3. POV Nia

1.5K 43 0
                                    

SEBELUM MEMBACA PENCET TOMBOL BINTANGNYA DULU SEBAGAI VOTE 🌟

KOMEN DI SETIAP PARAGRAF NYA SUPAYA MAKIN SEMANGAT UPDATE ❤️🔥

Jangan di baca doang vote nya juga!

Happy Reading!

*****

"lea!"teriak seseorang di belakang Lea

"Iya"jawab Lea dengan lega akhirnya dia bisa lepas dari Shaka sang mafia psycho itu

"Kok Lo lama banget, sih?"tanya Nia dengan mengangkat satu alisnya

"Hehe, maaf. Kita udah lama ya gak ketemu. Ehh, pas ketemu udah gede aja"celutuk Lea sambil memeluk Nia dan pelukan itu di balas oleh Nia

"Iya, gue juga gak nyangka kita bisa ketemu lagi. Lama banget Lo di Italia, baru balik sekarang"ucap Nia

"Ehh, ini udah malem. Kita pulang yok, soalnya kan besok sekolah"ujar Lea dengan cepat agar tidak ketahuan jika dia baru saja bertemu dengan Shaka secara tidak tepat

"Yaudah sih ayok, gue juga udah ngantuk"ucap Nia karna memang ia sudah mengantuk

"Yaudah, jangan lupa besok sekolah, yah!"peringat Lea

"Padahal Lo baru balik dari Italia, kenapa pengen langsung sekolah?"tanya Nia

"Gak tau, pokoknya besok jangan sampai telat"jawab Lea

"Yaudah, terserah Lo, deh. Gue balik dulu, byee"pamit Nia

"Hati-hati di jalan!"teriak Lea

"Siap!"teriak Nia tak kalah keras dengan teriakan Lea

Di dalam mobil Nia sedang bertengkar dengan pikirannya, di antara penasaran dan tidak mungkin. Tapi, mungkinkah dia?

"Kenapa ya, kok gue ngerasa ada yang di sembunyiin sama si Lea, tapi....udah deh gak mungkin kan dia nyembunyiin sesuatu dari gue? Tapi, suara mobil tadi itu? Hufft, udahlah bodo amat"gumam Nia di dalam mobilnya

Tapi apakah benar itu dia? Apakah benar itu dia? Tapi tidak mungkin.

"Dahlah, jangan terlalu mikirin itu bikin beban gue nambah aja. Gue besok gak boleh telat, kalau telat nanti si Lea marah lagi sama gue gara-gara telat datang ke sekolah"

Nia sudah pulang dan ia tak melihat kakak dan ayahnya itu, di ruang tamu biasanya juga selalu ada. Tapi mengapa mereka tidak ada? Sudahlah, untuk apa ia memikirkan mereka? Mereka saja tidak pernah memikirkan bagaimana kondisinya, kenapa ia harus memikirkan nya segala?

"Ngapain juga gue harus mikirin mereka? Mereka aja benci banget sama gue gara-gara kesalahan pahaman waktu dulu pas gue masih kecil"ucap Nia bodo amat, ia langsung pergi dari ruang tamu menuju ke kamarnya untuk tidur. Ia tak mandi karena malas, makanya ia langsung tidur saja.

Ia harus istirahat dengan secukupnya supaya besok bisa pergi sekolah tanpa ada kata terlambat, tapi kenapa ia tidak bisa tidur seakan-akan ia terus memikirkan hal yang tak penting.

"Gue harus bisa tidur"perlahan-lahan akhirnya Nia tertidur dengan sangat pulas dan di dalam tidurnya seperti biasa, ia selalu mimpi dirinya bersama ibunya.

Apakah Nia serindu itu kepada ibunya? Sudah bertahun-tahun lamanya hidup tanpa bimbingan seorang ibu di sampingnya, ia menderita dari kecil karena ayah dan kakaknya membenci kepadanya karena telah di tuduh sudah membunuh ibunya sendiri.

Di didik sangat keras masih kecil, mandiri dari kecil, dewasa sebelum waktunya juga. Itulah Nia, gadis yang tidak beruntung soal keluarga.

*****

Spam next di sini!

See you next part!

Hello, Shaka! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang