Liam menatap staf itu dengan datar. "Maaf pak. Ban mobil kami tadi boco-"
"Saya tidak membutuhkan alasan kalian!!!" Ujar staf itu memotong perkataan Liam.
"Sekarang kalian saya hukum! Kalian bersihkan area renang sampai jam istirahat!" Ucap staf itu dengan tegas.
"Jangan dong pak. Ini kami cuma telat 2 menit kok." ujar Kalani dengan wajah melas.
"Mau 2 menit kek, 2 detik kek. Sama saja! Sama sama telat! Sekarang kalian langsung saja pergi kesana. Bersihin sampai kinclong."
"Kinclong kayak kepala bapak." Ucap Liam spontan. Kalani dan Deon menatap Liam dengan wajah terkejut. Bisa bisanya Liam berkata seperti itu. Staf itu juga langsung melototkan matanya ke Liam. Dan yg ditatap pun hanya santai saja.
"Kalo bukan anak pemilik sekolah, sudah saya kick kamu dari sini." Ucap staf itu dalam hati.
"Cepat kalian bersihkan! Saya bakal datang ke sana dan memeriksa kerja kalian." Staf itu pun langsung pergi tanpa pamit. Ia masih sangat kesal dengan ucapan Liam. Tapi kalau dia membalas Liam, bakal jadi bomerang buat dirinya sendiri. Bisa bisa dia yg dikeluarkan bukan Liam.
☆☆☆
Sesampainya di area kolam. Kalani mengambil beberapa peralatan untuk membersihkan kolam itu.
"Ntar lu bersihin yg disini aja. Gw ama Deon bersihin kolamnya." Ucap Liam mengambil alat yg dipegang Kalani.Kalani mengangguk paham dengan ucapan Liam. Ia pun membersihkan area lantai di sisi kolam. Sedangkan Liam dan Deon membersihkan kolam.
Byur
Deon terkejud ketika terkena air yg disiram oleh Liam. Liam seketika menyengir dan langsung berlari. Deon mengejar Liam yg sudah berlari. Ia sangat kesal karna bajunya yg hampir basah kuyup akibat Liam.
"Kurang ajar lu!" Deon mengejar Liam dengan sekuat tenaga. Mereka berdua berlari mengitari kolam.
"Sory sory! Gw gak sengaja!" Ucap Liam berteriak. Sungguh Liam sebenarnya sudah lelah berlari lari seperti ini. tetapi ketika melihat tatapan Deon yg mematikan, ia tetap melanjutkan lariannya.
"Kalian berdua yg bener dong bersihinnya! Jangan bercanda terus!" Ucap Kalani.
"Si Deon nih yg gak mau berhenti!"
"Kok jadi nyalahin gw! Kan lu duluan yg mulai!"
"Gw gak sengaja, beneran!" Ucap Liam yg terus berlari seraya mengangkat dua jarinya membentuk simbol perdamaian.
Mereka berdua terus berlari. Sampai sampai membuat lantai yg sudah Kalani bersihkan menjadi kotor kembali. Kalani pun menjadi kesal. Ia membalikkan badannya.
"Kalian jangan lari lar-"
Byur!
Liam tak sengaja menabrak Kalani yg membuat Kalani langsung jatuh ke kolam.
"Eh KAL!" Liam terkejud melihat Kalani jatuh ke kolam. Lelaki itu bersiap untuk jatuh ke kolam dan menyelamatkan Kalani. Ketika Liam sudah diujung kolam dan ingin menyebur.
Byur!
Deon lebih duluan menyebur. Deon membuka matanya di dalam air mencari Kalani yg sudah pasti tenggelam semakin dalam. Kolam itu lumayan dalam. Deon terus mencari Kalani.
Akhirnya ia menemukannya. Ia langsung memeluk Kalani dengan satu tangan dan tangan lainnya berenang untuk membawa mereka ke permukaan air.
Liam terus saja melihat ke dalam kolam berharap Deon dan Kalani selamat. Selang beberapa detik ia melihat Deon yg membawa Kalani dipelukannya.
Deon membawa Kalani ke lantai dan membaringkannya.
"Kal! Kal! Bangun." Ucap Deon.
Liam memberi handuk ke Deon. Ia langsung menyelimuti tubuh Kalani yg dingin.
"Kal! Bangun Kal." Ucap Deon. Ia menggenggam tangan Kalani berharap tubuh Kalani bisa kembali menghangat.
"Kal! Bangun! Sory Kal gw gak tau lu ada di depan gw." Ucap Liam sembari menepuk pipi Kalani pelan.
Tak ada sautan ataupun gerakan dari Kalani membuat Deon dan Liam frustasi.
"Kayaknya butuh nafas buatan nih." Ucap Liam.
"Gila lu ya! Kan bisa CPR."
"Yaudah cepetan!"
"Gw gak berani. Lu aja."
"Tinggal tekan tekan doang apa susahnya?!"
"Lu kan a-" ucap Deon terhenti karna merasakan pergerakan tangan Kalani yg digenggamnya.
"Uhuk! Uhuk!"
"Kal kal bangun Kal."
Kalani terus batuk untuk mengeluarkan air yg masuk ke mulutnya. Deon membantu Kalani untuk duduk.
Liam dan Deon menatap Kalani dengan wajah khawatir.
"Aku masih hidup?" Ucap Kalani dengan wajah polos. Saat tenggelam tadi ia merasa bahwa ia pasti sudah mati. Didalam air ia sudah berusaha untuk berenang ke permukaan. Namum usahanya sia sia. Malahan semakin dia menggerakkan tangannya, ia semakin jatuh kedalam air. Maka dari itu ia hanya pasrah dan akhirnya tak sadarkan diri.
"Masih!" Ucap Deon dan Liam bersamaan.
"Syukurlah..." Kalani pun tersenyum. "Makasih ya Deon."
"Deon?"
"Cantik" saat ini Deon masih menatap Kalani tanpa berkedip. Ia masih larut dalam pikirannya. Ia tersenyum tipis.
Karna tak ada respon yg diberikan Deon. Liam mengangkat lengannya dan memukul bahu Deon cukup kuat. Dan membuat Deon sadar dari lamunannya.
"Eh- sory sory." Ujar Deon gugup.
Kalani pun kembali tersenyum. "Makasih ya." Ucap Kalani.
"Iya." Jawab Deon singkat.
Udah ketebak belum nih alur ceritanya para readers 😁
Kira kira yang bakal deket sama Kalani siapa ya?🤔
Kuy komen
Tim Liam 👉🏻
Tim Deon 👉🏻
Jangan lupa klik gambar Bintangnya (vote) kakak😁
Terima kasiii😄🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
pesawat kecil
Teen Fiction"aku mau terbang dan bersenang - senang dengan pesawat itu nek" -Kalani Adeeva- seorang anak perempuan yang sedang menatap langit dengan mata berbinarnya, ia Kalani, seorang anak yang tinggal bersama neneknya karna kedua orang tuanya yang sibuk den...