Selamat membaca
Maaf masih banyak typo dan juga masih belajar.
Ini untuk mengisi kegabutanku.
Gak suka tinggalkan lapak.Pov askara
Aku menatap wajah cantik yang kini sedang tidur terbaring di ranjang rumah sakit.
Sudah seminggu aku seperti ini,sebelum pergi ke kantor aku harus ke sini sekedar memberi bunga mawar putih untuk nya dan pulang pun aku akan kemari untuk melihat apakah dia semakin membaik.Tak ada sehari pun aku tidak kerumah sakit dalam satu minggu ini.
Banyak hal yang aku ingin katakan padanya dan pada semuanya.
Saat melihat wajah cantiknya ini semakin membuat aku merasa bersalah, apa yang telah aku lakukan selama ini padanya.Begitu pula satu minggu ini, para sahabat ku yang dulu seringkali ada masalah aku selalu bercerita pada mereka, namun kini jangan kan untuk bercerita, mengatakan yang sebenarnya terjadi saja akun tidak sanggup.
Melihat mereka satu persatu dan mengatakan yang terjadi aku tidak hanya kehilangan mereka untuk kedua kalinya, tapi mereka juga akan melakukan hal lebih untukku yang aku saja tidak tau apa itu.
Tapi untuk hari ini, aku akan pulang ke apart dan memberanikan diri untuk mengatakan apa yang terjadi.
"Askara, aku perlu bicara berdua dengan mu di ruangan ku"
Lamunan ku buyar saat suara fazura kakak ku yang entah sejak kapan tiba. Aku hanya menganggukan kepala ku dan mengikuti nya keluar dari kamar rayana di rawat untuk menuju ku ruangan kerjanya.
"Apa ada masalah dengan raya?" Tanya ku langsung saat kami telah sampai tanpa menunggu kak fazura duduk.
"Iya, Raya semakin hari semakin memburuk"
"Kenapa, apa tidak ada cara lain? Pasti ada jalan nya kan"
"Tidak aska, saat ini pengobatan raya terbilang sangat terlambat, seharus nya raya dari awal melakukan ini"
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Raya akan pergi"
Kata yang lolos dri mulut fazura sudah sangat aku mengerti untuk sekarang.
Pergi dalam artian apa.Aku hanya bisa terdiam dengan fazura yang menangis sesegukan kini dalam pelukan ku.
"Raya tau dia akan pergi, dia ingin jantung nya di donorkan untuk Tita"
*******
Sedari tadi tian masih melamun memikirkan keadaan keluarganya yang sedang tidak baik-baik saja.
Kopi yang yang sedari setengah jam yang lalu kini tampak dingin.Tian masih memaksakan agar kopi yang sudah dingin itu untuk masuk kedalam mulut nya. Selain melamun tian tidak lupa memesankan kopi hitam yang di sayangkan tian tidak suka akan kopi, namun dia mecoba meneguk nya,tian belajar menyukai kopi karena rayana sangat menyukai itu.
Beberapa hari ini tian juga banyak melakukan aktivasi yang biasanya rayana lakukan,contoh ny seperti saat ini, dia akan menyukai kopi saat rayana keluar dari rumah sakit dan akan menemani rayana minum kopi setiap sore nya di halaman belakang rumah yang seperti rayana lakukan selama ini.
Rasya yang notabe nya kawan dekat Tian hanya menghela nafas dengan kasar nya untuk kesekian kali nya.
"Sampai kapan? Sampai kapan lu nyiksa gue dengan cara gini an?" Tanya rasya dengan greget nya pada tingkah tian seminggu ini.
"Sampai semua hal yang raya suka gue juga suka, lu tau kan selama ini gue gak pernah ada waktu untuk dia" Jawab nya dengan wajah lesu.
"Tapi ya gak gini cara nya, lu ajak gue bangun pagi untuk jogging padahal lu tau gue benci bangun pagi, lu ajak gue makan ramen pedas, sampe gue diare padahal gue juga ga bisa makan pedas dan sekarang yang benar aja lu ajak gue ngopi di tempat mantan guee! Gue di tinggalin nikah an" Cerocos nya panjang lebar yang pada akhir kalimat melirik arah meja kasir di mana mantan nya berasa.
"Ya maaf, dia juga gak akan mikir aneh-aneh, Tenang" Jawab tian dengan wajah yang masih lesu menatap cangkir kopi yang masih berisikan kopi.
Rasya pun yang mendengar itu hanya menggeleng kan kepalanya cengo kepada Sahabat nya itu.
"Wow, kita setiap hari kesini asal lu tau ya an dia kirain gue ga bisa move on, gue diare juga setiap hari ramen lun kasih makan siang,bahkan gue harus bangun pagi untuk jogging"
"Itu yang di sukan adik gue raya, yaudah ayo kita pergi aja" Putusnya di akhir.
Rasya yang mendengar itu tersenyum girang dan secara bangun dari duduknya.
"Serius, yaudah ayo pulang"
"Kok pulang, kita akan ke perpus ujung kota, temenin gue baca buku"
Rasya kembali duduk ke tempat nya. Tidak menjawab bahkan pura-pura tuli.
*****
Askara meninggal kan ruangan dokter fazura dan kembali masuk ke ruangan inap rayana dengan mata yang memerah.
Dia bingung harus mengatakan dengan seperti apa bahwa dia hancur dan sakit.
Dia bingung apa yang harus ia lakukan.
Untuk pertama kalinya dalam hidup ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk orang yang di cintainya itu."Kenapa bangun?" Tanya askara saat tiba melihat rayana yang sudah bangun dari tidurnya.
"Boleh bacakan dongeng untuk raya tidak? Papa kenapa belum datang"
"Papa tadi udah datang, tapi kamu nya tidur, sekarang papa lagi ke luar sebentar"
Askara terus tersenyum menatap lekat bola mata indah itu. Yang baru askara sadari, rambut rayana telah habis.
Hanya bersisa kan kupluk. Mata nya mulai memanas, sesekali askara menghapus air matanya dengan kasar."Kenapa nangis? Besok rambut aya udah panjang lagi kok" Lirih rayana dengan sama terseyum mengembang.
Berbeda dengan hatinya begitu pula askara."Tetap terus sama aku yaa ay, aku hanya minta satu hal ini"
"Iya, aya tetap terus disini gak akan ninggalin kak as, detak jantung aya akan selalu berdetak untuk tetap jatuh cinta pada kak as"
Askara paham makna di balik kata rayana, tapi bukan itu yang askara mau, askara tidak akan mau apapun dari tubuh rayana hilang dari tempat nya.
Meski jantung yang sama tapi mereka orang yang berbeda"Kenapa kamu baik pada orang yang udah nyakitin kamu berulang kali"
"Membalas tidak ada gunanya, itu sama saja aku seperti mereka bukan?"
MAAF AGAK PENDEK.
BELUM DI REVISI DAN BANYAK TYPO
BAHAN GABUT. TOLONG KOMEN YANG SOPAN YA READERS
AKU UP KARENA TIBA-TIBA BANYAK YANG VOTE.
JANGAN LUPA VOTE DAN FOLLOW YA.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days / Sebelum Kematianku ( On Going)
Aktuelle LiteraturBagaimana jika Rayana hanya mau Askara untuk nya namun Askara hanya ada untuk Titania? Bagaimana jika apa yang Rayana ingin kan hanya Titania yang dapat kan? apa ini di sebut iri? atau emg pada dasar nya hanya ketidak adilan? saat seluruh takdir...