-HAPPY READING-
Weekend telah tiba, hari dimana semua menikmati dengan tenang dan santai. Berbeda dengan gadis yang memiliki adek satu ini, ia selalu bingung hendak melakukan apa. Jika tidak merebahkan dirinya ia akan membersihkan rumahnya, ingat! Hanya saat tidak disuruh lah ia rajin. Kalau tiba-tiba disuruh rajinnya seketika hilang. Vanya ia terus mendengus kesal dengan adeknya itu, ia terus saja melewati Vanya yang sedang mengepel. "Athar ih, liat gak sih aku lagi ngapain!?." Bentaknya saat Athar hendak lewat kembali. Jika digambarkan vanya bener-bener mirip dengan seekor banteng merah yang hendak menyeruduk mangsanya.
Tanpa ada rasa salah sedikitpun Athar terus saja melewati nya dengan santai. "Vanya, kamu yang bener kalau ngelakuin apa-apa itu lihat becek kan? Terus juga gak baik anak perempuan bicara keras-keras seperti itu." Tegur Adi yang kebetulan melewati pertikaian kedua anaknya. "I-itu yah, Athar terus lewat padahal dia tau aku lagi ngepel yah." Adunya pada sang ayah berusaha mendapatkan belaan dari sang ayah agar Athar tak semena-mena lagi padanya.
Adi pusing sendiri melihat anaknya seperti tom and Jerry tiada henti-hentinya berkelahi. Efek jarang dirumah ia sendiri lupa dengan karakteristik tingkah kedua anaknya. "Thar, lihat itu kakak kamu jangan diganggu gitu atau kamu mau coba gantiin kakak kamu heh?" Tegur Adi dengan bijak dan lembut.
Setiap weekend tak ada kerjaan kantor sebab itulah adi dan Azha berada dirumah. Mereka menikmati weekend nya dengan caranya masing-masing. Setelah membersihkan rumahnya, Vanya berkutat dengan novel-novelnya di dalam kamar sembari mendengar musik. Sedangkan Athar ia sibuk dengan game nya, dan Azha dengan dapurnya walaupun ia wanita karir ia tak lupa tugas utamanya sebagai sang istri dan sang ibu. Sedangkan adi ia menikmati weekend nya dengan kopi dan MacBook walaupun weekend ia tetap memantau kerjaannya.
"Iya, maaf Athar salah kak." Ujarnya sambil menunduk merasa bersalah. Tiba-tiba terbesit sebuah ide di otak Athar seketika wajahnya berseri-seri. "Ayah, Athar mau pergi main kerumah temen ya, nanti sore Athar pulang kok." Ucapnya sambil pamit menyalimi tangan ayahnya.
"Nenek lampir nanti aku pulang rumah tapi yah, dan jangan lupa baju aku rapihin makasih babu." Teriak Athar dari luar sambil pergi.
Athar berhasil membuat rasa kesal kakanya di ujung tanduk. "Awas ada nanti kau pulang, ku bakar kau." Gerutunya dalam hati.
"Astaga itu Athar sama Vanya teriak-teriak kayak orang hutan, malu sama tetangga." Celetuk Azha dari dapur.
Adi yang mendengar itu terkekeh, "biasa bun, anak kecil."
🪐🪐🪐
"Sepinyaaa"
Pagi weekend sama hari-hari sama saja. Leona selalu merasa sepi dan sendirian, tapi ia tetap nyaman. "Kayaknya jalan-jalan enak deh." Pikirnya tiba-tiba.
Leona selalu saja seperti itu, ia sangat ingin keluar jalan-jalan menikmati hari tapi ia tak mau sendirian. "Hadeh, pusing mending maraton Wattpad lagian perpus Nana numpuk." Putusnya sambil melompat ke atas ranjang.
Saat asik membaca pintu kamarnya terbuka, terlihat nova berada didepan kamarnya sudah pasti ia yang membukanya. "Na, mama mau ada urusan kerjaan, papa juga mau keluar kota kamu gapapa sendiri kan? Ajak aja temen kalau kamu bosen soalnya mama ngga dirumah, mama di apartemen biar lebih gampang." Ucap Nova sambil menatap layar handphone ditangannya dan koper ditangan kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tanpa Jendela (REVISI)
Novela Juvenil"RUMAH TANPA JENDELA" adalah istilah yang menggambarkan seorang anak yang tidak memiliki tempat untuk menceritakan kisahnya. Saya menggunakan kata ini karena menjadi kunci utama dalam cerita yang saya angkat. Persahabatan tidak selalu menjamin segal...