hola amigoooo👋🏻👋🏻
huhu lama up yaa
apa kabar kalian?
•
•
•
•happy reading all 🍓
———————————————————
hari silih berganti sekarang adalah saat nya kelulusan bagi kelas XII semua sangat senang, termasuk gio dan wafi yang akhirnya akan melanjutkan kuliahnaa diuniversitas impiannya. namun berbeda dengan vano. laki laki itu tetap dengan setelan pabrik yaitu wajah datarnya.
pagi harinya leona telah bersiap siap dengan gaun peach dibawah lutut yang dipadukan dengan sepatu putih dan tas nya yang menambah kesan girly pada dirinya.
telah bersiap dengan rapi ia keluar untuk meminta izin pergi keacara kelulusan gio dan teman-teman. "mau kemana kamu?" tanya nova tanpa melihat wajah putrinya.
"Nana mau pergi keacara kelulusan ya ka gio ma." ucap Leona dengan hati hati.
tak lama datang Tama dengan setelan jas nya yang rapi menandakan bahwa ia akan pergi ke kantornya.
"kekantor atau selingkuh?" celetuk nova seketika membuat Tama dan Leona terdiam membeku ditempat.
"bagaimana wanita itu tau?" gerutu Tama dalam hati.
tama mengerutkan alisnya sambil memakai jam tangannya dan dasinya. "heh! tentu saja aku mengetahuinya! manusia bodoh mana yang selingkuh dikantor istrinya hm?"
saat keributan itu sedang berlangsung Leona segera pergi keluar dari rumahnya itu, mengapa mereka kalau tidak ribut ya diem.
"badjingan diam kau! aku pergi!" umpat nya memutuskan perdebatan itu dan segera melangkah keluar rumah. ia melangkah keluar rumah dan membiarkan nova dengan emosinya yang masih belum reda.
***
saat dijalan leona sengaja tak bilang pada gio agar ia dijemput namun ia memutuskan untuk mengajak vanaya saja. sejak beberapa Minggu yang lalu Vanya tinggal disebuah rumah yang menjadi basecamp dari mereka ber empat.
ketiga laki laki itu tak akan datang kesana kecuali ada Leona atau disuruh oleh salah satunya.
ia berjalan menuju kesana sambil menangis.
vanya
va? gue didepan ni|
09.45|oh dh smpai bntr gue buka
09.45setelah mendapatkan balasan dari vana ia menunggu didepan dengan terduduk didepan pagar besi nya.
"eh na? lo baik baik saja?" tanya gadis yang baru saja membuka kan pintu gerbangnya.
"hikss hikss va." ringisnya ia langsung menumpahkan tangis yang ia tahan dalam pelukan vanya.
"jangan nangis ayo kita masuk dlu ya?" bujuk nya agar Leona berhenti menangis.
mereka masuk kedalam dan duduk diruang tamu. sudah beberapa Minggu Vanya tinggal dirumah itu membuat ia terbiasa melakukan hal dengan bebas tentunyaa atas izin dari vano dan gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tanpa Jendela (REVISI)
Teen Fiction"RUMAH TANPA JENDELA" adalah istilah yang menggambarkan seorang anak yang tidak memiliki tempat untuk menceritakan kisahnya. Saya menggunakan kata ini karena menjadi kunci utama dalam cerita yang saya angkat. Persahabatan tidak selalu menjamin segal...