan bersama.
"Joonie!" Secuil kue pun terjatuh dari bibirnya yang tersenyum lebar. Remaja kelas 3 SMP itu menatapnya dengan mata berbinar.
"Mau kemana? Tumben kamu keliaran sore-sore gini?" Seokjin tertawa renyah."T-tadinya mau ke toko buku....tapi aku lihat hyung disini sendirian..."
"Jadi aku mampir...." Tak menyangka sapaan itu berbalas hangat, Namjoon mengusap tengkuknya dan mengulum senyum senang."Sini duduk dulu....temenin aku mam bungeoppang" Seokjin bergeser, menarik kantong kertas berisi beberapa potong camilan itu dan menyediakan tempat untuk Namjoon duduk.
"Ini....ambil.....enak masih panas"Jika boleh Namjoon melonjak kegirangan, mungkin ia akan melompat dan memeluk sahabatnya itu. Namjoon duduk lalu mengulurkan tangan untuk mengambil camilan yang masih mengepul dari kantong kertasnya.
"Aku lagi kangen papa...."
Kalimat yang terucap tanpa beban itu mengurungkan niat Namjoon untuk menggigit kue berbentuk ikan yang baru saja ditiupnya. Perlahan senyumnya memudar. Menyadari bahwa kedua remaja itu tak lagi saling bercerita tentang apapun yang mengisi kepala mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
FanfictionKamu udah jadi sahabat aku sejak kecil, sekarang aku ingin jadi sahabat hidup kamu selamanya another [JinNam] short story