SRAK!
Dengan suara robekan, kertas itu terbelah menjadi dua dan terbakar dengan terang. Dalam sekejap, kertas itu menghilang, menyebarkan asap merah muda.
Tidak, apa yang sudah kulakukan ....
Menatap hampa pada gulungan yang telah hilang dari tangannya, saat itu juga Kalia menyadari bahwa sekali lagi, dirinya telah dibodohi Simon.
Idiot.
Wanita itu menutup mata, menyalahkan diri sendiri. Perutnya bergejolak saat melihat senyum miring Simon sebelum matanya tertutup.
Sial, sial! Bocah terkutuk itu! Selalu saja mempermainkan orang!
Menggigit bibir, Kalia yang mencoba menahan amarahnya, menggelengkan kepalanya seolah menyerah akan semuanya.
Yah, ini bukan pertama kalinya aku dibodohi.
Ini bukan hal besar, dengan mudah Kalia jatuh ke dalam perangkap. Tidak ada alasan untuk marah. Dan yang paling penting. Lihat, tidak ada yang terjadi, 'kan? Sudah cukup.
"Simon, apa menggodaku adalah hal favoritmu untuk menghabiskan waktu?" Kalia menghela napas seolah menyedihkan dan mengucek dengan keras matanya yang pedih karena asap tadi.
Lalu, ia menatap Simon. "Uh ...."
Mengapa pria itu berkilau seperti itu?
Simon terlalu berkilau. Itu bukan jenis yang menyakiti mata, melainkan kilau yang menggoda, seperti apel yang matang. Kalia mengusap matanya sedikit kasar, kebingungan.
Simon melangkah maju dan memegang tangannya yang menggosok mata seolah ingin melepaskan bola matanya sendiri, lalu bertanya, "Kenapa? Matamu sakit?"
Suaranya terdengar agak manis saat bertanya apakah mata Kalia sakit, tidak seperti sebelumnya. Suara manisnya tidak mau hilang dari telinga Kalia. Namun, yang mengejutkan Kalia bukanlah itu. Saat Simon memegang pergelangan tangannya, rasa panas seperti terbakar menusuk ke dalam dirinya. Menjadi arus yang mengalir ke seluruh tubuhnya, rangsangan ini terlalu hebat sampai Kalia tersentak dan mengambil napas dalam. Terkejut, dengan paksa Kalia melepaskan genggaman Simon.
Pria itu menatapnya dengan aneh. Mata emas yang indah itu menatap intens mata zamrudnya yang bergetar kebingungan.
"Aku pasti sudah gila karena ingin menciummu dan menyentuh kulit putihmu hingga telapak tangan merah membekas di sana, atau mungkin ...."
DEG! DEG!
"Membungkam bibir itu dan mendorong ke dalam ...."
Saat itu, jantung Kalia mulai berdebar liar.
"Ingin mendorong sesuatu yang kasar, sesuatu seperti itu."
Sesuatu mulai salah.
Merasakan keanehan, segera Kalia berbalik dan berlari keluar dari laboratorium Simon. Merasa jika dirinya tetap di dalam sana, maka sesuatu yang lebih besar akan terjadi. Keringat dingin mulai turun.
"Kalia!"
Mengabaikan panggilan Simon, ia dengan cepat menuruni menara. Dan sebelum bisa menggapai tali kekang kudanya yang ada di bawah pohon ....
"Kalia!" Pergelangan tangannya ditarik oleh Simon yang dengan cepat dapat mengikutinya. Mungkin menggunakan sihir.
"Hempphh!" Serangan panas merangsang seluruh tubuhnya dari pergelangan tangan yang dipegang Simon, hingga Kalia mengeluarkan desahan aneh untuk pertama kali dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby isn't Yours
Fantasy"Bayi ini bukan milikmu." Mata Simon berkilat dingin mendengar ucapanku. Kelihatannya ia tersenyum, tetapi dengan intonasi aneh dan membekukan, Simon bertanya, "Oh, benarkah?" Suara rendah dan teduh itu, berpura-pura lembut. Kemarahan dalam suarany...