Al 4. Melepasmu.

50 7 2
                                    

"Ikhlas paling serius adalah mendoakannya bahagia bersama pilihannya, meski tentu aku hanya bisa tersenyum dengan luka."

~Riyan Al-Ghifari ~

🎶 Tresno liyane ~ Agiff🎧

...

Sebelum lanjut utamakan Vote terlebih dahulu! karena kalo gak di ingetin nanti kalian abis baca kabur😑🙃.

Sentil juga nih ginjalnya🐯 . Santai aku gak sekejam itu. Dikira ane Fisikopat apa nyubit ginjal orang😭.
.
.
Happy Reading 🌾.

Senyum merekah tak pernah luntur dari Riyan yang baru saja memasuki kamarnya. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini hingga menutup pintupun masih dengan senyum bahagianya.

Rifki yang kebetulan berada di kamar yang sama dengan Riyan menatap heran sahabatnya. "Sehat Yan?"

Riyan menoleh ke arah Rifki yang sedang memegang kitab di pangkuannya. "Alhamdulillah sehat Ki."

Langkahnya mendekat ke sofa yang berada di kamar. Memang kamar khusus dewan pengajar disini di lengkapi dengan dua Sofa dan kamar mandi, masing-masing kamar dihuni oleh dua orang.

"Jadi gini ya rasanya jatuh cinta."

Huaa.. Dua tangan Riyan terangkat hingga berada di belakang punduknya.

Rifki menyernyitkan alisnya. "Jatuh cinta? Kaya ABG baru jatuh cinta aja."

"Ya emang baru ngerasain Ki," sanggah Riyan jujur.

Rifki sempat tercengang mendengar jawaban Riyan. "Yang bener ente? "

Riyan beranjak meninggalkan Rifki yang masih duduk, ia berjalan menuju ke arah sebuah dispenser untuk menghilangkan dahaganya terlebih dahulu. Mungkin kebanyakan senyum sendiri nih..

Riyan melirik ke arah Rifki yang masih menunggu penjelasan. "Makannya jadi temen tuh jangan cuek-cuek. Masa dari kecil bareng gak tau kalo sahabatnya gak pernah suka sama satu perempuanpun," tutur Riyan sedikit menyindir.

Rifki hanya berdeham untuk menanggapi ucapan Riyan, lalu kembali pokus pada kitab di tangannya. Tak lama setelahnya tidak ada perbincangan diantara keduanya tiba-tiba Riyan memecahkan keheningan. "Ki, salah gak, kalo kita suka sama seseorang?"

Garis lengkung di bibir Rifki seketika terbit saat mendengar Riyan yang seperti benar-benar baru mengenal kata cinta dan sayang. "Pada sejatinya perasaan yang bersarang di hatimu itu tidak salah. Mencintai seseorang itu wajar, tapi mencintai sewajarnya jangan berlebihan! Jangan jadikan rasa yang kamu miliki itu dapat membuat kamu lupa akan dosa didalam kemaksiatan." Rifki menjeda ucapannya. "Allah tidak melarang seorang hamba untuk memiliki rasa cinta itu. Tapi, jangan kamu salah gunakan perasaan yang kamu miliki pada tempat yang tidak seharusnya."

Riyan diam menyimak semua penuturan Rifki. Semua yang dikatakan Rifki mampu ia fahami dengan baik, ia sadar jika memang Perasaan ini tidak seharusnya singgah dihatinya. Harusnya hatinya dapat lebih terjaga hanya untuk satu orang yang kelak menjadi tempat yang seharusnya menerima perasaannya.

"Jangan sampai perasaan yang kamu miliki mengalahkan rasa cintamu pada Allah Yan! Cukup kamu kagumi dia sewajarnya, tidak perlu kamu ungkapkan. Biarkan rasa itu menjadi cinta dalam diammu pada seseorang itu, hingga sampai saatnya kelak kamu dapat mengungkapkan perasaan itu saat dia telah menjadi sah bagimu." Riyan tersenyum mendengar penuturan Rifki, tanpa di duga Riyan memeluk Rifki bangga. "Gue bersyukur punya sahabat kaya lo Ki, makasih."

AlghifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang