Levin yang tengah duduk di kursi kantornya tersenyum sambil menatap gadis pujaan hatinya yang sudah ia incar beberapa bulan ini. Sayang sekali gadis itu tidak tertarik padanya ketika Levin melakukan pendekatan dan mengungkapkan niatnya. Gadis itu beralasan masih ingin fokus pada karirnya.
Sebenarnya bukan seperti itu. Levin tahu gadis itu takut padanya. Claudia Revina Sasongko, wanita bermata hijau zamrud yang mempesona. Levin melihat wanita itu dan langsung teringat akan seseorang yang sangat ia rindukan. Angeline Zalina Atmadjaya, cinta pertamanya saat ia masih kecil.
Ya, Angeline adalah cinta pertama Levin. Sejak saat ia bersama Angeline, saat itulah hatinya sangat bahagia. Sayang sekali Angeline mengalami kecelakaan dan hilang setelah pulang dari pesta kedua orang tuanya.
Lalu Claudia sendiri, Levin melihat Claudia pertama kali saat pesta pernikahan salah satu rekan bisnisnya. Saat itu Claudia yang berprofesi sebagai MUA tengah memberi instruksi pada beberapa anak buahnya agar membenarkan make-up pengantinnya.
Dan saat itulah untuk kedua kalinya, Levin tertarik pada seorang wanita. Wanita yang mempunyai warna bola mata yang sama seperti Angeline. Warna hijau zamrud yang langka untuk ukuran orang Indonesia. Claudia adalah Putri seorang pengusaha bernama Wibowo Sasongko. Dan setelah menyelidiki, Levin bisa tahu jika perusahaan Ayah gadis itu sering bermasalah.
Wibowo Sasongko pernah terlibat kasus penipuan. Namun akhirnya bebas setelah kau Claudia membayar denda. Dan sepertinya pria itu bodoh dan tidak pernah jera. Buktinya ketika Levin menawarkan kerjasama yang terlihat menguntungkan, pria itu langsung menerima tanpa berpikir panjang dan membaca poin-poin dengan teliti.
Hal itu Levin gunakan untuk menjerat Claudia. Entah kenapa Kevin langsung tertarik pertama kali melihat gadis itu. Dan Levin tidak bisa melepaskannya. Setiap malam Levin merasa jatuh cinta dan memimpikan gadis itu bersamanya. Karena itulah, Levin akan melakukan segala cara agar gadis itu jatuh ke pelukannya, termasuk menjebak ayah gadis itu agar bekerjasama dengannya dan mengikatnya dengan perjanjian-perjanjian yang sebenarnya sama sekali tidak menguntungkan bagi Wibowo.
**
Claudia membanting sendok yang ia gunakan untuk makan saat ini. ia menatap pada sang ayah dan juga anggota keluarganya yang lain. Ibunya dan kedua adiknya saling menatap, tidak tahu harus berkata apa karena Claudia terlihat sangat marah.
"Aku tidak bisa meminjami uang lagi Yah. Kebutuhanku juga banyak agar bisnis mua dan dekorasiku terus berjalan. Jika ayah tidak kuat dengan modalnya, kenapa ayah nekat bekerja sama dengan para pengusaha besar itu."
Wibowo menghembuskan napas berat, entah kenapa ia kesal pada keponakan yang sudah ia angkat sebagai anak ini. Sejak bisa mencari uang sendiri, Claudia makin rajin membatahnya dan makin tidak sopan padanya. Padahal sejak kecil hingga kuliah, Wibowolah yang merawat Claudia karena kakaknya selaku kedua orang tua gadis itu sudah meninggal.
"Ayolah Claudia. Bisnis ini sangat menguntungkan. Jika kita bergabung, besar kemungkinan modal kita akan pulih. Kau jangan pelitlah pada ayahmu ini. Bagaimanapun juga kan ayah yang membesarkanmu sampai sekarang."
"Dan jangan lupakan kalau perusahaan yang ayah kelola sekarang adalah milik kedua orang tuaku. Ayah adalah waliku saat aku kecil maka dari itu Ayah bebas menyetir perusahaan itu. Aku juga tidak pernah ikut campur bagaimana ayah mengelolanya, tapi kumohon satu hal. Berhati-hatilah. Sudah berapa kali Ayah mengalami kerugian, dan terakhir kali malah terlibat kasus penipuan dan ayah berakhir masuk bui. Ayah tahu saat itu uangku terkuras sangat banyak untuk membebaskan ayah."
"Ayolah Claudia, tolong sekali ini saja. Hanya kurang seratus juta. Ayah tahu usahamu mengalami kemajuan yang pesat. Apa salahnya membantu ayah sendiri untuk membiayai adik-adikmu."
