BROTHER - 15

415 47 7
                                    

selama cuti melahirkan, Nani mencari baby sitter untuk mengurus anaknya dirumah. sebenarnya tidak mudah mencari orang baik yang dapat di percaya jadi Nani lebih berhati-hati agar anaknya aman saat ia tinggal untuk kerja

"sayang sekali anak selucu ini tidak memiliki papah" ucap Nani

selama beberapa bulan Nani mengurus Quincy sendirian hingga dirinya menyeleksi satu Nani yang menurutnya paling bertanggungjawab diantara yang lain

Nani mewawancarainya lalu menyuruhnya untuk berkerja selama tiga bulan untuk masa percobaan. ia akan membuat kontrak setelah tiga bulan tersebut dijalankan dengan penuh tanggung jawab

baby sitter tersebut sudah cukup berumur tapi masih terlihat bugar dan berpengalaman dalam mengurus bayi

"oh ya bu, ibu bisa tinggal disini dan menempati kamar disana" ucap Nani sambil menunjuk satu pintu

"apa kamar itu tidak terlalu besar Khun untuk saya"

"tidak apa apa, tidak ada yang menempati kamar itu"

"terimakasih Khun"

"saya harap ibu bisa bertanggungjawab atas pekerjaan ini ya"

"saya janji akan bertanggungjawab Khun"

"ibu istirahat saja dulu, bersih bersih kamarnya dahulu agar bisa ditempatkan. seprai dan yang lainnya nanti saya siapkan"

"baik Khun terimakasih"

✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

keesokan harinya Nani sudah mulai masuk kerja. Nani melihat meja makan sudah penuh dengan menu sarapan pagi

"Bu, kamu ga perlu ngerjain pekerjaan rumah"

"gapapa Khun, saya tau Khun sibuk sekali jadi harus sarapan agar tidak sakit"

"terimakasih banyak ya Bu, ayo sarapan bareng saya"

"tidak perlu Khun, saya akan melihat non Quincy"

"panggil Quincy saja bu"

"ah iyaa saya mau melihat Quincy dulu"

"okei"

Nani menyantap sarapannya, dirinya membuka ponselnya melihat sosial media milik win dan juga dew untuk memantau kehidupan mereka berdua dengan akun baru miliknya

setelah selesai sarapan, Nani bersiap untuk berangkat kekantor

"Quincy ayah kerja dulu yaa sayang" Nani mengusap pipi anaknya

"iyaa ayahh hati hati yaa" jawab ibu menirukan suara anak kecil

"Bu saya berangkat dulu ya, saya titip Quincy"

"baik Khun, hati hati dijalan"

di kantor Nani bekerja sambil memantau Quincy dari cctv yang sudah tersambung di perangkat ponselnya

"itu siapa na?" tanya lexa

"anak akuu"

"ihh lucunya, boleh aku menjenguknya?" tanya lexaa

"tidak perlu lah ya, aku tau kamu sibuk"

"yahh, padahal pengen banget gendong anak kamu"

"kapan kapan ya"

"yess, ga sabarrr banget"

"udah sana lanjut kerja lagi"

"oteiii"

"anak sekecil ituu mau ngegendong anak bayi"

saat jam pulang kantor, Nani mampir untuk membeli keperluan pangan dan stok lainnya

sampai dirumah Nani meletakkan barang barangnya di dapur. Nani bersih bersih dahulu agar kuman yang ia bawa dari luar hilang

"Khun ini saya susun ya"

"gausah bu, biar saya aja. Quincy gimana? rewel ya"

"Quincy ga rewel, dia nangis kalo haus saja atau baru bangun tidur"

"syukurlah, makasih ya bu" Nani sambil merapihkan barang barang belanjaannya

setelah selesai, Nani makan malam dahulu baru mengambil Quincy untuk di letakkan di kamarnya

hidup Nani benar benar hanya untuk kerja, anaknya dan dirinya. tidak terikat dengan siapapun adalah suatu ketenangan baginya

✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

beberapa bulan kemudian, Nani sedang duduk di sebuah cafe. ia sedang ingin memakan cake kesukaannya dengan ice cream vanila yang bertaburkan remahan Oreo diatasnya

suara tidak asing terdengar di telinga Nani, suara yang sudah lama sekali tidak ia dengar namun kini terdengar seperti halu

"cappucino satu"

Nani menoleh ke sumber suara tersebut, melihat dew yang sedang memesan kopi tersebut. Nani kembali ke posisi semula berusaha tidak memberikan reaksi lain pada ketidaksengajaan tersebut

dew duduk benar benar di depan meja Nani. sangat gugup, itu yang dirasakan untuk pertama kali setelah sekian lama

Nani bersikap seperti biasa hanya menyantap menu yang ada di depannya

sementara disisi lain, dew menatap tajam laki laki manis di hadapannya. ingin sekali dirinya menghampiri Nani. ketika nama dew di panggil untuk mengambil pesanannya, dew berdiri lalu mengambil kopi tersebut

dew membawanya ke meja Nani. kini ia duduk di hadapan Nani. tidak ada yang bersuara sedikitpun

"apa kabar?" tanya dew pada Nani

"baik, kenapa nyamperin aku?"

"setelah sekian lama masa ga boleh nyapa? lagian juga ini ga sengaja kok"

"kamu ga mau nanya balik phi?"

"ngga sih, aku tau kamu baik baik aja"

"masa? tau darimana coba. emang kamu tau aku tiap hari mabuk biar ga inget sama kamu?"

"aku ga ada waktu juga sih buat tau soalnya kamu"

"kamu ga bisa balik lagi ke aku?"

belum sempat menjawab dew, ponsel Nani bergetar. Nani melihat nomor pengasuh Quincy tertera disana

"iya bu, ada apa ya?"

"ini Khun, Quincy dari tadi rewel banget"

"tumben banget? sakit kah?"

"tadi ibu cek, aman aman aja sih. cuma kayaknya lagi kangen sama ayahnya aja deh"

"yaudah saya otw pulang"

"okeii Khun, hati hati di jalan ya"

"iya bu"

"siapa?" tanya dew

"ga perlu tau, aku duluan ya"

"kita belum selesai ngobrol?"

"udah ga ada yang perlu diobrolin lagi, aku duluan ya"

"kalo misalnya kita ga sengaja ketemu lagi, aku ga bakal ngelepasin kamu apapun yang terjadi"

"terserah"

«to be continue»

𝙱𝚁𝙾𝚃𝙷𝙴𝚁 [𝙳𝙴𝚆𝙽𝙰𝙽𝙸] 𝙴𝙽𝙳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang