Dear Diary 3

153 16 0
                                    




🌨️


"Ke Jepang, Joonie?" Seokjin membulatkan matanya.
"Jauh sekali....."

Namjoon mengangguk pelan. "Om itu ngajak aku sama mama liburan kesana..."

"Oh...."
"Joonie gapapa?" Ditatapnya kepala tertunduk itu khawatir.

"Gak tau, hyung...."
"Nanti Joonie gak bisa main sama Jinnie-hyung lagi..."

"Kan liburannya masih seminggu lagi, Joonie..." Seokjin berusaha tertawa menghibur sang sahabat.
"Kita masih bisa main disini"

"Hehe.....iya ya..." Akhirnya Namjoon mengangkat kepalanya dan tersenyum kecil.



Namjoon berlari dengan kedua tangan menggenggam kotak mainannya erat. Lesung pipi manis itu tercetak jelas di tiap sisi pipi gemuknya.

Ia berhenti di depan kelas 2, melongokkan kepalanya mencari-cari sosok yang beberapa hari lalu bermain bersamanya di rumah.

Senyumnya perlahan memudar, Seokjin tidak terlihat diantara kakak-kakak kelasnya.

"Oh? Kamu cari siapa, adik kecil?" Seorang guru wanita yang baru saja selesai mengajar merendahkan tubuhnya.

"J-Jinnie-hyung...." Namjoon menatapnya sambil sesekali melirik kembali ke dalam kelas.

"Sayang sekali......Jinnie hari ini tidak masuk, Namjoonie..." Wanita berkemeja itu melirik singkat bagde nama sang anak kecil di dadanya.

"Jinnie sakit sejak kemarin malam...tadi pagi mamanya telepon"

"Yahhh......" Namjoon tertunduk sedih memeluk kotak mainannya.

"Kamu bawa apa itu?" Sang guru tersenyum gemas mengusap kepalanya.

"I-ini.....buat Jinnie-hyung..."
"Besok Joonie pergi dan gak ketemu lagi sampai masuk sekolah nanti, bu guru....."

"Ahh......maaf ya, Namjoonie...." Telapak tangan itu terus mengusap-usap kepala yang semakin tertunduk.
"Nanti usai liburan kalian main lagi yaa...." Ia berjongkok di hadapan Namjoon.
"Namjoonie jangan sedih...."

Bocah kecil itu mengangguk-angguk kemudian menegakkan kepalanya perlahan. "Joonie pulang aja deh...."

"Terimakasih bu guru...." Ia membungkukkan badannya dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Hati-hati, Namjoonie...." Guru wanita itu menghela nafas panjang dan tersenyum iba menatap punggung sang murid yang telah berlari meninggalkannya.


"Loh? Kenapa mainannya dibawa lagi, sayang?"

"Hiks......"

"Namjoonie? Eh....kenapa nangis?" Yeon Ji menarik putera kesayangannya ke dalam pelukan.

"Hyungie sakit, ma....hiks..."
"Joonie gak ketemu hyungie tadi" Isak tangisnya semakin keras.

Sang ibunda mengerjapkan matanya sambil tersenyum. "Udah yaa.....nanti kan ketemu lagi..."
"Hey.....jangan nangis, sayang....kan besok kita mau jalan-jalan..."

"Hiks.....ma...." Namjoon melonggarkan pelukan dan mengusap air matanya.
"Kenapa kita pergi sama om itu?"

"Namjoonie...." Jemari lentik itu mengusap mata dan pipinya lalu mendudukkan Namjoon di pangkuan.
"Kamu tahu kan mama selalu sibuk dan jarang sekali punya waktu sama Joonie?"

Namjoon mengangguk ragu.

"Mama cuma pingin temenin Joonie setiap hari"
"Bantuin Joonie menggambar, dengerin cerita Joonie sepulang sekolah, buat kue kalau Jinnie main dan menginap disini..."

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang