♡☆ALZELF 8✷✿

6 2 0
                                    

heyy heyy heyy

seperti biasa jangan lupa share cerita ini ke teman sahabat pacar gebetan crush atau tetangga orang tua nenek kakek oke!!

follow juga sebagai bonusnya:)





~~~~happy reading~~~~

Kamar berwarna pastel milik Zelfia, terlihat sang gadis tengah bersiap-siap untuk keluar rumah, jujur saja hatinya sangat berbanding terbalik apa yang tengah ia lakukan, ia sudah tidak tahan bak dipenjara seperti ini, memutuskan untuk nekat keluar rumah, seperti biasa yang ditunggu oleh sahabat-sahabatnya

"kayaknya papa belum pulang, mama juga paling dikamar kali ya? Abang.. mungkin keluar, jadi gausah sembunyi-sembunyi lah" monolognya, turun dari tangga menuju lantai dasar, mengendap-endap untuk tidak menghasilkan suara

pintu sudah berada di depannya, ia menghela nafas lega

baru saja ingin membuka pintu, pintu tersebut sudah terbuka terlebih dahulu

Zelfia membeku, menatap permukaan lantai, sepatu kulit berwarna coklat mengkilat, jujur ia sangat takut sekarang, meremas ujung baju yang tengah dipakainya

"Zelfia" ucap Zitho, melihat penampilan anaknya sekarang, ia menatap dengan nanar

Mendengar namanya yang dipanggil, ia mendongak

"p-papa" ucapnya terbata

"mau kemana? keluar lagi, hm?" tanyanya pelan, ia mencoba halus, mengingat kalimat sang istri Minggu lalu jika ia harus memperlakukan Zelfia dengan santai

Zelfia bergeming, apa dirinya harus mengalah lagi? ia sudah lelah dengan semuanya

lagipula malam ini tidak terlalu larut masih pukul tujuh, tidak seperti biasanya ayahnya ini pulang lebih awal

"iya, Zelfia capek pah" jawabnya dengan ragu

"duduk dulu, papa mau bicara" perintahnya, terlihat sudah ada Zeyya, yang duduk rapi di sana, sembari menyesap teh hangat yang sengaja ia buat untuk dirinya dan suaminya

"t-tapi, Cindy udah nunggu pah" ucap Zelfia sedikit ingin membantah dengan halus

"papa sudah bertemu, dan ia membatalkan acaramu" jawab Zitho dengan lugas, tak sedikitpun memikirkan hati Zelfia yang sekarang sudah mencelos mendengar itu, apa yang ingin dikatakan sehingga harus membatalkan acara bermainnya malam ini, sungguh hatinya sudah terlanjur kesal

"kakek, akan pulang ke Indonesia Zel" kalimat Zeyya, sukses membuat hati Zelfia bangkit kembali, matanya berbinar mendengar itu

"beneran mah? kapan??" tanyanya kegirangan

"tapi, kamu harus menuruti keinginan kakek" lanjut Zeyya dengan ragu, ia sedikit takut

"hah? apa maksud mama?" tanyanya

"kamu harus menerima perjodohan yang diajukan kakek" ucap Zitho meneruskan, ia tau Zeyya mungkin akan mengulur waktu, padahal malam ini mereka harus sudah memberi tau

Zelfia termenung, mencerna kalimat yang dikatakan oleh sang ayahanda

"APA?! bilang sama Zelfia, kalo ini pasti suruhan papa kan?! papa nyuruh kakek biar aku nurut kan?! papa kenapa jahat banget?!!" emosinya sungguh memuncak kali ini, mungkin biasanya ia akan membantah dengan halus, tetapi kali ini tidak

AlzelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang