Satu minggu sebelumnya Pram memang sedang gila bekerja. Bukan keinginannya, memang sudah rezekinya saja. Tapi, berakhir Pram kelelahan lalu jatuh sakit. Mengharuskan Ayu untuk banyak diam dirumah dan merawat Pram dirumah.
Hazel dan Rumi Ayu titipkan kepada mama Pram. Rencananya, Ayu akan menitipkan anak - anaknya untuk beberapa hari.
Setelah diperiksa di rumah sakit, Pram dan Ayu langsung pulang karena dokter tidak menyuruh Pram sampai di rawat. Pram cuman demam biasa mungkin benar akibat kelelahan bekerja dan kurang makan.
Sampai di rumah, Pram dan Ayu disambut oleh Rumi, Hazel, dan juga mama Pram. Ternyata anak - anak tidak mau menginap di rumah eyang (mama Pram), jadi biar eyang yang menginap di rumah mereka sementara Ayu merawat Pram yang sedang sakit.
"Bapak kenapa bu?" tanya Rumi, aneh melihat bapak yang biasanya sangat bugar kini berjalan lemas di tuntun ibu.
"Bapaknya sakit sayang, jangan deket - deket dulu ya. Nanti ketular sakitnya."
"Yah ..." Rumi sedih mendengar kabar jika bapaknya sedang sakit dan tidak dibolehkan untuk mendekati bapaknya. "Cepet kuat ya bapak ya," ucap Rumi.
Pram tersenyum lemas, mengelus kepala Rumi lalu bergegas masuk ke kamarnya untuk beristirahat.
"Sakit apa?" mama Pram terlihat khawatir melihat anak semata wayangnya jatuh sakit. "Mama buatkan bubur, lagi nunggu mendidih."
"Demam aja ma, tadi udah ke dokter juga. Biar mas Pram istirahat aja, tiga hari juga sembuh biasanya."
"Anak - anak gak mau nginep, jadi kesini aja," ucap mama Pram.
Ayu mengangguk paham lalu tertawa kecil, "gak papa selagi gak deket - deket mas Pram."
"Kakak sama Rumi sama eyang dulu ya. Ibu biar sama bapak, biar cepat sembuh," perintah mama Pram kepada kedua cucunya. "Kalau ada apa - apa bilang mama ya, mama nginep sini."
"Iya ma." Ayu lalu melenggang masuk ke kamarnya.
𓆝 𓆟 𓆞 𓆝
Pram yang sakit hanya makan, minum obat, tidur, lalu merengek kesakitan kepada istrinya. Padahal hanya demam biasa.
"Dingin sayang," ucap Pram. Padahal ia sudah memakai baju yang panjang, memakai selimut tebal, dan mematikan ac kamarnya.
"Mau tambah lagi selimutnya? Aku ambilin ya," tawar Ayu.
Namun, Pram malah menggeleng. "Nggak, peluk ..." ia merentangkan tangannya meminta untuk dipeluk oleh Ayu.
Ayu pun jadi jarang keluar kamar karena Pram selalu melarangnya untuk jauh - jauh dari dirinya. Ayu keluar kamar untuk mengambil makan saja, ia merasa rindu kepada Hazel dan Rumi. Padahal masih di rumah yang sama, suara Hazel dan Rumi pun terdengar jelas, tapi Ayu tidak bisa meninggalkan Pram yang sedang clingy seperti ini.
Pintu kamar diketuk dari luar, saat Ayu memperbolehkan pintu terbuka, terlihat Hazel dan Rumi yang sudah siap untuk tidur. Mereka datang untuk mengucapkan selamat malam sebelum tidur.
"Bapak cepet sembut ya," ucap Hazel lalu ia memberikkan flying kiss untuk bapaknya.
Pram sangat senang pastinya, ia pura - pura menangkap flying kiss Hazel lalu menelannya. "Terima kasih princessku."
Disisi lain, anak laki - laki juga tidak mau kalah. "Bapak! Kenapa, capek?" ucap Rumi, badan mungilnya berusaha naik ke atas kasur.
"Bapak gak suka makan jadinya sakit, marahin sama Rumi," ucap Ayu mendahului Pram yang baru saja mau berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
(sequel) My Heart Calls Out For You
FanfictionCerita lanjutan dari keluarga Pram dan Ayu, dimana kini Hazel sudah menjadi seorang kakak dari adiknya yaitu Harvey.