Rumah sakit

28 4 0
                                    

Kini Kalani sedang berjalan kaki di trotoar jalan. Setelah mengajar anak anak tadi, ia langsung pulang ke rumah dengan berjalan kaki, karna jarak dari rumah anak anak itu ke rumahnya lumayan dekat.

Jalanan dekat area rumahnya memang sedikit sepi. Terkadang ia takut untuk melewati jalan di area sini dan ia memilih jalan lain walaupun agak lama. Tetapi karna sudah larut malam, ia memutuskan untuk lewat sini saja walau sedikit sepi.  Agar tak larut dalam ketakutan ia memilih bersenandung dan menyanyikan beberapa lagu.

Ia berjalan di ujung trotoar yang bersebelahan langsung dengan jalanan.

Sebuah mobil dari arah belakang Kalani melaju dgn kencang dan bagian spion mobil itu menyenggol bahu Kalani.

Bugh!

"Aw..." ia tersungkur ke depan. Tangannya lebih dulu menahan agar kepala tak terbentur aspal. Dan kakinya jatuh bersamaan dengan tangannya.

Orang didalam mobil itu keluar. "Dari mana aja lu? Jam segini masih pake baju sekolah."

"Habis jadi jal*ng mungkin ni anak" ujar temannya.

"HAHAHA, kasian bgt sih. Gak dikasih uang ya sama papanya, makanya jadi jal*ng. Udah dapet uang berapa tuh. Atau malah dapet Iphone. HAHAHA"

Mereka kembali tertawa lagi. Kalani langsung berdiri dan membalikkan tubuhnya ke belakang. Benar dugaan Kalani, mereka berdua ialah Hana dan Serin.

Kalani langsung membalikkan tubuhnya lagi dan beranjak pergi. Ia tak ingin terus ber-urusan dengan Hana, tetapi gadis itu selalu saja mencarinya dan tak membiarkan Kalani pergi tanpa luka sedikitpun.

Kalani berjalan beberapa langkah dan ia langsung dihalang oleh Hana dan temannya itu.

"Mau kabur lo?!"

"Stop ganggu gw lagi Han. Kita udah gak sekelas lagi." ucap Kalani sedikit ketakutan. Entah kenapa, Ia tak bisa melawan gadis didepannya itu. Setiap ia memberontak dari Hana, pasti ia akan kalah dan berakhir dengan tubuh yg penuh luka.

"Walaupun lo udah gak sekelas sama gw lagi, gw gak bakal berhenti bully lo. Lo udah buat gw dimarahin papa gw habis habisan gara gara rank gw turun!" Ujar gadis itu dan langsung mendorong Kalani kuat hingga kepala Kalani terbentur tiang lampu jalan.

Tak tinggal diam, Hana langsung menarik tubuh kalani dan langsung memukul wajahnya. Serin juga ikut andil merundungi Kalani.

"Sakit nek... Kalani gak kuat diginiin terus"  gumamnya.

"Udah udah Han. Hampir sekarat tu bocah"

"Gas cabut", ajak Hana pada Serin. Mereka berdua pun langsung masuk ke mobil dan menancap gas pergi dari sana meninggal kan Kalani yang hampir tak berdaya.

Tiba tiba dari arah belakang Kalani, ada sebuah mobil yg berhenti. Pemilik mobil itu langsung turun dan mendekat ke arah Kalani yg terbaring lemah.

Melihat gadis itu yg hampir sekarat. Liam langsung membopong gadis itu dan membawanya ke mobil. Ia melajukan mobilnya ke arah rumah sakit terdekat.

☆☆☆

"Gimana dok keadaan teman saya?" Tanya Liam dengan wajah yg tampak mengkhawatirkan Kalani.

"Dia baik baik saja, kami hanya mengobati luka luka yg ada ditubuhnya. Sebentar lagi ia akan bangun" ujar dokter itu.

"Terima kasih banyak dok"

"Sama sama, saya permisi ya"

Liam mengangguk. Ia langsung masuk ke ruangan Kalani. Ia duduk disamping brankar menatap wajah Kalani yg belum sadar. Ada rasa bersalah dalam dirinya yg melihat Kalani terbaring lemah dengan beberapa luka memar di tangan dan kepalanya.

pesawat kecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang