Bagian Satu

4.6K 137 14
                                    

܀܀܀


Prolog :

Di kamar yang sederhana, tempat kediaman keluarga Jung. Keluarga yang di limpahkan dengan kebahagiaan, keluarga yang selalu harmonis namun begitu menginginkan seorang tuan putri di keluarga kecilnya.
Masih teringat sewaktu awal pernikahan, keduanya berniat memiliki 2 momongan saja.

Di kamar.

Pasutri yang baru menikah tersebut duduk dengan bersandar di kepala ranjang, dengan si wanita yang tengah bersandar di dada bidang si suaminya.

"Beib.. Aku hanya ingin punya dua anak.." ucap perempuan tersebut dengan memainkan jari tangan suaminya. Mendengar itu, lengan kekar tersebut mengeratkan pelukannya.

"Oke"

.

꙳ Hamil pertama.

"Yess! Aku hamil Beib!" ucap riang si perempuan menerjang tubuh kekar suaminya dengan senang, sama halnya dengan si laki-laki memeluk erat sembari memberikan kecupan pada istrinya.

"Terima kasih Beib.." ucap laki-laki tersebut, mengecup puncak kepala istrinya, lalu mengecup punggung tangan lentik itu.

.

Pemeriksaan jenis kelamin.

"Selamat Pak, Bu.. Janin yang di kandung sangat sehat dan berjenis kelamin laki-laki" ucap dokter.

Pasutri tersebut begitu bahagia mendengarnya.

Di perjalanan pulang, di mobil. Perempuan tersebut mengusap perut ratanya, tersenyum mengangkat wajahnya.

"Beib.. Ini sesuai dengan kemauan ku,"

"Em?" gumam bingung si laki-laki

"Anak pertama laki-laki lalu anak keduanya perempuan. Tentu itu sudah cukup. Target kita memiliki anak dua akan segera terwujud Beib!" melihat senyuman indah istrinya laki-laki tersebut hanya bisa tersenyum mengangguk.

Beberapa bulan kemudian.

Kelahiran pertama dari keluarga Jung begitu di sambut dengan menriah, juga penuh dengan kebahagiaan. Banyak tamu undangan yang datang sangat membuat orang ikut tertular kebahagiaan.

.

Hamil kadua

"Beib! Come here!"

"Ya?"

"Liat.."

"Beib.. Ini.." senyum dan anggukan pasti dari perempuan membuat ia mendapatkan pelukan begitu bahagianya ia kala mendapati kabar yang menggembirakan.

.

Di kehamilan yang kedua, pasutri tersebut tak memeriksakan jenis kelamin. Hanya melakukan pemeriksaan kesehatan, sengaja. Mereka ingin ini menjadi kejutan, dan rasanya begitu mendebarkan.

Saat kehamilan yang ketujuh, mereka akhirnya melakukan suatu acara kecil sekaligus membongkar jenis kelamin yang sudah terbentuk sempurna tersebut.
Keluarga tersebut melakukan acara yang meriah, banyak tamu undangan yang hadir.

Di hadapan pasutri itu sudah terdapat meja dengan kue berwarna pink dan biru. Sebagai penentu jenis kelamin yang tengah ia kandung.

MC pembawa acara mulai menghitung mundur, robot yang sudah di setel berjalan mengitari kue, untuk ia potong dan penanda jenis kelamin yang di kandung pemilik acara.

Robot tersebut berhenti di kue berwarna biru, dan memotongnya, tepuk tangan meriah begitu terdengar. Pasutri tersebut tersenyum bahagia dan saling berpelukan, walaupun di mata masing-masing sedikit sedih sebab anak yang di kandung adalah laki-laki.

Namun mereka sangat bersyukur karena anak tersebut begitu sehat, dan mereka menunggu kelahiran si jabang bayi.

4 tahun kemudian,

"Beib, aku ingin hamil lagi. Kali ini harus benar-benar perempuan eum?"

"..."

"Minhyung dan Jeno sudah cukup besar, tentu menghadirkan seorang adik lagi tak masalah beib"

"Dua sudah cukup beib, bukankah kamu pernah berkata hanya ingin memiliki dua orang anak?"

Menggeleng, "kita belum memiliki putri. Akan lengkap jika putri itu sudah lahir dan berada di tengah kita"

"..."

"Mau ya?"

"Oke"

꙳ Hamil ketiga

Pasangan suami istri itu sama-sama berada di toilet kala mendapati sang istri yang mengalami mual, segera pasutri itu melakukan pengecekan.

Duduk di atas kloset, dengan memangku sang istri sembari terus menatap gelas kecil dengan benda berwarna pink yang di rendamkan di gelas tepat di sisi wastafel kamar mandi.

Perempuan itu bangkit, kala waktu yang sudah di tentukan sudah finish.

"Aa~ aku hamil!" ucap senangnya, laki-laki tersebut memeluk dan tersenyum bahagia mengetahui istrinya benar-benar hamil.

.

Pasutri itu membagikan bahagianya kepada si sulung dan si tengah.

"Sayang.. Bubu dan Daddy ada berita bahagia" ucapnya

"Apa?" tanya anak berusia 7 tahun itu. Di sampingnya anak berusia 3 tahun itu merangkak duduk di pangkuan Daddynya.

"Minhyung dan Jeno punya adik, di sini" mendengar itu Minhyung senang, karena diam diam si sulung mendambakan seorang adik, namun adiknya harus perempuan.

"Yeay.. Dedeknya harus perempuan ya Bu.." mendengar itu Perempuan cantik itu tersenyum sambil mengangguk berbeda dengan si Daddy yang entah kenapa merasa sebaliknya, ia merasa kali ini mungkin anaknya laki-laki lagi.

.

Kelahiran.

Mereka benar-benar merahasiakannya, dari pemeriksaan janin bahkan acara yang seperti tahun lalu saat mengandung Jeno. Benar-benar di lakukan secara diam dan sederhana, mereka memilih merahasiakan semuanya hanya ingin di kejutkan dari lahirnya bayi tersebut.

Suara tangisan bayi terdengar, pasutri yang saling menukar kebahagiaan itu menatap perawat yang membawa bayi mungil di gendongan.

Bubu menerima tubuh si bayi dengan perasaan yang berdegup sama halnya dengan Daddy.

"Cantik!" ucap Daddy dan Bubu kala melihat wajah anak ketiga, perasaan keduanya semakin berbunga di benak masing-masing sudah memikirkan keinginan yang lama akhirnya terwujud. Dengan pelan tangan kekar itu menyibak selimut yang di kenakan bayinya.

Senyum di wajah pasutri itu luntur dan terganti dengan mata membulat.

"Lagi!" ucap keduanya bersamaan kala melihat kepemilikan si bayi, berjenis kelamin laki-laki.

"Wajahnya padahal terlihat lebih mirip kamu, tapi jenisnya mirip dengan ku.." ucap Daddy.
























Bersambung..

𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑲𝒊𝒕𝒂 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang