⚡Being Friend

50 9 15
                                    

Danielle berlari secepat mungkin yang ia bisa, mengabaikan bunyi monitor jantungnya yang mulai menggila. Rupanya sang jago merah membuatnya melupakan keadaan tubuhnya.

Meskipun begitu, Danielle tidak lupa untuk meminta orang-orang minggir ataupun sesekali membelokkan sedikit dirinya supaya orang lain disekitarnya tidak tersetrum.

Danielle langsung menyerobot APAR yang terpajang di samping almari koleksi piala sekolah, kemudian tanpa beristirahat langsung berlari kembali ke TKP, yaitu tempat sampah belakang sekolah.

Jangan katakan Danielle adalah gadis lemah yang beruntung hanya karena sedikit punya kemampuan aneh, tidak. Faktanya Danielle termasuk pelari yang handal, Danielle juga mampu menangani hal-hal seperti menggunakan APAR tanpa perlu menjerit meminta bantuan laki-laki.

Saat berlari melewati lapangan sekolah, beberapa member club futsal, termasuk Haruto, memperhatikan Danielle yang sibuk berlari menggotong APAR. Haruto bertanya-tanya siapakah gadis yang berlari dengan lincah itu.

Di tempat lain, Riki sedang sibuk menyirami api menggunakan air yang ia ambil, tapi api tak kunjung berhenti. Sampai Danielle datang sambil berteriak, "Awas!". Danielle lalu menyemprotkan APAR ke arah api, dan api perlahan padam.

Riki terbatuk-batuk karena terkena semprotan APAR dari Danielle, bahkan kini rambut dan baju Riki nampak bekas jejak berwarna putih.

"Terimakasih." Ujar Riki masih sedikit terbatuk. Riki kemudian mendekati Danielle.

Riki merogoh kantong seragamnya, kemudian menyalurkan pas foto 4x6 milik Haruto yang jatuh tempo hari di toilet. "Gua rasa lo jatohin sesuatu." Sindir Riki yang kemudian pas foto itu langsung di serobot oleh Danielle.

Danielle kemudian tengak-tengok ke kanan dan kiri, memastikan sekitar tak ada yang mengawasi, selanjutnya dia memasukkan foto itu ke kantong seragamnya.

Riki menghela napas, "Gua gak nyangka, bahkan cewe unik kayak lo ternyata penggemar gilanya si cowo puting tenggelem itu juga. Apasih yang kalian, para cewe, liat dari dia tuh?" Ujarnya.

Danielle melotot, "Koreksi. Gue bukan penggemar gilanya ya! Dan Haruto itu keren banget jadi jangan jelek-jelekin dia gitu!" Ucap Danielle.

Riki berdecih, "Cih, udah kayak yang paling deket aja lo sama dia sampe belain segitunya. Iya dah.. tapi saran gua jangan nyuri foto lagi lain kali, lo gak malu kalo ketawan sama Harutonya?" Alibi Riki.

"Ya. Makasih atas saran lo yang sebenernya gak gue butuhin." Ucap Danielle dengan nada dibuat-buat seperti mengejek. Selanjutnya Danielle mengeluarkan buku bersampul hijau dan bertuliskan nomor '5' kepada Riki.

"Nih, gue balikin sumber kesalahpahaman lo." Ucap Danielle sarkas.

Mata Riki membulat. "Lah kok bisa ada di lo?" Riki merampas cepat buku kramatnya itu.

"Begitu lo di seret keluar sama Bae dan ngeliat tampang melas lo, gue langsung ngerasa ada yang gak beres. Jadi gue langsung ambil buku lo dari geng Eunchae dan ngamanin bukunya. Masalah nyebarin salinan buku itu gue juga bener-bener gatau siapa pelakunya mengingat gue juga gak begitu perhatian sama keadaan kelas. Sebenernya gue berniat balikin ke lo setelah itu, tapi malah lo buat gara-gara." Ucap Danielle menjelaskan.

Riki rasanya terharu dan sedikit merasa bersalah karena telah berpikir buruk pada Danielle sebelumnya tanpa mencoba memahami situasinya.

"Makasih Danil..elle.." Ujar Riki.

"Heh, susah banget sih kayaknya buat lo sekedar sebut nama gue?" Ucap Danielle.

"Ya abisnya nama lo unik, lidah lokal gua susah nyebutnya bjir. Kasih penggalannya minimal biar gua gampang kalo nyapa lo." Balas Riki tak terima.

Danielle Who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang