Bab 9 - Konfrontasi

3 3 0
                                    


Sosok misterius itu melangkah maju, setiap gerakannya mengirimkan gelombang ketegangan melalui udara perpustakaan yang hening. Lena, meski merasa takut, berusaha keras untuk tidak menunjukkan kepanikannya. Dia ingat kata-kata Esther dan Jonah tentang menghadapi musuh dengan keberanian dan ketenangan.

“Siapa kamu?” tanya Lena, suaranya sedikit bergetar. “Apa yang kamu inginkan dari gue?”

Pria itu tersenyum, tapi bukan senyum yang menenangkan. Itu lebih seperti senyum seseorang yang menikmati permainan berbahaya. “Namaku Vincent,” katanya. “Dan apa yang aku inginkan? Sederhana, Lena. Aku ingin menghentikanmu sebelum kamu dan teman-temanmu mengacaukan rencana kami.”

Lena mengencangkan genggamannya pada buku tebal yang baru saja dia temukan. “Rencana apa? Siapa ‘kami’?”

Vincent tertawa, suara rendahnya menggema di antara rak buku. “Oh, terlalu banyak pertanyaan, Lena. Tapi yakinlah, kamu akan tahu sebentar lagi. Untuk saat ini, aku hanya butuh buku itu yang kamu pegang.”

Dia melangkah lebih dekat, dan Lena mundur, hatinya berdebar kencang. Dia tahu dia tidak bisa menyerahkan buku itu—informasi di dalamnya terlalu penting untuk misinya melindungi Eldridge.

“Gak mungkin,” kata Lena dengan tegas. “Gue gak akan biarin kamu atau siapa pun merusak kota ini.”

Vincent menghela nafas, seolah-olah kesal dengan ketegasan Lena. “Kamu tidak mengerti apa yang kamu hadapi, Lena. Kami lebih kuat daripada apa pun yang pernah kamu bayangkan. Dan dengan atau tanpa izinmu, kami akan mendapatkan apa yang kami inginkan.”

Tanpa peringatan, Vincent meraih sesuatu di sakunya dan mengayunkannya ke arah Lena. Instingnya bertindak lebih cepat daripada pikirannya—Lena mengelak, merasakan hembusan angin tajam melewati wajahnya. Dia jatuh ke lantai, buku itu terlempar beberapa kaki dari tangannya.

Menggunakan momen itu, Vincent berlari ke arah buku, tapi Lena lebih cepat. Dia menerjang, meraih buku itu, dan berdiri dengan cepat, menghadap musuh yang sekarang ini terlihat jelas terganggu.

“Kamu mungkin kuat, Vincent,” kata Lena, napasnya tersengal. “Tapi gue gak akan menyerah begitu saja. Eldridge adalah rumah gue, dan gue akan melindunginya dengan cara apa pun yang gue bisa.”

Vincent menatap Lena, matanya mengkaji. “Ini bukan akhir, Lena. Ini hanya permulaan. Dan percayalah, kami akan kembali.” Dengan itu, dia berbalik dan menghilang di antara bayang-bayang, meninggalkan Lena sendirian di tengah kekacauan buku-buku dan dokumen yang berceceran.

Lena memungut buku itu, memeluknya erat. Malam itu, dia telah belajar sesuatu yang penting—musuh mereka serius dan berbahaya. Tapi dia juga telah membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa dia bisa bertahan dalam konfrontasi. Dia tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya; dia perlu memperingatkan Jonah dan Esther serta mempersiapkan diri lebih baik lagi.

Ketika dia meninggalkan perpustakaan, langit Eldridge yang gelap terasa sedikit kurang menekan. Sekarang, Lena tidak hanya bertarung untuk dirinya sendiri atau neneknya, dia bertarung untuk seluruh kota, dan dia tidak akan membiarkan ketakutan menghalangi jalannya.

Echoes of Eldridge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang