Que Sera Sera

23 0 0
                                    

Patriarki tercipta dari kekuasaan dan pengetahuan tentang emansipasi lahir dari keadaan

- Khana

Bagi orang pendiam sepertiku dunia organisasi sangatlah berisik. Energiku setiap hari terkuras dan membuatku lemas seperti orang yang ditinggal kekasih.Tak ada yang kudapatkan dari organisasi selain larut dalam konflik setiap harinya. Aku ingin menjemput diriku pulang. Orang pendiam sepertiku tidak akan pernah mendapat apa-apa dari organisasi kecuali penat dan letih.

“  Mas Abshar, aku benar-benar tidak ingin masuk HIMA!”

Aku menolak pellobyannya secara terang-teragan. Aku begitu malas meladeni kating sok idealis ketika musim open reqruitment.

Namaku Khana Khuriyah Huwaida. Hidup dengan traumatis gender akibat pelecehan emosional membuatku malas untuk mengikuti organisasi kampus dimana laki-laki dan berempuan bebas bertukar pikiran. Ayahku seorang patriarki yang membuat keluarga perempuannya menjadi obyek kekerasan yang menurut mereka terlihat maskulin. Aku dan bunda selalu dipaksa tunduk kepada ayah sebagai pusat utama dalam rumah tangga. Menurut ayah, perempuan itu suwargo nunut, neroko katut (surga dan nerakanya numpang kepada laki-laki).

Ayah selalu mendikte jika memori perempuan didesain untuk menyimpan aib dan rasa sakit sendirian, sehingga aku kesulitan untuk mengutarakan perasaan. Setiap malam, aku selalu merintih kesakitan karena tekanan pikiran yang kualami, tetapi ayah selalu menganggap perempuan terlalu lemah. Aku hanya bisa bersandar pada pundak  bunda, dan itu membuatku lebih baik daripada bersandar pada ideology misoginis.  

“ Khan, kamu benar-benar tidak mau keluar dari zona nyaman?”

“ Aku cuma ingin memperluas zona nyaman dengan mengaji di pondok saja”

“ Perempuan yang suka membaca sepertimu keren, Khan. Perempuan yang suka membaca akan terbuka sisi-sisi kemanusiaanya. Mereka selalu paham arti benci, cinta, berjuang, menyerah, takut, berani dan mengalah”

“  Membaca memberimu banyak pengetahuan, tetapi organisasi memberimu kebijaksanaan dengan belajar membaca keadaan” Mas Abshar, si kating warung kopi terus saja membujukku.

Mas Abshar membukakan untukku kitab merah (kitabul falasifah) yang berjudul Refleksi Terhadap Sejarah. Dia mengatakan bahwasanya terdapat dua pemahaman dalam sejarah, yaitu sejarah tak terelakkan dan sejarah determinan. Sebagian sejarawan meyakini bahwasanya sejarah adalah keniscayaan sehingga arus sejarah tak terelakkan.
Masa lalu, masa kini, dan masa depan adalah keniscayaan yang tidak dapat diubah. Hidup adalah serangkaian garis takdir yang dilukiskan di kanvas kehidupan. Dia seperti tiupan angin kencang yang memaksa daun-daun berjatuhan.

Tuhan Maha Romantis. Dia menetapkan takdir manusia atas Iradah-Nya, tetapi dia membiarkan manusia sendiri menemui takdirnya dari segala arah yang tak pernah disangka. Jika ada fi’il lazim maka ada fi’il muta’addi, jika ada takdir mubram pasti ada takdir mu’allaq dan jika ada sejarah tak terelakkan pasti ada sejarah determinan.

Dalam paham ini sejarah sebagai ilmu verstehen harus memiliki hukum yang sama dengan ilmu erklaren. Jika terjadi peristiwa A maka akan terjadi juga peristiwa B dan seterusnya. Jika daun kering yang tertiup angin bisa berjatuhan, dia juga bisa terbang bebas di nabastala bersama hembusan angin.

Abshar kemudian membukakan buku-buku Pramoedya. Dia mengatakan bahwasanya melalui majas yang lembut Pramoedya berhasil merepresentasikan kedudukan kaum Nyai agar mereka memiliki sejarah.

Jika kata Ranke “ No Dokumen no history” lantas apakah kaum vernurable tidak berhak memiliki sejarah?

Pramoedya membuktikan bahwasanya sejarah bukan milik Tuhan, tetapi sejarah diciptakan oleh manusia melalui tulisannya.

Que sera sera hanyalah penenang dari ketidakpastian di masa depan. Fidel Castro pernah mengatakan La Historia Me Absolvera yang memiliki makna jika kamu berani mencetak sejarah, maka sejarah akan membebaskanmu

“ Mana yang kau pilih sekarang?”

Que sera sera atau La Historia Me Absolvera?

“ Que sera sera atau La Historia Me Absolvera?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast Khana

Cast Abshar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast Abshar

Satu Periode Bersamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang