menghindar

23 5 1
                                    

Setelah selesai upacara, kalana berjalan cepat menghampiri anggara, karena ia punya urusana dengan cowok tersebut

"Ga" panggilnya berlari kecil mengampiri anggara yang kebetulan tengah berjalan sendirian

"Ada apa kal?"

"Masalah olimpiade"

Anggara mengangguk paham "nanti pas istirahat kita belajar barang, diperpus, pulang sekolah nanti kita belajar di rumah gwe aja, nanti lo pulangnya barang gwe"

Kalana mengangguk menyetujui

Liat lah anggara, jika kalana yang ngajaknya bicara, dibals dengan panjang x lebar, beda kalau dengan teman-temanaya sangat singat, dan ingin rasanya arrasya membanting cowok itu ke luar angkasa, untung arrasya tidak mempunya keberanian akan hal itu, yang ada malah ia yang di lempar oleh anggara ke peluto, tersesat sekalian kan bagus

"Yah udah aku duluan" pamit kalana

Anggara tersenyum sambil mengangguk

Kalana pun berlalu meninggalkan anggara, punggung mungil kalana masih ditatap lekat oleh anggara

"Nga" panggil langkara

Anggara menoleh kebelakang, terlihat teman-temannya berjalan mendekat kearahnya

"Kelas" ucapnya sambil berjalan meninggalkan sahabat-sahabatnya

"Sabar-sabar" atlas menahan dada arrasya yang sepertinya akan menyumpah serapah cowok itu, tapi tenang aja, arrasya anak baik dan sopan, ia tidak akan berucap kasar kok.

"Aduh risih gwe lama-lama sekolah disini" keluh sean, karena jadi tatapan genit para sisiwi yang mengilainya "gwe pindah aja lah ke korea" lanjutnya

"Bagus dong, beban indonesia sedikit berkurang kalau lo pinda" sahut atlas dari samping aska

"Lo ngusir gwe"

Atlas mengangguk "sebenar nya sih"
Mendapat tatapan mau dari sean "ayo ketenagh lapangan" sambil menyingsing tangan bajunya kebahu

"Barani ngk lo las?" tatang langkara "tapi kalau gwe liat-liat, lo akan masuk rumah sakit setelahnya" tertawa

"Lo juga lang, lawan gwe muak gwe lama-lama"

"Pegang tangannya lang, gwe yang hajar" sean berucap

"Join lah" arrasya menyahuti

"Lah" binggung atlas "harusnya lo berpihak ke gwe, ngk sama oppa nyesat sama bule kawe ini" menujuk sean dan langkara bergantian

"Gwe masih punya dendam sama lo"

"Udah lah tunggu apa lagi, gebukin lah" aska ikut angkat suara

"Ck, jahat bangat lo semua, zas" adunya menatap memohon kepada siketua berhadap arzegas berpihak kepadanya

Arzegas tersenyum jahil "sorry gwe berpihak sama sean aja. Karena orang tua gwe juga dari negara lain"

"Kampret" umpat atlas, disini emang atlas lah yang menjadi sasaran untuk ternistakan

"Jagan sentuh aku mas" sambil menujuk satu persatu temanya "jangan sentuh aku" sambil memengang dadanya dramatis

"Lama-lama lo gwe banting benaran ini" kesal aska jengah menghadapi tingkah laku sahabatnya satu itu

"Jangan lah aspan"

"Apaan tu aspan?" tanya sena

"Aska papan" jawabnya ngasal

Pltak..

"Sakit om" keluh atlas mengadu

"Och cayang cini penyuk om yuk" langkara berucap seperti membujuk anak kecil sambil membetang lebar tanganya

ARZEGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang