KERIBUTAN

159 106 14
                                    

hai haiii teman

buat permintaan maaf aku hari ini aku double up hehe

*
*
*

jadilah bulan untuk malam,
jadilah matahari dikala dingin dan jadilah senja yang akan kembali.

—bulan

***

happy reading amigo🤍

***



wafi datang mendekati vanya dan memberikan sapu tangan miliknya. "hapus air matanya atau lo nangis sepuasnya dibahu gue." celetuk wafi saat ia datang dan duduk tepat disamping gadis tersebut.

Vanya hanya bisa mengikuti kata kata wafi dan ia pun bersandar dibahunya.

"nangis sepuas lo."

"ka? boleh ngga aku peluk? aku cape kak." pintanya pada wafi dengan puppy eyes nya yang bengkak akibat kelamaan menangis.

wafi dengan suka rela merentangkan tangannya dan membawa vanya dalam pelukannya. "kak, aku lelah—" belum selesai vanya bicara ia sudah pingsan dalam pelukan wafi.

menyadari sudah tak ada lagi suara tangisan dan nafas netral vanya ia melihat ternyata Vanya tidur dalam pelukannya.

"va? bngun va." ucap wafi dengan lembut.

ia baru menyadari bahwa vanya bukan tidur namun pingsan. "ADUHHH ANJIR ANAK ORANGG!" teriak wafi karna ia panik.

beruntungnya vano segera datang mendekati wafi dan Vanya ia tau Vanya pingsan karna sedari tadi ia memantau Vanya dan wafi dari atas rooftoof tmpat ia biasa menenangkan diri.

"ekhmm." deheman vano membuyarkan hal hal negative yang dipikirkan oleh wafi.

"alhamdulilah lo datang bantuin gue plis sumpah ngga gue apa-apainn dia nangis jadi gue temenin sumpah bukan gue van."  gerutunya agar vano percaya pada nya.

dengan sigap vano membawa vanya keruang uks lewat jalan belakang ia tak ingin semua orang melihat dirinya dan vanya, lalu wafi dengan panik dan grasak grusuk mengikuti keduanya dari belakang.

dengan telaten vano meletakkan tubuh mungil vanya dengan hati hati. sementara wafi ia masih dag dig dug ser belum merasa tenang sedikitpun.

euughh leguhan datang dari gadis yang tertidur menampakkan sorot mata yang begitu tajam berbeda dengan vanya yang memiliki sorot mata yang teduh.

"saya kenapa bisa disini? ahh sudah lah pasti anak itu membiarkan saya keluar lagi." gumam gadis tersebut dengan suara yang agak beratnya.

vano dan wafi saling bertatapan siapa gadis ini. sepertinya mereka melupakan. kejadian pertama kali ketemu gadis ini.

***

sementara dibelakang gedung sekolah terdapat dua insan yang saling berhadapan dan bertatapan membicarakan hal yang serius.

"sayang beneran ngga papa aku tinggal? mama nova sama papa Tama gimana sayang? aku takut aku khawatir sama kamu sayang nanti kalau kamu kenapa-kenapa karna mereka gimana sayang? apalagi belakangan ini kamu sering pingsan dan pucat. kuliah nya aku tunda aja ya? sumpaha ku ngga tenang." cerocos gio dengan mata yang mulai berkaca-kaca yang tak membiarkan leona untuk bicara, gadis dihadapannya hanya terdiam membiarkan laki laki disampingnya terus berbicara.

Rumah Tanpa Jendela (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang