04

204 30 0
                                    

━⁠☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚✿ ゚。・⁠*⁠.⁠゚⁠☆━

tepat pada pukul 11 siang. 2 hari setelah ciuman terakhir. muichiro kini merasakan bahwa tubuhnya sudah lebih baik, dirinya memutuskan untuk beraktivitas. namun di larang oleh sang gadis perawat untuk menjalankan misi, setidaknya dia mengizinkannya untuk berlatih dengan batasan waktu yang di berikan oleh (name).

siang ini, matahari tidak terlihat, tertutup oleh awan gelap. nampaknya awan akan menurunkan tetesan airmata nya. "tokito-sama, bagaimana jika anda menyudahi dulu latihannya?" gadis itu menghampiri muichiro yang sedang melatih fisiknya. sementara yang di tanya hanya diam sembari melanjutkan latihannya. (name) hanya bisa menarik nafas panjang, dirinya juga berfikir bahwa tidak memiliki hak untuk memberikan perintah kepada seorang hashira.

tak lama setelahnya, hujan mulai turun membasahi bumi. (name) terkejut dan mundur beberapa langkah untuk meneduh dari air yang akan membasahinya. muichiro bersikap seakan tidak terjadi apapun, dia tetap melanjutkan latihannya dan beralih pada pedangnya. dia mengayunkan pedangnya, mengganti langkah demi langkah dan memperlihatkan seakan dia sedang menari di bawah derasnya hujan.

sang gadis yang sedari tadi memperhatikan, kini terdiam dengan penuh kesan melihat muichiro yang sedang berlatih. "hujan itu.. indah ya.." dia bergumam sembari tersenyum hangat. namun ini bukan tentang hujan.

dan pada akhirnya, sesuatu yang indah tidak akan bertahan dengan lama. muichiro terjatuh secara tiba-tiba, nafasnya tersengal dan keringat dingin menghalangi air hujan yang membasahi tubuhnya. (name) yang menyadari keadaan muichiro, langsung berlari menghampirinya tanpa memikirkan hujan yang akan membasahi tubuhnya. "tokito-sama..." (name) membiarkan tubuh muichiro tersandar pada nya. dengan nafas tersengal, muichiro meraih wajah (name) dan memberikannya ciuman untuk keempat kalinya.

entah kenapa, ciuman ini terasa berbeda. terasa lebih hangat dan lebih.. lama. tubuh (name) terdiam, membiarkan sang hashira untuk menciumnya. benarlah bukan sekedar kecupan, muichiro benar-benar merasakan bibir gadis itu kali ini. setelahnya, muichiro menatap wajah (name) dengan lekat dan menyungging senyuman. dan dengan seketika muichiro tiba-tiba kehilangan tenaganya lagi. tubuhnya kembali tersandar pada pelukan (name), namun senyuman hangat. kembali muncul pada wajah sang hashira itu.

setelahnya, (name) menemui muichiro di ruang perawatannya dengan wajah kesal. "tokito-sama! sudah saya katakan berulang kali! jangan terlalu memaksakan diri!" dia memekik demikian sembari membersihkan luka yang sebelumnya ada pada perut muichiro. "maaf." jawaban singkat itu berhasil membuat sang gadis semakin tersulut emosi.

"berapa kali anda mengucapkan kata maaf untuk hal seperti itu? saya hanya ingin anda menjaga diri.." percuma saja, yang di ajak bicara tidak akan mendengarkan. sekarang saja muichiro menatap wajah (name) yang terlihat sedang fokus mengobati luka nya sembari mengoceh tak jelas. "cantik." muichiro bergumam dengan kesadaran penuh meskipun dengan wajah datarnya.

(name) terdiam sejenak, dia dapat mendengar gumaman yang di ucapkan muichiro. namun dirinya merasa kalau itu hanya salah dengar. "hah? kalau ingin mengatakan sesuatu, katakan dengan jelas!" (name) mencoba memastikan apa yang di katakan oleh muichiro, meskipun dengan nada membentak sebenarnya dia penasaran. muichiro yang di bentak pun menjadi sedikit terkejut menggelengkan kepala dengan cepat dan diam seribu bahasa.

gadis itu kembali menarik nafas panjang, kemudian berdiri dan melangkah meninggalkan kediaman tersebut. "anda silahkan beristirahat sejenak, saya akan segera membawakan makan siang." setelah sosoknya tak terlihat lagi oleh mata muichiro, senyum kembali terukir pada wajahnya. "kau cantik" muichiro membaringkan tubuhnya dengan senyuman yang masih menempel, dia menatap langit langit membayangkan kembali wajah (name) yang selalu muncul dalam pikirannya.

𝖙𝖍𝖊 𝖈𝖚𝖗𝖘𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang