05

205 32 5
                                    

━⁠☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚✿ ゚。・⁠*⁠.⁠゚⁠☆━

"nee-chan!" suara dari anak perempuan terdengar di seluruh kediaman. "sudah pagi lohh, kenapa belum bangun?" sakura mencari (name) karena tidak menemukannya di kegiatan pagi yang sudah menjadi rutinitasnya. sakura menghampiri kamar (name) dan mengetuk pintu. namun karena tak kunjung mendapat jawaban, sakura membuka pintu geser tersebut dan dibuat terkejut oleh sesuatu.

bukan (name) yang di temukannya, melainkan muichiro yang tengah berbaring di kasur itu. "tuan muichiro?" lagi lagi sakura memekik tak percaya. mendengar keributan, (name) yang sedari tadi membantu miya bersiap dikamar, mulai melangkahkan kaki menyusul asal suara. "sakura, ada apa?" (name) menghampiri sakura yang masih terkejut.

mendengar yang di cari sudah muncul, dirinya langsung melontarkan pertanyaan. "nee-chan! kenapa tuan tokito ada di kamarmu?!" sakura mengatakannya tanpa menurunkan nada bicara. "pelankan suaramu atau kau akan membangunkan tokito-sama." kedua tangan (name) mencoba menghalangi kerasnya suara sakura tadi. sementara sakura hanya cengengesan dengan meminta maaf.

"tapi, nee-chan. aku serius, kenapa tuan muichiro ada di kamarmu?" dia mengulangi lagi kata-katanya dengan berbisik. "entahlah, sepertinya dia tidur sambil berjalan semalam. jadinya aku tidur di kamarnya miya." (name) membalas ucapan sakura dengan santai. "sudah, kembali kerjakan tugasmu. aku akan memasak sarapan." sebelum meninggalkan tempat itu, (name) menyempatkan diri untuk kembali menutup pintu kamarnya dan menyuruh sakura untuk segera menyelesaikan pekerjaan yang harus dilakukan olehnya.

"ada apa tadi?" miya yang sudah selesai melaksanakan pekerjaannya menghampiri (name) yang sedang memasak di dapur. "sakura hanya terkejut melihat tokito-sama tidur di kamarku." dia hanya menjawab dengan santai. "oh.." Miya hanya membalas singkat. "eh- HAH? tuan tokito tidur di kamarmu?!" sepertinya dia terlambat berfikir.

(name) kembali menutup telinganya karena teriakan dari miya. "jangan teriak, Miya!" (name) memberinya tatapan tajam sekilas. "tokito-sama mungkin sama tidur sambil berjalan tadi malam. makanya aku menginap di kamarmu." diapun menjelaskan dengan dugaan sembari kembali fokus kepada masakannya.

miya hanya terdiam sembari memikirkan banyak kemungkinan yang ada dalam pikirannya. "aku akan pergi membantu nara, tolong siapkan makanannya." setelah selesai memasak, (name) memberikan perintah kepada miya agar menyiapkan sarapan untuk yang lainnya. sementara dia menghampiri nara yang sudah duduk di atas jembatan kayu dengan kolam ikan dibawahnya.

nara berlari menghampiri (name) yang baru saja berjalan mendekat, dan segera menariknya menuju tepi kolam tersebut. "nara.. sabar sedikit.." dia hanya bisa menarik nafas panjang. dengan antusias nara tersenyum lebar kepada (name) dan mengisyaratkan kepada (name) untuk segera melakukan sesuatu. "iya iya... jadi, ikan mana yang kau inginkan hm?" (name) bertanya dengan penuh pengertian dengan menyiapkan jaring yang akan digunakannya. dan dalam diamnya, nara menunjuk kearah bunga teratai yang mengapung.

sempat heran dengan nara, namun jika diperhatikan lebih baik ternyata ada dua ekor ikan kecil diantara ikan ikan yang lainnya. "ehh, sejak kapan ada ikan cupang disini ya?" (name) memperhatikan nara yang terdiam menunduk dengan mengangkat tangan seakan merasa bersalah. nara mengingat dirinya yang menjatuhkan dua plastik berisikan dua ikan cupang yang di dapatnya dari hazu dan aqua. kemudian dia menemui (name) dan meminta bantuan untuk mengambilnya lagi. "a-ahh. baiklah, tidak apa-apa." dia mengelus kepala nara, kemudian mengambil kedua ikan tersebut dengan jaring kecil yang di bawanya dan dimasukan kedalam toples kaca.

"ini, sayang. lain kali hati hati yaa." (name) memberikan toples tersebut kepada nara dan membuatnya kembali tersenyum bahagia menandakan rasa terimakasihnya. kemudian. nara pergi meninggalkan (name) dengan langkah senangnya. (name) yang memperhatikannya hanya bisa menggeleng kepalanya. dia bergerak membereskan barangnya dan di kejutkan oleh suatu suara. "apa yang kau lakukan disini?"

suara itu berhasil membuat (name) tersentak. "tokito-sama? anda mengejutkan saya.." (name) tersenyum kaku ketika melihat keberadaan muichiro. "apa yang kau lakukan disini?" dia sendiri hanya mengulangi pertanyaannya.

"ee- hanya membantu nara mengambil beberapa ikan, hehe." sedikit canggung tapi baiklah, dia tetap menanggapi muichiro yang nampaknya penasaran. muichiro berjongkok di tepi kolam tersebut tepat disebelah (name) dan memandang banyaknya ikan yang berenang di dalam kolam. "aku juga mau.." dia bergumam dengan sengaja agar tidak ada yang mendengarkan. namun sialnya (name) berada tepat disebelahnya, jadi (name) mendengarnya dengan jelas. "tokito-sama juga menginginkan ikan? ingin saya ambilkan?" muichiro sendiri menjadi terdiam karena (name) ternyata mengetahui apa yang dia ucapkan. dengan cepat dia menggelengkan kepala. "tidak." singkat kata yang di keluarkannya.

muichiro kembali menatap kolam tersebut, wajahnya tidak dapat membohongi kalau dia memang menginginkannya. dalam diam, (name) juga memperhatikan muichiro. sekilas tidak ada yang aneh, namun jika mengingat apa yang dilihatnya semalam, membuat (name) menyunggingkan senyuman tanpa sadar. "tokito-sama. anda menggemaskan." (name) mengucapkan itu masih dengan senyuman yang menempel di wajahnya.

"huh? eh-" muichiro yang semula menanggapi dengan acuh secara perlahan menunjukan keterkejutannya beserta wajah yang memerah. dia menjadi sedikit salah tingkah ketika mendengar pujian yang dilontarkan oleh lawan bicara. namun dia malah memasang wajah cemberut dan kembali bergumam. "kau tidak boleh mengatakan itu!" muichiro nampak kesal dengan yang dilakukan oleh (name).

merasa bersalah, (name) pun meminta maaf dengan sebenar-benarnya kepada sang hashira dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi. "kau tidak boleh! hanya aku yang boleh!" karena tidak mengerti, (name) kembali bertanya maksud dari ucapan muichiro. "kau tidak boleh mengatakan itu kepadaku. tapi hanya aku yang boleh mengatakan itu kepadamu." hashira itu melanjutkan kata-katanya, dia memalingkan wajahnya yang masih memerah dengan cemberut.

"tokito-sama, maaf saya tidak bisa menuruti apa yang anda katakan. karena anda benar-benar menggemaskan menurut saya." kali ini, dengan berani (name) membantah ucapan muichiro. dan itu berhasil membuatnya semakin memerah padam. "kau- kau ini.. ... .." muichiro nampak gelagapan membalas perkataan (name). dan pada akhirnya dia menyerah. "terserah." memang singkat, wajahnya masihlah memerah, dia juga masih nampak cemberut sembari memalingkan pandangan. namun siapa tau, hatinya kini sedang tersenyum setelah menyerah membantah perkataan (name) tadi.

(name) terkekeh kecil melihat muichiro yang nampak marah kepadanya. "saya minta maaf tokito-sama. kali ini saja saya akan membantah ucapan anda. lain kali saya akan memenuhi permintaan anda." (name) memberikan senyuman hangat kepada muichiro. seketika muichiro beralih menatap (name) dengan lekat. "kalau begitu-" ucapannya belum selesai. muichiro bergerak mendekat, meraih wajah (name) dan mencium bibirnya.

gadis itu hanya bisa terdiam dengan terkejut, kini wajahnya sedikit memerah. "kau menggemaskan." muichiro yang telah melepaskan ciumannya, menatap wajah (name) dengan senyuman. sementara (name) masih terdiam dibuatnya. kini tawa kecil keluar dari bibir sang hashira. dia pikir dia berhasil membalaskan dendamnya. "tokito-sama? bukankah anda seharusnya melakukan itu ketika keadaan genting?" (name) yang masih sedikit terkejut mencoba bertanya.

"hm? tidak juga. jika aku melakukannya, itu akan memperlambat kambuhnya racun itu di tubuhku." muichiro menjelaskan dengan santai kepada (name). "begitu ya-" (name) kembali terdiam, namun kalimatnya nampak menggantung.

"kenapa? bukankah kau juga menikmati ciumannya?" pertanyaan muichiro di lontarkan secara gamblang kepada (name). tentu saja berhasil membuat gadis itu tersipu malu. "aku- aku tidak bisa mengatakannya seperti itu. tapi.. senang jika aku bisa membantumu." dia menundukkan pandangannya dan berbicara dengan pelan. muichiro yang masih bisa mendengarkan, mulai mengangkat tangan dan mengelus kepala (name). "aku juga senang jika kau mau membantu." senyuman tidak terelakkan dari wajah muichiro. (name) sendiri tidak bisa melihat senyuman manis dari sang hashira karena dia masih menunduk dengan wajah tersipunya.

━⁠☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚✿ ゚。・⁠*⁠.⁠゚⁠☆━

𝖙𝖍𝖊 𝖈𝖚𝖗𝖘𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang