bab 11. kasih sayang?

29 4 0
                                    

hai guyss aku mau lanjut

kasian liat raya sama karina

libur dulu guys mereka

masa nangis mulu

******************

Rembulan sudah menyelesaikan tugasnya untuk menemani dua gadis cantik yang sedang tertidur, kini cahaya hangat matahari mulai menyapa menggantikan tugas rembulan.

raya bangun lebih awal di hari minggu ini, raya diam sejenak mengumpulkan nyawanya kepalanya masih sedikit pusing, tiba tiba raya mengingat kejadian semalem reflek ia langsung memanggang pipinya mulusnya.

"raya?" panggil zidan seraya mengetuk pintu kamar raya.

"i-iyaa sebentar" ucap raya meninggikan suaranya agar zidan mendengarnya, setelah itu raya membuka pintu kamarnya. raya berdiri di depan zidan,dengan senyuman manis ke arah zidan.

"ray, aku ada urusan kalo kamu butuh apa apa telfon aku ajh ya" ucap zidan sambil tersenyum seraya mengelus puncak kepala raya.

"gw takut dan, takut kalo dio tiba tiba ke sini"

"kunci ajah pintunya, jangan buka pintu kalo itu bukan aku"

"tapi kalo dia maksa trus gedor gedor pintunya gimana?"

"ga akan raya, dio juga bakal mikir kalo kamu ikut pergi sama aku"

"humm ya udah deh lo boleh pergi"

"kalo ada apa apa langsung hubungin aku ya?"

"iyaaaa"

"good girl, aku pergi yaa pintunya di kunci ya"

"iyaaa"

zidan pergi meninggalkan raya sendiri di apartemennya, sebenernya ia tidak ingin meninggalkan raya di saat seperti ini, tapi ini juga demi kepentingan organisasinya.

*************

di rumah karina saat ini sedang sarapan bersama kecuali karina, gadis itu memilih untuk tidur perasaan sakit bercampur takut masih menguasai dirinya.

"loh, karina ga ikut sarapan mah?" tanya papah tomi, yap ayah kandung karina .

"masi tidur dia pah, mamah kasian sama dia semalam pulang larut, jadi mama ga tega banguninnya pah." jawab mama anisa dengan nada lemah lembut, ibu idaman banget sii ini jarang ngomel ngomel.

"pulang larut? main sama nicho sampe malem?" tanya tomi yang jelas khawatir, karna pekerjaannya ia jadi jarang bertemu dengan Karina.

"sendiri, dia bawa motor kemaren"

"ya udah nanti aku yang bicara sama karina"

"iya sayang, nih makanannya" ucap anisa tersenyum manis ke arah suaminya.

di kamar karina kini hanya kesunyian yang ada, gadis itu sudah bangun tapi ia malas untuk turun dan sarapan bersama, jadi ia memilih diam di kamar.

air mata gadis itu luruh di sela sela lamunannya.
karina berjalan menuju meja rias yang ada di kamarnya, ia melihat pantulan dirinya ada banyak ketidak sempurnaan di sana.

udah dong karina, raya ajah bisa bangkit masa kamu engga. inget karina, kupu kupu ga bisa ngeliat sayap indahnya sendiri:)

dia mengambil kapas dan menuangkan air toner ke kapas itu, dan mulai membersihkan wajahnya hal itu sudah menjadi rutinitas paginya, beberapa menit berlalu terdengar suara ketukan pintu dari arah luar kamarnya.

"sayang, buka dulu nak papah mau bicara" panggil tomi seraya mengetuk pintu kamar gadis cantiknya.

"iya pah, sebentar" jawab karina dari dalam kamarnya, ia menghapus air matanya dan berjalan menuju pintu untuk membukakan pintu. karina berdiri di hadapan tomi sambil menundukkan kepalanya.

"queen, nanti mahkota kamu jatuh sayang" ucap tomi kepada putri satu satunya yang sangat ia sayangi, karina mendengar itu pun langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum ke arah papahnya.

"papah boleh masuk?"

"boleh pah"

karina berjalan di belakang tomi, tomi terus memperhatikan kamar putrinya sudah sangat lama ia tidak memasuki kamar ini, tomi duduk di pinggir kasur empuk milik karina.

"Karina," tomi mengunci netra karina, jika berbicara dengan karina memang harus mengunci pandangan karina, agar gadis itu mau menjawab pertanyaannya.

"tadi, mamah kamu bilang kalo kamu pulang larut, apa benar yang di bilang mamah kamu?"

"e-em"

"Karina papah nanya loh"

"iya pah"

"kenapa pulang malem?,kan jadi kesiangan bangunnya, kamu balapan lagi?"

"karina, itu pah"

"hmm, coba bilang"

"karina, udah lama ga ikutan balapan. jadi, kemaren karina ketemu temen karina trus temen karina nawarin mau ikutan balapan ga ada jadwal balap nih. gitu katanya"

"queen, kamu tau kan papah sama mama itu khawatir sama kamu sayang"

"iya pah"

"papah dukung kamu selagi itu bener queen"

"iya pah, karina minta maaf"

"ya udah nak, sarapan kamu udh di siapin tu sama mama"

"iya pah"

setelah Tomi keluar dari kamar karina, kini gadis itu mulai beranjak dari kasur menuju toilet untuk mandi.  hari Minggu ini karina memang tidak ada agenda untuk main, mungkin hari ini akan ia gunakan untuk mengerjakan tugas rumahnya saja.

karina sudah siap dengan pakaian rumahnya, dan turun untuk makan siang? mungkin ya soalnya karina kan melewat kan sarapan, atau sarapannya kesiangan? ya gitu deh intinya.

belum sempat melangkahkan kaki keluar kamar, tiba tiba ada dering telpon dari seseorang.

"Karina" ucap seseorang di sebrang sana.

"apa no?"  seleno yang menelfon karina, tumben banget.

"kemaren gimana? cowo lo marah? " tanya Seleno yang khawatir takutnya karina kenapa napa apa lagi sampe di pukuli kaya raya.

"umm, gitu deh" ucapan Karina, sejujurnya ia juga bingung bagaimana mendeskripsikan perasaannya untuk saat ini.

"gitu gimana? lo gapapa kan? Karina?" terdengar sangat hening dari sebrang sana, namun tidak lama karina pun menjawab.

"engga, udh gw mau makan. bay"

karina yang memutuskan sambungan telepon itu,kini ia berjalan menuju ruang makan di sana tidak ada orang hanya karina.

*************

ketika raya dan karina berdiam diri dirumah masing masing, suasana terasa berbeda dengan anggota inti Ignition. para laki laki Tampan itu sedang berdiskusi mengenai permasalahan Raya.

"gw pengen Raya lepas dari dio" ucap zidan

"ga segampang itu dan" jawab zaky

"lu tau kan dio itu nekat, kalo ga raya ya karina yang kena" sahut seleno

"gw tau dan niat lo baik, tapi coba pikirin baik baik gimana nasib ke dua cewe cantik itu, jangan egois dan" ucap zaky yang jelas lah ia tidak ingin karina kenapa napa.

"iya gw tau, tapi kasian raya kalo terus terusan jadi alat balas dendam buat Dio"

"lo suka sama raya?" tebak seleno

"bukan soal suka, gw juga yakin kalo karina tau soal ini pasti dia marah ke lo berdua."

"gini gini bre, kita harus cari jalan tengahnya gimana, ya setidaknya raya bisa lepas dari dio" lerai zacky agar ke dua teman nya itu tidak ribut.

setelah beberapa saat membicarakan masalah raya. zidan pun berpamitan untuk balik, tentu ia khawatir dengan raya yang sendirian di apartemennya.

*********

thank you guys yang udah baca Ambition girl

semoga kedepannya makin banyak yang baca

dan menjadikan novel ini sebuah motivasi

terutama untuk para perempuan hebat ❤️

Ambition girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang