RASA

465 30 0
                                    

" Mau belajar apa dulu nih " seru bu Sarah yang kini sudah duduk di sampinh ku

" Terserah ibu " glagat ku karena bu Sarah belum pernah sedekat ini di mata ku

" Ok... kita belajar bahasa inggris dulu ya " jawab bu Sarah sambil mencari buku nya.

" Emang ibu bisa ? " cengir ku

" Wahh... Remehin ibu nih... " gusar bu Sarah sambil mendelik

" Ehh.. ga gitu bu hehehe " Bersalahku sambil memegang tangan bu Sarah

Seketika Bu Sarah menatap ku dalam, aku pun reflek di buat nya, keringet dingin tiba tiba menyusut di punggung dan kening ku, Aroma tubuh nya tercium begitu harum dari dekat nya jarak kita, aku pun kembali menatap balik bu Sarah dengan dalam, entah apa yang ada di dalam batin ku ingin rasa nya mencium bibir merah nya itu, berdesir darah dalam rasa inginku, seinci lagi ketika aku hendak mendekati intens bibir merah nya itu tiba tiba..

" Keringet kamu, cuci muka dulu gih " Seru bu Sarah yang menunjuk pada bagian ujung kening ku, hingga membuat ku malu dan tersadar sedemikian

" Ah.. i.iya b..bu.. ge..gerah banget sih emang " lantang ku dengan glagat yang tak menentu

" Ibu ambil dulu minuman dingin ya " Beranjak seraya melangkah ke dapur

" Sial !! tadi itu apa yaa " fikir ku yang masih kebingungan.

Kami pun akhir nya belajar, satu persatu bu Sarah menjelaskan apa saja yang tidak ku mengerti, dikit demi sedikit kadang kami saling tertawa dan ngobrol ngaler ngidul.

TROK.. TROK.. TROKKKK..

" Bu kaya nya itu di luar tukang bakso deh, beli yu " seru ku sambil sedikit memaksa

" Ya udah beli aja " senyum bu Sarah meng'iya kan

Beberapa menit kemdian aku pun kembali dengan membawa dua mangkuk Mie Bakso.

" Ini buat ibu, pedes nya mody pisah ko, asal jangan kita yang pisah " guyon ku tapi kali ini bu Sarah hanya tersenyum tipis, tidak ada tawa sedikit pun.

" Iya.. makasih ya mod.. " sambil mengambil mangkuk berisi bakso itu.

Kami pun akhirnya makan bakso bersama, sesekali mencicipi kuah bakso satu sama lain. Sebahagia itu hari ini, tidak menyangka aku akan sedekat ini dengan wanita cantik seperti ibu Sarah, terkadang jika teringat bahwa bu Sarah sudah bertunangan, perasaan ku selalu sakit, ,"Ya Tuhan... perasaan apa ini.. " gumam ku sambil melihat bu Sarah yang masih sibuk dengan bakso nya.

Sementara itu...

BU SARAH POV

" Kenapa anak ini terasa berbeda ya, selain lucu, anak ini selalu pengertian sama apa yang aku mau " batin ku penuh tanya

" Bahkan perhatian dia tidak ada di jiwa Ardi " tetap batin ku.

Ardi Adalah tunangan ku, kami menjalani hubungan baru satu tahun, tapi kami sudah memasuki tahap Serius, karena Ardi yang memilih itu, jujur aku tidak pernah nyaman pada nya, hanya saja waktu yang selalu memaksa ku untuk mencintai Ardi, tapi hati ku tidak ada untuk itu.

" Mody kamu suka bakso ya " lanjut ku

" Suka banget bu .. " cengir nya dia dengan muka nya yang merah jambu karena kepedesan.

" Tapi jangan sering sering ya makan bakso fikirin juga kesehatan " tambah ku

" Siap bu... " lanjut nya yang masih sibuk dengan bakso nya.

" Bu.. mody boleh nanya sesuatu kan? " tambah nya sambil menaruh mangkuk bakso nya yang habis

" Boleh.. " seru ku bingung

" Apa ibu sering bertemu kekasih ibu " tatap Maudy penuh harap jawaban

" En..engga, ibu udah lama ga pernah bertemu, hanya saling komunikasi via chat " jawab ku glagat

Akhir nya Maudy pun berpamitan dan pulang, karena hari sudah senja.

MAUDY POV

" Mody pulang dulu ya bu udah sore, besok lanjut lagi ya bu " seru ku lantang

" Iya Maudy.. " mengangguk dengan senyuman.

" Bu jangan senyum mulu, aku ga kuat " lirih ku sambil menatap intens muka bu Sarah dari beberapa inci.

" Loh kenapa kamu suka yaa " Ceplos bu Sarah dengan tertawa mencoba berguyon


Aku ga tau itu serius atau bercanda, Tidak bu Sarah bagiku itu hal yang harus ku seriusi, Ya.. aku menyukai mu, aku udah ga bisa menahan lagi, mungkin ini isi hati ku selama ini.

" Iya bu aku suka " lirih ku yang membuat bu Sarah menatap ku bingung

Mungkin bu Sarah akan menanggap ku bercada juga, tapi tak apalah, aku pun tidak mungkin menjelaskan nya sekarang, mungkin ini butuh waktu, tapi apakah berdosa jika aku menyukai wanita?? apa aku berdosa menyukai guru ku sendiri?? entahlah aku tidak bisa menghakimi hati ku sendiri, ini Rasa yang Tuhan beri, bagaimana pun ini bukan mau ku.

" Mody pamit bu " seraya memutar balik motor ku, namun tiba tiba..

" Tunggu dulu mod ! " seru bu Sarah menghampiri ku,

" Ibu boleh minta no ponsel km ? " tambah nya

" Bo..boleh bu.. " glagat ku yang masih ga percaya

" Sini bu Biar Mody aja yang save no ibu " Lagi sambil ku keluarkan HP ku di saku tas ku.

" Makasih ya mod " senyum nya

" Iya bu sama sama " senyum ku yang berdebar

𝙈𝙔 𝙏𝙀𝘼𝘾𝙃𝙀𝙍, 𝙈𝙔 𝙇𝙊𝙑𝙀𝙍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang