Masa - masa putih biru akhirnya selesai. Sekarang Kalani sudah menempuh pendidikannya dijenjang SMA. Setelah banyak hal yang ia lalui dimasa putih biru, akhirnya ia bisa memulai semuanya lagi sekarang, dan juga ia berharap, kenangan - kenangan buruk yang menghantuinya tidak terjadi lagi di masa SMA ini.
SMA Harchie School yang menjadi tempatnya menempuh pendidikan selama tiga tahun kedepan itu terlihat megah dan luas. SMA itu sangat terawat dengan gedung - gedung yang didominasi warna hijau dan putih. Terdapat pohon - pohon yang terawat dan bunga - bunga yang indah. Para siswa dan siswi sudah berbondong - bondong masuk ke area sekolah. Kalani sangat gembira dengan banyak nya murid yang hampir tak terhitung itu. Ia berharap akan mendapat teman yang baik disini.
Pembagian kelas sudah diumumkan di mading sekolah. Para siswa dan siswi berjalan kesana kemari mencari kelas mereka. Kalani membaca kertas yang tertempel di mading tersebut untuk mengetahui dimana kelasnya.
"Sepuluh IPA 1", gumam Kalani setelah ia mendapatkan namanya di salah satu kertas yang bertuliskan nama siswa dan kelasnya.
Ia langsung saja pergi dari area mading menuju ke kelasnya. Ia kebingungan mencari gedung kelasnya. Ia mencari kesana kesini tetapi belum juga mendapatkan kelasnya.
Ia tak memperhatikan langkahnya dan...
Bugh!
Bahu Kalani bertabrakan dengan bahu seorang siswi.
"M-maaf... aku gak sengaja"
"Wah...wah...wah... lihat guys, siapa kah ini", ujar siswi itu dengan senyum mengejek. Kalani yang merasa mengenal suara itu langsung mengangkat kepalanya.
Dan benar saja, itu Hana, orang yang selalu merundunginya bersama dengan teman - teman gadis itu.
"Widih, gw gak nyangka lu bisa sepinter itu sampai bisa masuk ke sekolah ini",ujar Hana.
Kalani yang mendengar itu hanya bisa menahan diri dan mengepalkan tangannya. Ia takut akan merasakan rasa sakit lagi di SMA ini.
Kring! kring! Kring!
Bel sekolah itu berbunyi. Seluruh murid berlarian menuju kelas mereka masing masing.
"Yah... sepertinya lu lolos kali ini Kal, tapi gak papa. yang penting lu jangan pernah nyari muka sama guru - guru disekolah ini! Bye Kalani Adeeva...". Ucapnya dan ia langsung pergi dengan menyenggol bahu Kalani dengan kuat.
Kalani memegang bahunya yg disenggol oleh Hana. Ada sedikit rasa nyeri di bahunya itu.
"Kapan Hana bakal berhenti buat gak ganggu aku lagi?". Ujar Kalani. Padahal kalani tak pernah cari perhatian ke guru - guru semasa ia SMP. Guru - guru itu lah yang sering mendatangi Kalani dan memberi perhatian kepada Kalani. Hal itu lah yang membuat Hana marah pada Kalani dan sering membully-nya.
Kalani bergegas menuju ke kelasnya. Pada akhirnya ia mendapatkan gedung kelasnya dan langsung memasuki ruangan kelas.
Ia duduk dikursi yang kosong, yakni diujung dekat jendela. Ia menaruh tasnya dan duduk sambil mengeluarkan beberapa buku dan pena yang ia bawa.
"Hai... aku Sena, salam kenal ya". Ujar seorang gadis dengan seragam SMA dan rambut yang terikat kebelakang dengan poni rambut yang imut. Menambah kesan cantik pada dirinya. Ia mengulurkan tangannya ke Kalani sambil tersenyum manis.
"I-iya, aku Kalani. Salam kenal juga". Balas Kalani dengan senyumnya.
"Aku boleh duduk bareng kamu?" Tanya Sena.
Dua Meja dikelas tersebut digabung menjadi satu. Masing masing meja bisa ditempati oleh dua orang murid.
"Boleh - boleh kok". Ucap Kalani.
KAMU SEDANG MEMBACA
pesawat kecil
Teen Fiction"aku mau terbang dan bersenang - senang dengan pesawat itu nek" -Kalani Adeeva- seorang anak perempuan yang sedang menatap langit dengan mata berbinarnya, ia Kalani, seorang anak yang tinggal bersama neneknya karna kedua orang tuanya yang sibuk den...