Bukan hanya perayaan hari ibu saja yang harus dirayakan. Di dunia ini juga ada hari ayah, merayakan dan mengucapkan terima kasih untuk rasa sayang dan usaha yang ayah kita berikan selama kita hidup. Walaupun kasih sayang kepada ayah ataupun ibu itu suatu keharusan bagi seorang anak, bukan hanya di hari - hari tertentu saja.
Hazel, Rumi, dan Ayu pergi ke supermarket untuk membeli beberapa bahan masakan untuk menghidangkan masakan spesial untuk Pram. Mereka berencana akan membuat masakan kesukaan bapak saja lalu Hazel meminta kepada Ayu untuk membantunya membuat kue.
"Ibu aku mau beli notes ini," Hazel menunjukkan notes bergambar karakter kesukaannya, "Kakak mau tulis surat buat bapak terus kertasnya ini, boleh ya bu?" dan meminta untuk dibelikan notes tersebut dengan alasan untuk membuat surat kepada bapak.
"Boleh. Ini terakhir ya, kakak beli notes terus nanti takut gak kepake."
Hazel mengangguk lalu membawa notes tersebut bersamanya untuk dibayar, "thank you ibu."
Sampai rumah Hazel dan Ayu langsung mengeksekusi bahan untuk membuat kue. Sebelum pulang mereka memilih untuk makan siang diluar, agar sampai rumah bisa langsung memasak untuk surprise bapak.
/ting
Oven sudah berbunyi, tanda kue sudah matang menurut waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Mendengar suara oven yang berbunyi, Hazel langsung bergegas menuju dapur untuk melihat apakah kue sudah matang atau belum.
"Ibu udah mateng ya?" saut Hazel dari arah dapur.
Ayu yang masih di toilet menunggu Rumi tidak begitu mendengar. Hazel menghampiri sang ibu untuk menanyakan hal yang sama. "Ibu kuenya udah jadi."
"Oh iya? Sebentar ya, nanti biar ibu yang angkat."
Tepat 30 menit di dalam oven, kue buatan Hazel dan ibu Ayu sudah matang. Kematangan kue sangat sempurna, semoga rasanya juga sama sempurna. Hazel sangat antusias untuk menghias kue yang ia buat.
"Kakak yang hias kan? Ibu mau lanjut masak rendang."
Hazel sangat bersemangat, "oke ibu." Hazel mendekor kue sesuka hatinya, dengan penuh cinta kepada sang bapak ia berusaha semaksimal mungkin untuk membuat kue tersebut terlihat sangat cantik.
𓆝 𓆟 𓆞 𓆝
Petang tiba, Pram kembali ke rumah setelah bekerja. Belum sadar jika hari ini adalah hari ayah. Tapi rasa antusias Pram untuk pulang kerumah selalu sama. Tidak sabar untuk kembali mengisi daya bertemu anak - anak dan istri tercinta.
"Bapak!" Hazel memanggil Pram lalu menariknya menuju arah dapur. "Look," ia menunjukkan kue hasil karya dan kerja kerasnya tadi siang.
"Wow, ada acara apa ini? Kuenya kakak yang buat?" Pram kebingungan dengan hidangan rapih di meja makan. Seperti ada pesta kecil - kecilan.
"Ih sekarang itu fathers day bapak. Cepet deh bapak mandi nanti potong kuenya, cepet, cepet," Hazel mendorong Pram keluar dari ruang makan mengusirnya setelah menunjukkan kejutan hari ayah.
Pram terkekeh lalu bergegas menuju kamar untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu seperti yang diperintahkan Hazel.
Pukul 7 malam keluarga kecil itu sudah berkumpul bersama di meja makan untuk makan malam, makan malam spesial hari ayah kalau kata Hazel. Makan malam berjalan seperti biasa, yang menjadi spesial adalah menu makan malam ini semua lauk kesukaan Pram. Membuatnya semakin semangat untuk menghabiskan semua makanan tanpa tersisa. Terakhir, mereka menutup makan malam dengan kue manis buatan Hazel dan ibu.
"Wow enak loh, bapak sayang makan kuenya, cantik banget. Gimana dong?"
"Tapi udah bapak makan, makan aja enak kok," ucap Rumi polos.
Setelah semua rentetan acara makan malam selesai. Mereka menunggu makan malam turun ke perut sambil menonton dan berbincang - bincang santai. Semakin larut barulah Hazel dan Rumi tidur di kamarnya masing - masing.
(Rumi udah berani tidur sendiri, walau kadang menangis di tengah malam mencari ibu. Jadwal tidur Rumi di kamar ibu dan bapak khusus weekend)
"Mas nih," Ayu menghampiri Pram yang sudah selonjoran santai di kasur, memberikan tiga kertas kepadanya.
"Apa nih?" Pram menerima kertas tersebut dengan rasa penasaran.
Ayu duduk menunggu Pram membaca surat - surat yang dirinya, Hazel, dan Rumi buat tadi siang. Terinspirasi dari Hazel, Ayu ikutan membuat surat juga untuk apresiasi kepada Pram di hari ayah ini, begitu juga dengan Rumi yang masih FOMO.
"Hahaha, manis banget gadisku," satu surat selesai Pram baca dan itu dari Hazel. Pram tertawa melihat kertas yang ditulis oleh Rumi, "dasar anak random."
"Wih dari ibunya juga ada nih," Pram kembali memfokuskan matanya untuk membaca surat terakhir yang paling panjang dari Ayu.
Setiap kata terasa sangat menyentuh bagi Pram, sedetik bibirnya manyun, sedetik kemudian tersenyum bahkan sampai terkekeh senang. Setelah surat selesai dibaca, Pram memeluk Ayu dengan erat. Mengelus punggung Ayu lembut, lalu mengecup pundak Ayu sambil mengucapkan, "terima kasih ya sayang."
Air mata Pram lolos begitu saja sambil terus mengingat kata - kata yang ia baca dari surat yang diberikan untuk dirinya sebagai hadiah di hari ayah.
"Eh gak ada kado mas, astaga baru inget," Ayu menepuk jidatnya pelan, dengan posisi masih dipeluk Pram.
"Gak papa, ini semua udah lebih dari kado," tambah Pram dengan suaranya yang terdengar bergetar akibat menangis.
Mendengar Pram menangis Ayu langsung melepaskan pelukan lalu menangkup pipi Pram. Sedangkan Pram, ia malah semakin menangis seperti anak kecil di hadapan Ayu.
"Ohhh sayang aku, hahaha. Jarang banget liat kamu nangis."
Ayu kembali memeluk Pram membiarkan suaminya menangis haru. Pram sangat bersyukur dan tidak akan pernah menyesal mencintai Ayu mati - matian. Jika ia terlahir menjadi orang lain, Ayu akan tetap menjadi pilihannya sebagai pasangan hidup, agar bisa terlahir anak - anak yang menyayanginya dengan tulus seperti Hazel dan bisa menghibur dirinya kapanpun seperti Rumi.
𓆝 𓆟 tbc 𓆞 𓆝
KAMU SEDANG MEMBACA
(sequel) My Heart Calls Out For You
Hayran KurguCerita lanjutan dari keluarga Pram dan Ayu, dimana kini Hazel sudah menjadi seorang kakak dari adiknya yaitu Harvey.