CHAPTER 8

22 9 1
                                    

Gama merasakan sakit di sekujur tubuhnya setelah melakukan adu jotos dengan Arkan dan piyik-piyiknya tadi.

"Ck, sakit banget bangsat" Umpatnya pelan

Gama teringat dengan Aca, Apakah gadis itu sudah tidur atau belum.

"Gue pulang" Gama berdiri lalu mengambil jaket kebanggaan LYGOPHILE dan memakaikannya.

"Hati-hati" Ucap Kenan

"Hati-hati bos, Jangan ampe belok arah kerumah ayang" Goda Gio

"sok tau" Balas Gama

Gama berjalan menuju motornya
Menyalakan mesin motor dan langsung kerumah gadisnya.

Setelah 20 menit berlalu Gama sampai di depan rumah sederhana milik Aca dan mama nya Hana.

Gama mengetok pintu masuk, Dan terdengar suara dari dalam.

"Iya? ada apa? GAMA!!!" Aca kaget melihat keadaan Gama yang jauh dari kata baik-baik saja.

Aca membantu Gama berjalan masuk kerumahnya.
Dengan langkah sempoyongan akhirnya Aca mendudukkan Gama di sofa rumahnya.

Wajah Aca terlihat dingin tidak seperti biasanya.

"Kenapa?" Tanya Aca dingin

Sudah di pastikan gadis itu marah sekarang, melihat kondisi Gama yang tidak lucu itu.

"Biasa"

"Apanya yang biasa Gama?"

"Tawuran"

Aca memegang kepalanya frustasi, Gama memang suka membuatnya Khawatir seperti ini.

Aca berjalan menuju dapur mengambil kotak P3k disana Dan melemparnya ke arah Gama.

"Obati sendiri" Ucapnya datar

"Aku gabisa Ca" lirih Gama

"Terus?"

"Mau di obatin kamu"

Aca merasa Kasihan pada Gama, Lalu menduduki sofa di sebelah Gama lalu mengambil alih kotak P3k tersebut.

"Siniin mukanya"

"Iya"

Aca mengobati luka Gama dengan penuh perasaan takut pria itu akan meringis kesakitan.

Gama yang melihat wajah Aca secara dekat merasakan jantung nya berdetak dua kali lebih cepat.

"pretty always pretty, gadisku" Batin Gama

Aca merasakan jantung nya berdetak kencang juga, Baru kali ini ia melihat wajah tampan Gama secara dekat, Wajah yang terpahat dengan sempurna, Mata yang tajam bibir yang merah seperti bibir seorang gadis.

"Kagum hm?" Tanya Gama membuat Aca membuyarkan lamunannya.

"Percaya diri sekali anda tuan Gama" Elak Aca, padahal wajahnya sudah bersemu merah.

"Kau boleh melihatnya bahka menyentuh nya sesukamu sayang, ini semua milikmu, mengerti?" Tanya Gama

"Hum, boleh aku memegang ini?" Tanya Aca yang menunjuk Jakun Gama yang naik turun karna melihat bibir Mungil gadis itu.

"Jang...ah" Belum sempat Gama selesai berbicara Aca sudah lebih dulu memegang nya, Membuat Gama memejamkan matanya menahan hasrat yang datang karna Aca menyentuh area tersebut.

"Gama kenapa, Sakit ya?" Tanya Aca polos

Gama terkekeh pelan mendengar penuturan gadisnya yang kelewat polos.

"Tidak, Hanya takut kau membangun kan yang lain"

"Yang lain yang mana?" Tanya Aca lagi

"Ada sayang" Suara deep Gama membuat Aca menegang, itu seperti suara duda kaya yang dia dengar di Tiktok.

"Wahhh, Aku suka suara Gama, seperti suara duda kaya kesukaan aku" Aca bertepuk tangan.

"Dimana kau mendengarnya" Tanya Gama yang terlihat sedikit tidak suka mengetahui gadisnya suka mendengarkan suara pria lain selain dirinya.

"Di tiktok loh Gam, hihihi pokoknya duda itu tipe aku banget, pengen aku jadiin suami aja deh" Ucap nya tanpa melihat ekspresi Gama yang berubah murung.

"Hapus aplikasi tiktokmu cepat" Perintah Gama

"Dih kenapa? Lagian kan aku cuma halu bukan nikahin beneran"

"Tapi aku ga suka Aca, Kamu cuma boleh suka sama aku gak boleh Ama yang lain titik" Gama berbicara layaknya seorang anak kecil dan membalikkan badannya dengan bibir yang di monyongkan kedepan.

Aca melihatnya terkekeh gemas.
Oh jadi pacarnya sedang dalam mode marah dan cemburu, Lucu sekali.

Aca berdiri dan duduk di depan Gama dan memeluk pria itu.

"Gama sayang, seberapa banyakpun laki-laki diluar sana, Tidak akan bisa merubah perasaan ku ke kamu, Kamu itu ada nya di hati bukan di aplikasi" Aca melirik Gama yang sedikit tersenyum, pasti dia sekarang sedang merasa angkuh mendengar ucapan Aca.

"Gama! Gama ih, kok aku di cuekin" Aca melepaskan Pelukannya dan melihat Gama.

"Aku baper sayang" Ucap Gama dan menutup mukanya malu.

"Dih dih, Es bisa malu ternyata" Sindir Aca.

Gama menangkup wajah Aca.

"Can i?" Gama bertanya sambil melihat bibir Aca.

"Humm, Yes" Aca menjawab dengan gugup, Jujur dia belum Pernah berciuman sebelumnya.

"Thanks love" Ucap Gama dengan senyuman lebarnya.

Gama mendekat dan langsung mencium bibir Aca dengan lembut.
Gama cukup lihai membuat Aca terbuai kedalam ciumannya.

Ciuman itu berubah menjadi lumatan,
sekitar dua menit mereka tidak menghentikan aksinya.

"Aca, mama pul..." Hana terkejut melihat apa yang di lihat di ruang tamu.
Dua anak muda yang sedang bercumbu.
Bukankah itu Gama dan Aca?.

Aca kaget dan membulatkan matanya melihat Mama nya yang berdiri di ambang pintu.

Aca mendorong tubuh Gama hingga ciuman pun berahir.

"Kenapa?" Tanya Gama

"Itu" Aca menunjuk ke arah mamanya

Gama tentu nya juga kaget, sejak kapan Mama Aca ada di sana.

"Hai Tante" Sapa Gam

"Tante ga liat kok Gam, Beneran"







JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTE YA PREN.....

GAMA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang