Tutorial menggaet hati Lee Know
"Just a story of a lucky-online-fangirl with all her intrusive thoughts"
Roncom slow-burn, alur maju-mundur.
NB:
Judul adalah alur waktu. Kalau masih bingung, gapapa, nanti gak bingung lagi kalau udah di surga.
Terpan...
\ play the mulmed for a better experience, tapi kalo mumet , jaangaan \
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Duri, February 2024
Mie ayam, bakso, sate, rendang, rawon, dan belut goreng cabe ijo adalah daftar makanan yang tidak mungkin bisa kucicipi untuk sekarang. Pemandangan minyak goreng super irit di wajan yang belum panas seutuhnya, membuatku bernostalgia akan hari-hari lebih menyiksa sebelumnya. Satu butir telur yang kudapat dari usahaku memungut receh di bawah kasur dan jalanan menuju warung, tadinya akan aku olah menjadi hidangan paling nikmat untuk saat ini yaitu telor ceplok tabur garam.
Akan tetapi, notifikasi hp yang kusetel dengan volume penuh saking putus asanya menunggu balasan bosku yang kurang akal itu, berbunyi dan menginterupsi acara masak-masak ala kadarnya.
Cetas!
Telurnya jatuh. TelOrnya PecAh! Yaaah...telur satu-satunya yang aku beli susah payah yang mau aku goreng yang buat makan malam, yang...yang—kok tega gitu kau lor, aku salah apa ya lor?
Sialan! notifikasi shib—
Alamak, yang bener aje? Sudah gila semua orang kurasa. Aku pun sama jikalau langsung percaya apa yang tertera di layar hp. Gara-garanya, air mataku ikut bingung mau turun atau tetap mendem di mata. Otot bibirku pun sulit memutuskan mau nyengir apa mesem-mesem aja. Hebatnya di situasi genting seperti ini, tanganku masih dapat diandalkan untuk memilih hp seharga jutaan di tangan kiri dibandingkan telor sekitar dua ribu perbiji di tangan kanan.
Tapi tahu? mau tahu apa yang paling mengagetkan hingga lambungku tidak perlu lagi diberi asupan adalah permintaan mengirim pesan dari seseorang yang ibarat kata meski aku sudah makan kembang tujuh rupa tetap mustahil akan dia lakukan. What? What the world should say man?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat malam
Apa aku menganggu?
What the hell??? Oh My Gwaaaat!!!
Aku tuh ga bisa diginiin. Aku tuh diginiin ga bisa. Ga bisa aku tuh diginiin. Diginiin aku tuh ga bisa. Bisa ga diginiin, aku tuh?
Bodoh amat laparku hilang! Segera aku melesat kembali ke atas kasur. Semua kekesalan dan penderitaanku terasa sirna seketika. Yang menjadi atensiku pastinya benda di tangan kiri. Layar hp yang ku tatap bergoyang karena tanganku gemetar saking tidak percayanya. Lebih baik tiba-tiba muncul kalimat "selamat anda kena pajak dua juta rupiah" daripada serangan seribu bayangan semacam ini. Aku yakin pasti penglihatanku yang bermasalah akibat menolak memeriksakan mata sejak lima tahun yang lalu. Masa si? masa iya aku di DM dia?!
Pliiis mau banget, tapi sumpah aku maluuu. Memang tidak ada yang tidak mungkin, tapi harusnya tidak memungkinkan. Kenapa ugal-ugalan gitu kemarin kirim pesannya? Mana isinya curhatan sama genit-genitan lagi. Sampai aku pun bungkam seribu bahasa, tidak tahu harus berbuat apa. Pliiis, gemas tapi lemes.
Cih, mentang-mentang terkenal bisa buat jantung orang jedag-jedung gini?! Yeee, siapa juga yang menyangka kalau alamat ig yang ku selipkan di buku waktu itu masuk ke daftar pencariannya. Bosku pun bisa langsung tobat kalau tahu ceritaku ini. Sayangnya tersangka sedang melarikan diri, jadi ya sudahlah tidak perlu dibahas lagi.
Bodo amat Lee Know! aku ga mau jawab. Telor aku pecah kamu buat, tanggung jawab!
Belum juga selesai dengan kebimbanganku memilih antara menjawab pesan darinya tepat tengah malam atau besok subuh saja, tiba-tiba ia menambah dua kiriman lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat malam
Apa aku menganggu?
Maaf, tidak jadi.
Aku akan segera tidur, selamat malam.
Dasar bangsul!
Bukan Mas, bukan kamu. Aku yang begitu. Sudahlah kehilangan rezeki, sekarang malah nolak rezeki. Kan Linonya jadi dipatok ayam, enggak Mas bercanda doang. Yah beginilah, hidupku kalau tidak pernah di atas, ya seringnya lesehan di bawah.
Astaga! Gusti...pesan jametku yang kemarin belum dihapus.