Alzia 6

9 1 0
                                    

Di sisi lain zia yang ingin keluar gerbang bersama dengan tetangganya tidak di perboleh kan untuk ke luar

"Permisi pak gadis yang itu sedang di cari pangeran mahkota" ujar pengawal itu menunjuk zia

"aku tapi kenapa?" Tanya nya dia tidak membuat kesalahan ataupun keributan

"Kami tidak tau yang pasti kau harus ikut" ucap pengawal itu sambil memegang tangan zia

"ta-tapi kenapa" tanya nya berusaha memberontak

"Ikut saja zia kami yakin kamu orang yang baik" ucap bibi lusi kepada zia tetangga yang satu ini sangat dekat dengan nenek zia jadi dia tau zia itu orang yang baik

"Baik lah tapi kalian tidak usah memenggang ku!" Ujarnya sedikit emosi

☆☆☆

"Ini dia yang mulia" ucap pengawal itu sambil membawa zia

"Baik lah kalian semua boleh pergi" ujarnya tidak ingin di ganggu mungkin dari gadis ini dia bisa mendapatkan informasi

"Dari mana kau dapatkan kalung ini?" Tanyanya dengan mata elang yang siap melahap mangsa nya

"aku mendapatkan itu dari seorang kakek tua yang aku bantu karna dia kelaparan" ujar zia sangat jujur

"kakek tua?" Tanyanya lagi

"iya kakek tua bukan nenek tua" ujarnya sedikit menyolot

"cih aku tau itu" ucap nya mulai kesal

"apakah kakek tua itu akan bilang mau kemana tujuannya? Atau rumahnya?" Tanyanya berturut turut

"Dia tidak bilang mau kemana dan aku tidak tau siapa kakek itu yang jelas dia kelihatan baik" ucapnya sambil membayangkan wajah kakek tersebut

"di mana kau tinggal" tanyanya

"Aku tidak ingin memberitahukan mu!" Ucapnya dia jaga jaga saja nanti pangeran mahkota gila ini takut menghancurkan rumahnya kan sayang itu juga rumah peninggalan nenek nya

"tidak mau menjawab hmm?" Tanyanya kembali serius dengan mata elang nya

"tidak aku tidak mau" ucap zia kekeh dengan ucapan nya

"baiklah kau akan di hukum mengerti?" Ujarnya entah kenapa pikiran jahil muncul di kepalanya

"Hukuman?" Tanyanya

"iya kau harus menjadi pelayan ku sampai kau mau memberi tau di mana rumah mu" ujarnya dengan senyum tipis dan menaikkan kedua alisnya

"Hah kau gila?" Tanya marah

"Menghina putra mahkota hmm?" Tanya nya mulai menunjukkan wajah datar nya

"Kepalamu bisa hilang sekarang juga jangan berbicara tidak sopan seperti itu" bisik kepala pelayan yang kasihan kepada zia yang mulutnya kurang sopan

"Maaf yang mulia putra mahkota" ucapnya sangat pelan tapi masih bisa di dengar

"baik lah aku memaafkan mu lain kali akan ku potong lidah mu supaya kau tidak bisa bicara" ujarnya sambil pergi

"Oh ya kepala pelayan tunjukkan kamar untuk ya" sambil membuat isyarat kepada kepala pelayan tersebut

"baik yang mulia" ucap kepala pelayan itu sambil membungkuk

"mari saya antar kan" ucap nya kepada zia

"terima kasih bu" ujar ziya

☆☆☆

Di dalam kamar zia terus mengomel kepada dirinya sendiri 'kenapa di kamar yang seburuk ini? Kenapa aku di sini gara gara gk mau ngasih tau di mana rumah ku aku kan takut rumah ku di roboh kan nya!' Ujarnya sedih tak terima nasib

'Aduh bagaimana nanti kucing aku yang lucu itu makan siapa yang akan memberinya makan' Ujarnya sambil bolak balik memikirkan kucing nya itu

"Kalau bukan karna pangeran gila itu aku tidak akan ada di sini" ujarnya sedikit teriak

"Khmm"
"Kau mengataiku di belakang?" Tanya ava

"Pa-pangeran" ujar zia sambil senyum semanis dia sudah sangat takut

"iya aku pangeran gila itu" ujar yang masih berwajah datar

"Maafkan aku pangeran aku aku tidak sengaja" ujar zia yang sudah panik

"Baiklah kau besok boleh pulang membawa kucing mu itu tapi dengan syarat harus pulang bersama ku" ujarnya

"Baik lah terima kasih pangeran" ucapnya dengan bodoh nya

Ava pun pergi meninggalkan kebodohan zia yang masih tersenyum manis itu

'Yey besok pulang bawa kucing ku aku sudah sangat merindukan nya tapi tunggu bukannya pangeran itu bilang dia akan ikut? Aduh bodoh nya aku'

"Tidakkkkkk" teriak nya akan kebodohan nya

Teriakkan zia masih terdengar oleh ava, ava pun terkekeh pelan akan teriakan itu

"Pangeran sangat tampan jika tertawa! aku sangat beruntung melihat pangeran batu ini tertawa sungguh pemandangan yang sangat indah aku akan memamerkan nya" ujar pelayan itu dalam hati nya

Selesai~~~☆

Terima kasih sudah membaca
Jangan lupa vote nya
Kek biasa kalau ada typo kasih ya

AlziyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang