09

169 29 0
                                    

━⁠☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚✿ ゚。・⁠*⁠.⁠゚⁠☆━

waktu untuk makan malam tiba, ao sudah selesai dengan masakannya dan juga miya sudah mengantarkan makan malam kepada muichiro di ruangannya. anak anak juga sudah berkumpul di meja makan terkecuali (name). dia masih berada di kamarnya, membaca gulungan surat yang baru saja dikirimkan oleh shinobu sebagai jawaban dari pertanyaan (name) sebelumnya.

didalam surat itu, berisi permintaan maaf shinobu kepada (name) karena terlambat membalas. juga memberitahukan jawaban dari pertanyaan (name). apa ada sesuatu yang bisa menjadi penawar racun itu?. begitulah pertanyaannya, dan shinobu menjawab dengan senang hati memberitahukannya. ternyata penawar racun itu sangat tidak bisa terpikirkan oleh (name). dia hanya perlu memberikan air rendaman mawar yang di berikan sedikit campuran obat. bahkan shinobu menyampaikan kalau muichiro sendiri seharusnya sudah mengetahui hal itu. pantas saja muichiro nampak tak senang ketika (name) menyimpan bunga mawar di kamarnya, bukan karena mengetahui bunga itu diberikan oleh naiko, tapi mungkin saja karena dia tidak ingin (name) mengetahui penawar racunnya.

seketika (name) merasa kesal. bagaimana tidak? dia sudah di bohongi, lagipula kenapa muichiro tidak mau memberitahukannya? seharusnya dia memberitahukan itu lebih awal, bahkan sebelum ciuman pertamanya di berikan kepada (name), dia bisa langsung selamat. sekarang banyak pikiran yang mengganjal, membuat (name) hampir merasakan sakit kepala, dia bahkan melewatkan makan malam.

cukup lama dia terdiam dikamarnya sampai akhirnya dia menemui hanabi dan memberitahukan apa yang terjadi. dia memilih hanabi karena dialah yang paling mungkin untuk tidak memihak, menjadikannya tempat bercerita dan tempat mencari saran adalah pilihan bagus. (name) menghabiskan waktu bersama hanabi sampai larut malam, nampaknya hanabi memang bisa sosok orang dewasa yang baik.

ketika (name) kembali ke kamarnya, dia mendapati muichiro yang sudah menunggu sembari duduk ditepi tempat tidur. "darimana saja kau?" muichiro nampak kesal karena dibuat menunggu oleh (name). "maaf tokito-sama, saya baru saja mengunjungi kamar nenek." (name) nampaknya akan berpura-pura saat ini, dia berjalan mendekat dan duduk disebelah muichiro. tiba-tiba saja muichiro merebahkan dirinya dan menaruh kepalanya pada pangkuan (name). "kau akan menepati janjimu kan?" muichiro menatap wajah (name) yang berada di atasnya. "tentu saja, tokito-sama." dengan sembari mengelus kepala muichiro, (name) memberikan senyuman kepadanya.

"(name).. boleh aku bertanya kepadamu?" muichiro angkat bicara, dan sepertinya ini akan menjadi pembicaraan yang serius. "silahkan tuan. setelahnya, saya juga memiliki pertanyaan untuk anda." seketika atmosfer menjadi semakin hening. muichiro yang masih menidurkan dirinya di pangkuan (name) mulai menarik nafas. "kau menyukai laki-laki berambut putih itu ya?" wah, pertanyaan yang tidak terduga. (name) sejenak terkejut namun mulai membalas. "kenapa anda bertanya demikian?" (name) masih berusaha membalas dengan sopan. "ao yang memberitahuku, dia bilang kau tertarik pada laki-laki itu." kali ini muichiro bersikap lucu dengan cemberut.

kekehan kecil dikeluarkan oleh (name). "saya memang cukup tertarik dengan naiko, tapi bukan berarti saya memiliki perasaan kepadanya." balasan (name) berhasil membuat muichiro terbujuk. "sekarang bolehkah saya yang bertanya?" sepertinya percakapan serius akan dimulai. "katakan saja." muichiro mempersilahkan dengan santai.

"kenapa anda tidak berkata jujur kepada saya sejak awal?" (name) menudukan kepala, menatap mata muichiro pada pangkuanya. "apa maksudmu?" muichiro nampak kebingungan, namun ucapan (name) yang tidak di jelaskan membuat muichiro tersadar akan sesuatu. "racun, bunga mawar, obat. bisa dimengerti?" muichiro terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh (name). "apa anda memang menginginkan hal ini sejak awal?" dengan perasaan kesal, muichiro mendudukan tubuhnya dan menjawab tanpa memandang wajah (name).

"memang." jawaban muichiro berhasil membuat (name) terdiam begitu saja. "jika boleh tau, kenapa?" setelah tersadar, (name) pun mulai menanyakan penyebab kenapa muichiro melakukan hal itu. "karena aku menyukaimu." yang benar saja, jawaban itu bahkan tidak pernah terpikirkan oleh (name). "bahkan ketika kita belum pernah bertemu?" (name) mencoba kembali memastikan jawaban muichiro.

muichiro memalingkan pandangannya, kini dia menatap mata (name) dengan perasaan campur aduk. "jangan bercanda, aku tidak mungkin menyukaimu secara tiba-tiba. bahkan sebelum aku menjadi seorang hashira, aku sudah berharap bisa bersamamu." lagi lagi- apa mungkin muichiro sedang mengigau. "benarkah?" pertanyaan kembali di lontarkan oleh (name), memastikan hal mengejutkan yang terjadi saat ini.

"kau pernah menyelamatkan nyawaku. disaat usiaku masih sepuluh tahun, kau menyelamatkan aku dan kakakku. mungkin aku sempat kehilangan ingatan, tapi entah kenapa aku tidak melupakan bahwa aku menyukaimu." mendengar penjelasan muichiro, (name) sempat teringat, empat tahun lalu saat pertamakali dia menetap di kediaman ini, dia pernah bertemu dengan dua anak kembar yang hampir di serang oleh iblis. (name) bukan menjadi pahlawan kesiangan, namun (name) benar-benar menolong dengan menembak iblis itu tepat pada kepalanya dengan senjata api dan membuat kepalanya meledak seketika. ilegal memang ketika seorang anak berusia duabelas tahun membawa senjata api, namun itu sebagai pertahanan diri yang di berikan oleh kakek zuma.

"sejak aku masuk menjadi anggota kisatsutai, aku mencoba mencarimu. bukankah sebuah kebetulan aku menemukanmu saat aku merasa kematian sudah akan membawaku? itu terasa seperti mimpi.." pandangan muichiro mulai menjadi sayu, dia menundukkan kepalanya karena merasa bersalah. (name) yang mendengar penjelasan dan teringat akan masalalu mencoba mengerti kenapa muichiro melakukan ini. itu bahkan sudah empat tahun lalu, muichiro benar-benar berusaha merah untuk menemukan (name) kembali.

(name) tersenyum hangat, dia mengelus kepala muichiro dengan lembut. "aku mengerti, tapi kau masih terlalu kecil untuk hal seperti itu." (name) mencoba memberitahukan kepada muichiro, meskipun dia juga menyukai muichiro, namun dia sadar ini bukanlah usia yang tepat untuk menjalani kisah perasaan seperti itu. muichiro mendonga menatap (name) dengan terkejut. "kalau begitu, kau mau menunggu?" hei, anak itu melakukan penawaran kepada mc kita.

sembari menahan tawa karena melihat ekspresi muichiro, (name) menganggukkan kepala dengan lembut. "tentu, asalkan kau juga berjanji akan menemui ku lagi saat kau sudah dewasa nanti." dirinya berniat memberikan kata-kata yang nampak seperti janji kepada anak-anak, namun siapa tau benar terjadi dimasa depan bukan?

muichiro dengan antusias tersenyum lebar dan memeluk tubuh (name). "aku akan menikahimu nanti, (name)-chan!" sekarang benar-benar nampak seperti percakapan dengan anak kecil yang berkhayal tentang masa depan. tapi seperti yang aku bilang, siapa tau benar terjadi di masadepan kan. (name) sendiri hanya tersenyum dengan mengelus kepala muichiro dan membalas pelukannya. dia tidak tau lagi harus membalas apa.

pada akhirnya (name) menyuruh muichiro untuk tidur, tapi muichiro menagih janji (name) yang akan menemaninya tidur. kemudian (name) juga ikut tidur di sebelah muichiro dengan pelukan muichiro yang masih menempel kepadanya.

saat pagi hari tiba, muichiro terbangun tanpa adanya (name) disebelahnya. dia mendudukan diri sembari mengusap matanya. "selamat pagi, tokito-sama." itu suara (name) menyapa yang baru saja data dari luar kamar. "apa yang kau bawa?" dengan penasaran, muichiro mendekati (name) yang membawa segelas air yang nampak keruh.

"apa itu?" tanyanya lagi. (name) terkekeh kecil dan memberitahukan. "ini obat yang harus anda minum." kata-kata (name) yang diucapkan dengan senyum itu berhasil membuat muichiro ketakutan. hashira muda satu ini takut obat. "tidak mau, itu aneh." muichiro bergedik ngeri di buatnya.

"hm.. kalau begitu-" tanpa basa-basi, (name) meminum air di gelas itu dan menahannya dimulut. kemudian dia mendekat kepada muichiro dan memberikannya ciuman, dia menautkan bibir agar dapat mengalirkan air yang ada pada mulutnya untuk masuk kedalam mulut muichiro. dan dengan terpaksa pula muichiro harus menelan air yang diberikan melalui ciuman tersebut. wajahnya memerah dan dia juga nampak terkejut dengan apa yang di lakukan oleh (name) secara tiba-tiba. ini masih pagi hari padahal. begitulah batin muichiro.

"maaf tokito-sama, tapi setelah ini anda tidak perlu meminum obat itu. anda hanya perlu meminum air rendaman bunga mawar saja." ucap (name) dengan senyuman. namun di balas dengan tatapan kecewa dari muichiro. "padahal aku tidak masalah jika kau melakukannya lagi.." mendengar hal itu, (name) hanya bisa memberikan tawa kecil.

━⁠☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚✿ ゚。・⁠*⁠.⁠゚⁠☆━

𝖙𝖍𝖊 𝖈𝖚𝖗𝖘𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang