APAKAH MASA SILAM SELALU TENTANG MENINGGALKAN?

4 0 0
                                    

Ketua himpunan memberitahu kami jika folk zine akan dilaunching bersamaan dengan dies natalis himpunan. Launching folk zine akan diisi dengan diskusi insidental membedah tokoh Gayatri Rajapatni karena bertepatan dengan Women's History Month, dan divisi intelektual meminta Nawal menjadi pemantik.

Hari-hari kuhabiskan dengan Nawal untuk berdiskusi di mushola pesantren sehabis dirosah Qur'an. Nawal selalu memintaku memilahkan sumber mana yang akan dia gunakan merangkum materi. Maklum, ini kali pertamanya dia menjadi
pemantik dalam acara besar.

Menurut kesepakatan dalam rapat besar serangkaian acara Dies natalis diisi dengan proker unggulan dari setiap divisi, yaitu Talk Show sejarah dari divisi PSDM dan pemilihan duta sejarah dari divisi jaringan kerja.

Lagi dan lagi permasalahan acara dibuat rumit karena miskomunikasi dalam pellobyan pemantik.

Kordinator PSDM mendadak menghubungiku untuk membantu Nawal mengisi thalk show sejarah. Secara mendadak kordinator acara mengubah term of reference materi dari Gayatri Rajapatni : Historical Feminism Nusantara menjadi Perempuan Sebagai Refleksi Historis Pra Kolonial dan Pasca Kolonial, dari kajian sejarah perempuan, menjadi posisi perempuan dalam sejarah.

Aku diminta mengisi materi sejarah perempuan pasca kolonial dan Nawala mengisi kiprah perempuan pra kolonial.

Divisi PSDM terlalu bersemangat dengan ide barunya yang membuat lupa dengan realitas lapangan. Dies natalis sudah berada dalam hitungan hari. Aku sebagai sie kesekretariatan sudah disibukkan dengan screening berkas calon duta sejarah. Begitu dengan Nawal sebagai sie acara sudah disibukkan dengan rundown yang berantakan.

" Na, tadi aku dichat Huda katanya term of reference materi dirubah menjadi kajian perempuan lintas masa" Ucapku dengan hati-hati.

" Menurutku kita buat tawaran saja, Khan antara kembali ke konsep awal atau kita suruh divisi intelektual mencari pemateri pengganti"

" Talk show sejarah hanya kurang hitungan hari, lantas mau dimana lagi divisi intelektual mencari pemateri lain?"

" Jangan egois, Na. Kita berdua akan berusaha menyajikan materi terbaik. Kita semua lelah, tetapi ketika acara berjalan lancar, rasa lelah akan tergantikan dengan kebahagian" .

" Cobalah berpikir pragmatis sebentar. Merubah konsep seminar bukan hanya menyulitkan pemateri, tetapi kordinasi dengan semua talent dan panitia"

" Kamu terlalu mudah panik untuk kemungkinan yang belum tentu terjadi esok"

Nawala benar. Pikiranku selalu mempertanyakan kemungkinan buruk yang barangkali tidak terjadi. Rasa takut diasingkan selalu menderap tanpa ampun. Aku selalu takut menjadi benalu yang harus disingkirkan.

Barangkali rasa tidak enakan itu membuatku merasa tidak berguna jika tidak bisa diandalkan oleh tim. Barangkali rasa cemas membuatku gegabah sehingga bekerja terlalu keras dan menderita dua kali lipat.

Tidak ada yang baik-baik saja dalam hidup, apalagi dalam organisasi. Setiap orang dibekali dengan tanggung jawab untuk diselesaikan, bukan untuk saling dilampiaskan.

Ketua himpunan bilang jika beban yang tidak dibagi tidak akan bisa dimengerti. Lantas, jika semua orang menjadikan beban mereka sebagai adu nasib, bukankah setiap pilihan yang diambil adalah tanggung jawab yang harus dijalani?

Kericuhan kembali terjadi ketika thalk show diselenggarakan. Kerusuhan bermula ketika divisi riset dan pengembangan literasi Badan Eksekutif mahasiswa mengkritik kronologi materi yang disampaikan. Anggota dewan mahasiswa meminta kajian sejarah disampaikan secara diakronik, tidak hanya fokus pada tokoh sejarah yang banyak diulas dalam narasi besar, seperti Gayatri Rajapatni.

Satu Periode Bersamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang