Tepat pukul 02.00 suara tangisan terdengar dari kamar Chan, Abang yang memang tak bisa mendengar suara sedikitpun saat tidur itu langsung terbangun, ia menyadarkan dirinya dan langsung beranjak membuka pintu kamar yang terhubung dengan kamarnya
Disana ia melihat Chan yang menangis dalam tidurnya seperti yang ia lihat tiap malam di rumah sakit, hal inilah yang membuat Abang juga membuat kamar Chan agar terhubung dengan miliknya untuk mengantisipasi kejadian seperti ini.
"Adek bangun, ini Abang tenang okey?" Seungcheol menggoyang pelan tubuh Chan yang kemudian membuat anak itu terbangun dengan sedikit kaget, keringat membasahi pelipisnya membuat Cheol yang tak tega langsung mengusap lembut keringat si bungsu
"Adek, adek okay?" Tanya Cheol membuat Chan menyadari si sulung yang menatap khawatir dirinya
"Ab...Abang..." Lirih Chan
"It's okey Abang disini buat adek" balas sungcheol tersenyum
Maka detik itu pula Chan menangis meraung-raung, memeluk erat Abang yang terus mengusap punggungnya dan memberikan kalimat hangat yang menenangkan
Semuanya tumpah malam itu, Chan sedih karena Abang selalu harus terbangun hanya untuk membuatnya baik-baik saja dan menenangkan dirinya yang ternyata lemah dengan ingatan masa lalu
"Tok...tok...tok..." Ketukan pintu kamar Chan terdengar Abang yang melihat Chan masih belum berhenti menangis lalu membawa tubuh kecil itu kegendongannya dan membukakan pintu
"Abang....Chan..."lirih Han begitu pintu terbuka
Sementara shua memandang sedih si bungsu yang masih menangis keras di pelukan Abang, Abang mengkode Han untuk membuatkan susu untuk Chan dan mempersilahkan shua untuk masuk, namun belum sempat pintu kamar Chan di tutup oleh shua ke empat adiknya datang menghampiri mas shua
"Mas adek kenapa ?" Tanya wonu khawatir
Mas shua hanya tersenyum dan mempersilahkan ke empat adiknya masuk ke kamar
Keempatnya lalu melihat Abang dan kini mas shua ikut memenangkan Chan yang nampak begitu ketakutan dengan wajah yang berderai air mata, saking lamanya menangis anak itu mulai terbatuk dan wajahnya mulai memerah
"Udah dong adek, kan batuk jadinya" ucap Abang lembut sambil mengusap rambut Chan sementara mas shua nampak mengusap air mata dan ingus si bungsu
Sekitar 5 menit kemudian Chan sudah tenang mas Han segera memberikan segelas air pada Abang tak lupa dirinya yang sedang membawa botol susu milik Chan
"Minum dulu adek" ucap lembut mas shua sambil menghapus air mata Chan
Chan kemudian meminum air tersebut dengan bantuan Abang dan mas shua disisinya, Ia mendongak melihat ada kakak dan abangnya yang lain disini
"Adek kenapa?" Tanya kak Nu dengan raut wajah sendu
"Adek mimpi buruk?" tanya bang Chi
"A...adek liat Bu panti" lirih Chan
"Kenapa memangnya Bu pantinya?" Tanya Jun lembut
"Bu panti pukul Chan, tangan Chan patah di injak Ama ibu panti Chan juga di kurung, Chan takut gelap kakak" jawab Chan masih terisak
"Udah nggak usah dilanjut adek, sekarang adek aman disini ada Abang, mas dan kakak yang temenin adek, Bu panti nggak akan nyakitin adek lagi" ucap bang uji serius
Chan mengangguk dan kini merentangkan tangannya ke arah mas Han, Han yang peka langsung membawa si bungsu kedekapannya dan memberikan botol susu itu pada sang adik
"Sekarang tidur yuk, mas shua temani" ucap mas shua menepuk pelan kasur si bungsu
Han membaringkan Chan dengan uji yang menyanyikan lagu tidur dan mas shua yang setia mengelus lembut rambut si bungsu lalu mas Han memegang botol susu Chan yang mulai memejamkan matanya
Wonu, Jun, Ochi, dan Abang hanya menyaksikan dalam diam sebelum bang Ochi menarik pelan tangan Abang untuk bicara diluar yang di ikuti oleh Jun dan Nu
"Abang jangan bilang tiap malam adek selalu kebangun gitu?" Tanya bang Ochi serius Ketika keempatnya sudah berada di luar kamar
"Iya tiap malam emang begitu, Han dan shua juga udah hapal makanya mereka pasang interkom dan ngehubungin itu ke kamar mereka berdua" jawab jujur Abang pada adiknya itu
"Kalau gitu ini nggak bisa dibiarkan bang, kita harus usut dan nangkep orang yang udah nyiksa adek bahaya juga buat anak panti lain yang ada disana" ucap Ochi
"Abang udah nyuruh orang buat cari info detailnya dek, Abang juga nggak akan biarin orang yang udah nyakitin Chan hidup dengan tenang" balas Abang
"Aku bakal coba minta bantuan ke temenku juga bang, biar kita lebih cepat nangkep itu ibu-ibu" tambah Jun
"Bang, Nu mau ngasih saran melihat kondisi adek untuk saat ini dibanding ngobatin fisiknya, lebih perlu kita prioritaskan dulu mental adek nanti Nu akan ngomong sama teman Nu buat bantu adek terapi" usul Nu yang disetujui oleh Abang
"Selain soal ibu panti adek pernah nggak bang bahas yang lain?" Tanya Ochi
"Nggak chi adek kalau bahas masa lalunya itu kebanyakan bungkam dianya" balas Abang
"Mungkin adek nggak mau inget itu lagi" ucap Jun
"Kasian bocil gue" lirih Ochi
"Kita jaga adek sama-sama yah" ucap Abang tersenyum pada ketiga adiknya
"Besok kita bicarain sama yang lain, Abang tuh sama mas jangan disembunyiin Mulu masalah kayak gini kita semua harus tau, bahkan adek-adek juga harus tau" kesal Nu
"Iya Nu, sebenarnya Abang dan mas juga mau ngomong kok cuman lagi nunggu waktu yang tepat aja, maaf yah kalau kesannya jadi nutupin ini dari kalian" sesal Abang
"Iya bang, kita mulai dari awal lagi yah, kita rajut kisah bahagia kita dengan lengkap mulai dari awal" ucap Jun yang membawa senyum pada ketiga wajah saudaranya.
"Abang adek udah tidur" Panggi uji pelan
"Ya udah kalian istirahat gih adek biar sama Abang aja" ucap Abang pada mereka berempat
"Bentar bang, mau cium bocil dulu" ucap Ochi yang langsung masuk ke kamar
Setelah ciuman sayang untuk si bungsu keempatnya kembali ke kamar masing- masing untuk istirahat, menyisakan tiga sulung di kamar Abang
"Kalian balik ke kamar gih Chan biar Abang yang urus" pinta Abang
"Nggak gue tidur bareng bayi gue malam ini" tolak Han
Sementara shua dia hanya tersenyum lalu berbaring di kasur Abang yang membuat Abang hanya bisa pasrah, ini dua adek kembarnya emang paling susah di atur sih
"Eh kenapa lagi?" Tanya Abang lagi saat shua kemudian bangun kembali dan malah menarik kasur lipat yang memang tersedia di ruangan itu ke samping tempat tidur Chan
Tanpa membalas Abang, shua kemudian merebahkan dirinya di atas kasur dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut Abang sambil berucap
"Good night bang, kalau butuh selimut ambil aja dilemari"
Ingin rasanya Abang marah, namun ia tahu kedua adiknya ini begitu menyayangi semua saudaranya maka dari itu Abang hanya mengulas senyum kecil dan ikut berbaring di samping mas shua sambil menatap lembut ke arah Han yang nampak memandang tak suka ke arahnya karena tidur di samping sang kembaran
"Udah jangan natap Abang gitu dek, lanjut tidur gih, malam adek-adek Abang" ujar lembut Abang pada ketiga adiknya yang mengulas senyum tipis pada dua saudara kembar itu
Jangan lupa vote dan komen yah 🥺😊
See you in the next chapter 🤗
05-05,2024
KAMU SEDANG MEMBACA
chan world
Randomhanya mengisahkan kehidupan anak bungsu keluarga Choi yang baru ditemukan setelah menghilang sejak kecil, bagaimana Chan akan beradaptasi dengan keluarga dan ke 12 abangnya?