Claudia memutar bola matanya kesal. Jika tidak melihat ibu dan kedua adik sepupunya, ia benar-benar sudah membuang paman sekaligus ayah angkatnya ini. Bagaimana ada pria yang begitu bodoh mau berinvestasi besar padahal tidak punya uang yang cukup. Sungguh Claudia ingin menggilas kepala ayahnya saat ini juga.
"Aku tidak bisa Yah. Uang segitu sangat berarti bagiku. Apalagi untuk sekolah Radika dan Rania, kalau ayah bangkrut lagi, aku tidak mau mereka putus sekolah."
Claudia menatap ibu dan ketua adiknya yang kini kebingungan melihat perdebatan antara ia dan ayahnya. Sejujurnya Claudia merasa kasihan pada kedua adiknya itu. Ayah mereka benar-benar tidak berguna dan sering kali menyusahkan mereka sekeluarga.
"Claudia, tolonglah bantu ayahmu sekali lagi. Jika proyek kali ini sukses, Ayahmu mungkin tidak akan menjadi bebanmu lagi. Ibu yang akan menjadi jaminannya. Jika perusahaan ayahmu tidak berkembang, bukankah nanti akan merugikan dan gulung tikar."
Claudia menghembuskan napas berat. Ia yakin ayahnya sudah meracuni otak ibunya hingga ikut-ikutan membujuknya. Andai saja ibunya tahu, ayahnya adalah pria yang sangat tidak bisa dipercaya.
"Jika ayah mundur sekarang, ayah akan menghadapi tuntutan dari Levin Leonard Handoko. Kau tahu kan, pria itu sangat berbahaya."
"Apa!!! Jadi ayah bekerja sama dengan Levin Handoko. Ya Tuhan ayah, apa ayah tidak pernah mendengar desas desus mengenai pria itu di luaran sana. Levin sangat berbahaya Yah. Kenapa ayah mencari masalah dengannya."
"Siapa yang mencari masalah dengannya? Ayah hanya bekerja sama dengannya Claudia. Pria itu tidak menakutkan seperti cerita orang-orang. Ya kan proyek yang pria tawarkan pada ayah juga sangat menjanjikan. Jika ayah mundur, denda yang ayah bayarkan akan sangat besar dan mungkin perusahaan kita akan gulung tikar."
"Ya Tuhan!!!"
Claudia langsung tidak selera makan mendengar nama Levin Handoko. Beberapa bulan yang lalu, bahkan pria itu menyatakan perasaan cinta padanya. Dan tentu saja Claudia langsung menolaknya mentah-mentah. Ia tidak mau ketakutan seumur hidup karena menikah dengan pria seperti Levin.
Pria itu kabarnya tidak akan segan-segan menyingkirkan siapapun yang bersinggungan dengannya. Claudia pernah mendengar hal itu dari Putri para pengusaha yang menjadi langganan MUA-nya. Lalu kenapa sekarang ayahnya justru bekerjasama dengan pria itu. Sama saja ayahnya masuk ke kandang singa sekarang.
"Bagaimana Claudia, uangnya ada kan?" Tanya Wibowo sekali lagi penuh harap.
Claudia yang kesal menatap papanya langsung berdiri dan pergi dari meja makan tanpa mengatakan apapun. Jika sudah seperti ini dan berurusan dengan Levin Handoko, bagaimana mungkin ia bisa menolak. Bisa-bisa bukan perusahaan ayahnya saja yang akan tergulung tikar, tapi usahanya juga.
Dengan hati yang dongkol bukan main, Claudia mengemudikan mobilnya menuju kantor tempatnya bekerja sehari-hari. Bisnis dekorasi, catering dan MUA-nya mengalami kemajuan yang bagus akhir-akhir ini. Dan syukurlah, ia tidak tergantung lagi pada ayahnya yang menyebalkan itu. Claudia tidak bisa membayangkan jika ia tidak bekerja, ayahnya dan ibu angkatnya itu pasti akan menindasnya seperti dulu.
"Aaaaaaw."
Sibuk melamun, mobil Claudia menyerempet mobil lain saat ada di lampu merah. Claudia langsung keluar dan berniat meminta maaf pada si empunya mobil. Claudia mengetuk kaca mobil bagian depan dan seketika ia terpana melihat wajah tampan pria itu. Levin Handoko memang sangat tampan. Dan pria ini tidak kalah tampannya. Sejenak, Claudia tidak bisa berkata apapun sampai bunyi klakson mobil yang ada di belakang mobilnya berbunyi dengan nyaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Princess ( On Going )
RomanceVanessa tidak menyangka, tindakannya untuk menolong seseorang justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Semuanya dimulai dari kejadian dimana majikannya yang terkenal dingin dan kejam akhirnya menikah dengan wanita pujaannya. Malam hari setela...