Jemarinya menari di antara senar dan lengkap, sementara itu Sunoo hanya duduk manis sambil menikmatinya. Permainan gitarnya selalu memabukkan, membuat seluruh isi kepalanya kaos, belum lagi desir darahnya benar-benar memberontak buat gerah. Secandu itu.
Sunoo menyanyi, semua kalimat yang keluar spontan dari mulutnya membuat Jay sedikit membelalak. Keduanya tersenyum bersama, menyanyi dan berbagai isi hati lewat setiap lirik yang ada.
“Cinta ini adiktif, membuatku gila sepanjang waktu.
Sentuhanmu membangunkan sadarku sepanjang malam terjaga untuk merindukanmu.
Kasih … wajahmu menjadi candu.
Kasih … senyummu menjadi malarindu.
Kasih … cintailah aku … kan kudekap dirimu sampai kau merasa jauh lebih hangat.”Desah napasnya membuat nuansa yang tercipta terasa lebih bergelora. Romansa kental yang keduanya coba bangun membuat beberapa pasang mata turut menonton sambil membuka telinga lebar-lebar.
“Datanglah, kusambut tanganmu dengan tanganku.
Bermalam dalam ruang gelap hanya cahaya matamu yang berbinar menerangi resahku.
Di pelukmu, dada ini bergemuruh, gairahnya membuatku terbang tinggi lebih tinggi lagi.
Kasih …
Kasih …
Kasih … sentuhlah aku, kecuplah aku, selamatkan aku dari kegilaan ini.
Yeah ….”Semua orang bersorak, menikmati permainan musik keduanya. Sunoo dan Jay saling menatap tertawa bersama sambil malu menerima pujian yang ada.
“Kurasa aku butuh semangkuk sup daging pedas untuk meredakan pengar dan demamku!” kata Jay sambil menyeringai.
“Kau pengar?” Sunoo menyentuh kening Jay dengan telapak tangannya yang lembut. Jay memegangi pergelangan tangan Sunoo. Keduanya saling menatap dengan saksama.
“Iya, aku pengar … suaramu benar-benar memabukkanku.” Jay menaikkan alis matanya. Ia tertawa ketika Sunoo mendorong keningnya sambil mendengkus kesal.
“Huh, kalau begitu aku juga pengar! Permainan gitarmu payah, sangat payah!” Sunoo merajuk.
Jay mensrik Sunoo ke dalam rangkulannya. “Saking pengarnya aku … aku sampai lupa kalau adikku yang satu ini ternyata pandai bernyanyi, bahkan orang-orang mengakuinya. Kurasa aku harus membelikannya satu cup choco mint untuk menyegarkan pengarnya.”
Jay mengulurkan tangannya pada Sunoo. “Aku akan menemanimu sampai pengarnya hilang, ke mana pun kau ingin pergi,” katanya.
Sunoo memandang dengan berbinar-binar, ia menerima tangan Jay yang selalu tampak kokoh dan luas. Laki-laki itu seru seraya mengangguk antusias.
Emmm … tidak ada yang lebih menyenangkan dari terus berjalan santai dengan tenang. Karena kau akan terus menemui hal baru di sepanjang jalan yang kau pijak. Teruslah melangkah, tinggalkan luka dari masa lalu. Masa depanmu mungkin bukan hari baru, masa depanmu hanya mengulang waktu, jadi carilah waktu mana yang ingin terus kau ulang.
🦊🦅
Publikasi 14 Mei 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
INCOGNITO | SunJay FF | [END✔]
FanfictionEND Book 2 - IGNITE SUNJAY FF (END) BLURB : Jika itu adalah berjuang sendirian. Mungkin Sunoo orangnya. Namun, ia tetap percaya kalau satu dari setiap doa yang dipanjatkan pada Dewa akan terkabul pada akhirnya. "Aku di sini." "Aku tak ingin kehi...