2/1/24

266 117 152
                                    

\ play the mulmed for a better experience, tapi kalo mumet , jaangaan \

\ play the mulmed for a better experience, tapi kalo mumet , jaangaan \

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yongsan-gu, February 2024

Dimana, dimana, dimana? Sungguh bukan bermaksud ingin bernyanyi, tapi dendangan gendang di kepala tak juga kunjung berhenti. Sudah lebih tiga kali putaran aku kembali ke tempat yang sama. Ruangannya saja aku tidak tahu, bagaimana mungkin menemukan rak C-143!

"Excuse me, how can i get the book fair?"

"You can go to the 2nd floor. You need to register first on the desk of the right side"  Senyuman manis si Eoni Geulis seketika mengguncang duniaku.

Si bodoh ini, dari tadi kek! Maklum baru pertama kali ke Korea. Masih untung aku bisa sampai ke tempat ini. Kalau tadi tidak ada ajushi-ajushi yang berteriak, mungkin aku sudah pindah alam saking groginya menunggu bis datang seperti di film drama.

Busseet! Cakep amat dah.

Tuhan, apakah tadi aku beneran menghantam bamper bis? Inikah yang namanya surga untuk jomblo setia?

Eh, aissh...di sana mana ada lansia renta apalagi bocah petantang petenteng. Seperti halnya nenek di samping ku, ia berjalan gemetar bersama anaknya yang sudah melenggang duluan karena cucunya memulai permainan kejar-kejaran dengan ibunya. Tidak mungkin kan? Sudah jelas di tempat suci itu semua manusia akan kembali awet muda. Ya, siapa tahu juga mukaku akan berubah seelok Nyonya Manjalita. Untuk itu, kuambil kaca, lalu mendapati penampakan semula. Jadi, benar ini masih di perpustakaan yang sama seperti yang diceritakan Bosku.

Mataku mana bisa berbohong, pemandangannya sungguh menakjubkan. Acara pameran buku yang melibatkan penerbit-penerbit lintas negara ini diadakan dengan sangat elegan. Tanpa memerlukan banyak dekorasi penunjang, gaya industrial dari penataan interior untuk lantai dua perpustakaan ini patut diacungi jempol. Perpaduan warna monokrom dan lantai vynil bermotif kayu, memberikan kesan hangat sekaligus berkelas.

"C... Politic Inherited...History of Bloody Economic...Distric Gangnam in Cyber Track, tunggu...wait...sek-sek, kayanya ada yang gak beres nih. Kayanya telpon Bos dulu deh, tapi kayanya gak dibalas juga si." Aku mengoceh sembari mencari sesuatu yang bisa-bisanya mengancam harga diriku.

Kembali lagi kuamati rak bertuliskan label C-143. Ekonomi, politik, sosial, dan budaya, pantas saja. Apa tidak salah info tuh, si Bos? Mau selama dan rak sebanyak apa lagi yang harus aku tili agar menemukan buku abal-abal itu. Kebiasaan Bosku buruk sekali. Tapi sejauh ini, ini yang paling jauh. Ya iyalah aku sampai nyasar ke Korea!

Ngak papa sumpah gapapa. Tapi ya, BIAYANYA NGAK DIPOTONG DARI GAJIKU JUGA BOS! 

Inginku panik tapi ya sudah terlanjur hipertensi dibuatnya. Jadi kuputuskan saja mencari buku lain pesanan si Bos. Heran, banyak maunya! Katanya ingin mempelajari sejarah Korea, tapi masih bingung belajar dari legenda atau dokumentasi fakta. Terus yang diminta, buku keluaran di bawah tahun 2000. Harus buku lama, tapi bukan yang usang apalagi robek di sisi-sisinya. Kalau bukunya disusun bersama, semua penulisnya harus asli Korea pokoknya. Lalu, KENAPA TIDAK BUAT BUKU SENDIRI SAJA BOS?! Teriakku dalam hati, tentunya.

Jal-saeng-gin-nimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang