Pagi yang hangat di kediaman Choi tentu selalu di awali dengan keributan yang menghiasi rumah mewah nan megah tersebut dari sejak pagi ada saja perdebatan yang tak penting yang mereka jadikan topik mengawali hari yang sibuk
"Eh dimana woi sepatu gue mau dipake besok ah jangan nyebelin lu Jun" kesal remaja berkacamata itu
"Nggak ada Nu! Lu kenapa nuduh gua dah?" Jun dengan nada yang lebih kesal merenggut pergi mengambil tasnya yang tertinggal di kamar atas
"Kenapa sih?" Tegur Abang yang sudah siap dengan jas kantornya
Setelah kematian kedua orang tua mereka si sulung memang mengambil alih pekerjaan dan status sebagai pemimpin keluarga dan pemimpin perusahaan mahasiswa semester 4 itu selalu sibuk entah ke kampus ataupun mengurus pekerjaan yang juga menumpuk di perusahaan
Untungnya sejak memasuki jenjang perkuliahan dua tahun lalu ia sudah diperkenalkan tentang perusahaan oleh ayahnya, bahkan kedua adik kembarnya yang memang untungnya juga sudah memasuki bangku kuliah kini membantunya juga di perusahaan bahkan berencana mengambil cuti semester saat si sulung harus mengurus skripsi dan KKN agar mereka bisa mengurus perusahaan dan adik-adik mereka.
"Eh berantemnya skip dulu plis, ini abanglu bisa meledak kepalanya denger lu pada, yang di atas juga jangan pada teriak" tegur Jeonghan si anak kedua
Jangan salah selain Jun yang meninggalkan meja makan untuk mengambil tas, di atas juga terdengar keributan lain oleh 2 siswa kelas 6 SD yang sibuk memperdebatkan tentang pelajaran hari itu
"Kwan sol duduk dan makan sarapannya sekarang adek" pinta shua lembut
"Uji Ama Ochi udah jangan berebut lauk, itu lauknya masih banyak di dalam" tambah shua melihat dua adiknya yang kini di bangku SMA itu juga berdebat
"Ya Ochi bang masa perkara bolunya yang belang kayak harimau jadi dia rebut paksa punya uji" kesal woozi
"Ih kan gue udah hilang bolu yang warna maung itu punya gue sisain kenapa lu ambil" balas Hoshi tak kalah kesal
"Woi bocah SMP turun nggak lu pada ini dah mau sarapan, Jun tarik mereka turun " teriak Jeonghan pada Jun yang hendak turun ke lantai 1
Setelah keadaan mulai tenang dan sarapan akan di mulai Abang memulai percakapan singkat dengan teguran
"Kenapa sih? Udah pada gede loh katanya, Nu lain kali cek dulu sepatunya ditaruh dimana jangan langsung di tuduh saudaranya, uji dan Ochi juga masa perkara bolu marble jadi diem-dieman? Nggak malu sama adek yang lain. Kwan Sol kalian kalau mau diskusi nanti aja disekolah jangan bikin yang lain nunggu lama dek, terus Gyu, Dika dan Hao kenapa teriak-teriak kayak tadi, ini rumah bukan hutan gimana kalau si kecil bangun? Kurang tidur abis itu demam malamnya mau liat adek bayinya sakit?" Ucap Abang panjang lebar
"Maaf Abang" balas mereka yang namanya disebut secara pelan dan bersamaan
"Mas tuh nggak masalah kalian ribut cuman yah liat waktu juga, Abang kalian juga mau pergi kantor kan harus nganter Kwan sol juga, jadi jangan bikin Abang mumet pagi-pagi" kesal mas Han sambil mamakan nasi gorengnya
"Nanti anak SMP mas yang anter, kalian berempat biar pak deno yang anter, mas Han hari ini harus jaga adek, habis kuliah gantian sama mas jadi baliknya semua dijemput supir okey" jelas mas shua yang diangguki oleh ke 9 adik mereka
"Han hari ini ada jadwal imunisasi adek itu sempat kan kamu bawa?" Tanya Abang pada mas Han
"Sempet ko bang aku masuk jam 1 hari ini" balas Han yang diangguki Abang
"Oek...oekkk..oeekkk" terdengar tangisan bayi dari monitor yang terhubung ke ponsel Abang
"Lanjutin makan kalian adek biar abang yang urus" ucap Abang menghentikan mas Han yang hendak bergegas ke lantai atas
KAMU SEDANG MEMBACA
chan world
Randomhanya mengisahkan kehidupan anak bungsu keluarga Choi yang baru ditemukan setelah menghilang sejak kecil, bagaimana Chan akan beradaptasi dengan keluarga dan ke 12 abangnya?