mulai dekat

64 5 0
                                    

"Jangan pernah kau berharap lebih kepada orang yang jelas berbeda dengan mu, dari awal kita memeng sudah tidak ditakdirkan untuk berjodoh, percayalah pencipta kita sudah menentukan siapa yang pantas untuk kita, jangan lupa untuk selalu berdoa yang terbaik untuk kita dan jodoh kita"

                    Atlas devano wijaya

7. Mulai dekat

Setelah jam istirahat Elliot duduk dibawah pohon yang ada di perkarang sekolah mereka ia menunggu kalana, karena gadis itu ingin membeli cemilan untuk menemani mereka dibawah pohon itu

Cukup lama Elliot duduk menunggu kalana matanya berbinar bahagia saat melihat sosok atlas yang sedang tersenyum bahagia sambil berlari dikerjar oleh cemen

Melihat senyuman atlas tanpa sadar senyumnya ikut terundang, "ya ampun gans bangat, gus satu itu" ucapnya pelan hanya ia sendiri yang mendengar

Elliot mengigit bibir bawahnya sangat kuat sampai membuat bibir itu terluka dan mengeluarkan darah, ia sadar jika ia dan atlas tak akan pernah bisa bersatu, itu yang membautanya sakit hati dan sampai melukai bibirnya dengan cara menggigitnya

"Atlas, gwe harap jodoh gwe kelak itu lo" lirihnya tanpa permisi air mata Elliot luruh begitu saja, rasanya dadanya sesak sekali mengingat ia dan atlas berbeda, temboknya sangat tinggi sangat susah untuk Elliot melewatinya

"Sorry lama"

Dengan cepat Elliot menoleh kesamping dan menghapus air matanya takut kalana tau kalau ia habis menangis

"El" panggil lembut kalana karena Elliot hanya diam dan terus menatap kesamping tidak menatapnya "lo ngk papa?"

Elliot hanya mengangguk "aman" ucapnya terdengar sedikit serak dari suaranya

"Elliot habis nagis?" kalana dengan cepat memeluk gadis itu

Dalam pelukan kalana Elliot kembali menangis "kenapa gwe sama atlas beda kal" lirihnya

Kalana menepuk pelan bahu kelana "Elliot ngk boleh ngomong gitu, ngk baik juga kan"

Elliot mengeleng kuat didalam pelukan kalana "gila gwe lebay bangat kan?" tanya masih dalam pelukan kalana air mata masih mengalir deras di pipi mulusnya

Kalana mengeleng sambil terus mengusap penuh sayang bahu sahabatnya itu "wajar el, cinta kadang emang suka bercanda"

"Kal gwe mau atlas"

"Gwe harus apa, dipaksa juga bukanlah hal yang baik"

Elliot kembali melihat ke arah atlas yang sedang dipiting leher nya boleh langkara tepat di bawah keteknya sambil tertawa, terlihat jika atlas sedang terbatuk-batuk

"Islam itu kaya gimana?"

Mendengar itu kalana mengeleng tidak tau "kita sama, kalana mana tau"

Elliot berdiri dari duduknya dan mengambil satu botol minuman mineral yang di beli boleh kalana tadi, dan berlari kecil menghampiri atlas

Kalana hanya diam dan terus memperhatikan sahabat nya itu, jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam, ia merasa kasihan dengan Elliot, tapi kalana tidak tau harus berbuat apa, kalana hanya berharap apapun keputusan pencipta ia harap sahabatnya itu bisa secepatnya menemukan jalan menuju ke bahagia nya

"Hy atlas" sapa Elliot

Atlas yang masih terbatuk-batuk menatap kesamping mata cowok itu merah dan wajahnya juga ikut merah

Dengan ringan tanpa beban Elliot menendang tulang kering langkara tanpa perasan "sialan lo, liat sahabat lo hampir mati gara-gara lo" ketusnya

"Lah" bingung langkara sambil menggaruk kepala nya yang tak gatal, nama nya juga bercanda pikirnya 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARZEGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang