10

255 31 4
                                    

━⁠☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚✿ ゚。・⁠*⁠.⁠゚⁠☆━

pagi hari yang indah, aku rasa suasana hari ini sangat bagus. langit cerah, bunga bermekaran, angin berhembus dengan lembutnya menyejukan hari ini. seorang gadis melangkah dengan senandung kecil pada bibirnya sembari menyiram tanaman di halaman.

"hei.." tiba-tiba sebuah suara muncul dan mengagetkan gadis yang sedang bersenandung ria itu. "tokito-sama. tolong jangan mengejutkan saya lagi." keluhnya dengan kesal. sementara muichiro tertawa kecil kemudian melangkah mendekati sang gadis. "harus aku katakan berapa kali agar kau mau memanggil namaku?" dia mencubit pipi (name) dengan lembut.

(name) sendiri hanya mengangguk dan meminta maaf. "maaf, aku lupa.." nampak lucu jika di bayangkan, namun (name) memasang wajah cemberut yang tidak bisa di jelaskan dan membuat muichiro semakin gemas kepadanya.

muichiro tersenyum menatapnya, kemudian berjongkok dihadapan bunga-bunga yang masih basah karena air yang di siramkan oleh (name) tadi. dia meraih setangkai bunga kemudian meraba dengan lembut kelopak bunga itu. "kau tau, aku sudah harus kembali bertugas nanti." muichiro bergumam, namun terdengar jelas oleh (name).

"iya, muichuu. kau sudah terlalu lama berada disini, teman-teman mu pasti merindukanmu." sang gadis tersenyum manis membalas ucapan lawan bicaranya. meskipun nantinya tau dia akan merasakan suatu kerinduan, tapi dia bisa apa. "meskipun begitu, kau tetap bisa datang berkunjung, dan aku akan menyambutmu dengan senang hati." lanjut sang gadis. kata-kata tersebut membuat senyuman terukir diwajah sang hashira.

"(name), bukankah bunga ini indah?" itu yang dikatakan muichiro, namun menunjukan bunga itu bukanlah tujuan utamanya. dia hanya memancing (name) agar ikut menyamakan tinggi di sebelahnya. "gerbera merah yaa.. iya, itu cantik..." (name) tersenyum manis menatap bunga yang ada dihadapan mereka.

pada kesempatan ini, muichiro menatap (name) dengan seksama kemudian mendekat dan mencium pipi (name) dengan lembut. "iya, memang cantik." ucap sang hashira dengan senyum miringnya setelah berhasil mendaratnya kecupan kecil pada pipi sang lawan bicara.

(name) sendiri masih terdiam membeku dan mencerna apa yang terjadi. "kau membuatku kesal muichuu!" gerutu (name) sembari memberikan tatapan tajam kepada muichiro. "oh? kau mau ciuman lagi?" setelah mengatakannya, muichiro terkekeh kecil melihat ekspresi (name) yang semakin kesal.

"ehhh, hentikan itu muichuu!" (name) dengan wajah yang sedikit memerah memukul kepala muichiro dengan keras. "itu sakit.." meratapi nasibnya, muichiro mengelus kepalanya yang sempat di pukul oleh (name) tadi. "bagaimana kalau kita jalan jalan berdua?" untuk menetralisir kemarahan doi, muichiro berinisiatif mengajak (name) untuk berjalan-jalan diluar kediaman berdua.

sebenarnya bukan inisiatif, memang alasannya saja agar bisa berduaan. (name) yang diajak hanya mengiyakan, karena dia juga memiliki niatan untuk pergi berbelanja membeli beberapa kebutuhan. bisalah nanti minta tolong dia buat bantu bawain. begitulah pikirnya.

dan kini mereka berdua tengah berjalan beriringan, menyusuri jalan setapak menuju masa depan. engga. melangkahkan kaki menuju tempat tujuan untuk belanja kalau pikir (name). namun berbeda pula pemikiran muichiro, sepanjang jalan dia hanya tersenyum sendiri karena mengira ini akan menjadi dating mereka yang pertama. sementara (name) terfokus dengan daftar belanjaan yang di berikan Miya kepadanya.

"(name)? kau nampak kesal? kenapa?" setelah saling berdiam-diaman selama setengah jalan, akhirnya muichiro membuka percakapan ketika mendapati (name) menatap kesal kertas yang ada dihadapannya itu. sementara muichiro menunggu jawaban, dia masih terdiam kesal. "muichuu..." sang empunya nama yang merasa terpanggil menjawab. "iya?"

𝖙𝖍𝖊 𝖈𝖚𝖗𝖘𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang