♡☆ALZELF 4✷✿

9 2 0
                                    

haii ketemu lagiihh kangen gak sama aku:)

jangan lupa VOTE COMMENT SHARE AND FOLLOW OKE!

sedih readersnya turun;(




~~happy reading~~

"jalan anggrek sekarang"

tanpa menunggu balasan dari lawan bicara, telepon terputus secara sepihak membuat ia mendecak, malam-malam begini?! astaga bukan apa-apa, masalahnya ia baru saja pulang dari balapan dan ingin beristirahat

tanpa perijinan dari kedua orang tuanya, ia segera menaiki motor sportnya dan melaju dengan kencang menuju posisi penelepon

•••

bugh!

akh!

suara itu berbarengan dengan tubuh Lian yang ambruk bersama Zelfia, tak menunggu Lian berdiri seorang lelaki menarik keras kerah kaos yang Lian pakai dan membogemnya dengan keras sehingga menghasilkan suara yang memilukan

bugh!

bugh!

bugh!

mengumpulkan energinya dan kesadarannya karena terlalu syok, Lian pun membalas tinjuan sang lawan, tetapi selalu saja bisa menghindar

"ngapain Lo?!" tanya Lian marah, wajahnya sudah dipenuhi lebam-lebam berwarna merah keunguan berbeda dengan lawannya yang hanya kotor

"Lo yang ngapain" jawabnya dengan santai, menatap Lian dengan intens

tanpa memperdulikan Zelfia yang sepertinya sudah tidak kuat membuka matanya karena tubuhnya yang terhuyung tiba-tiba di bawah tubuh Lian

"kenapa emang? salah gue? enggak dong, dia kan jalang emang pantes digituin" jawabnya mantap, ia tidak takut sedikitpun

Sang lawan membuang muka mendengar itu, benar-benar tidak punya hati, dipikir ia tidak tau bagaimana sifat liar Lian yang selalu membawa wanita-wanita masuk kamar

"mending Lo balik" usul lelaki itu, masih tenang

"siapa Lo Brayn? kok ngatur?" tantangnya, ya Brayn tadi tak sengaja melihat salah satu musuhnya membuat keributan yang sudah beberapa kali mereka perbuat

Brayn mendekat ingin menarik kembali kerah baju Lian, tetapi dengan wajah terkejut ia berhenti

"Lo maju satu langkah lagi, pisau ini bakal gue lempar ke dia" jawab Lian tak mau kalah sembari menunjuk Zelfia dengan pisau yang kini sudah di tangannya

Brayn membeku cepat-cepat ia menetralkan wajahnya dan berusaha santai mengingat jika ucapan Lian tidak akan main-main

"good, nurut juga lo" mendengar itu pun telinga Brayn sedikit terusik, bukan apa-apa ia berniat untuk menolong sang gadis hanya dengan rasa kemanusiaan dan peduli terhadap sekitar, ia juga tidak mengenal siapa gadis itu

tanpa di duga tangan Lian melayang dengan arah mata tersorot pada Zelfia, menandakan ia akan melempar pisau dan...

tangannya tertahan, ada orang di belakangnya yang menahan tangannya bukan! melainkan pisaunya, melihat itu Brayn cepat-cepat menendang perut Lian dengan keras, sehingga ia ambruk bersamaan pisau itu terlepas lalu di lempar oleh Algar

AlzelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang