normal day at wiryadamara's

591 99 3
                                    

Pagi hari di hari Senin kondisi kediaman Wiryadamara cukup sibuk. Pram masih mandi dan bersiap untuk pergi bekerja. Ayu membantu Hazel bersiap untuk pergi sekolah. Sedangkan anak bungsu, Rumi masih mengumpulkan nyawanya sambil memperhatikan sang ibu yang sibuk menyisir rambut kakaknya.

"Umi ikut ..." ucap Rumi dengan suara serak bangun tidur. "Ibu ..., lumi ikut."

Ayu selesai menyisir rambut lebat Hazel, tanpa mengeluarkan kata apapun, Ayu menghampiri Rumi untuk menggendongnya menuju ruang makan. 

"Bapak, ikut," Rumi merentangkan tangannya kepada Pram, meminta untuk di gendong.

"Ikut kemana?" tanya Pram

Kecupan wajib di pagi hari diterima Rumi saat ia digendong oleh Pram.

"Kakak," tunjuk Rumi kepada Hazel yang sudah rapih siap untuk berangkat ke sekolah.

"Rumi nanti aja pas jemput kakak pulang sekolah ya?" tawar Ayu. 

Biasanya Hazel di antar dan di jemput oleh bapak, namun jika bapak sangat sibuk ibu-lah yang harus menggantikkan bapak menjemput Hazel. Seperti sekarang misalnya. Semalam Pram sudah bilang kepada Ayu jika tugasnya untuk menjemput Hazel di hari itu tidak bisa ia lakukan karena ada rapat penting seharian penuh.

"Ama om Gio!" tawar Rumi dengan mulut penuh roti bakar.

"Om Gio? Gak ada om Gio, lagi kerja," ucap ibu menyadarkan realita Rumi dan membuatnya sedikit murung.

Om Gio sudah paten menjadi laki - laki kesayangan Hazel dan Rumi selain bapak dan opa. 

Selepas sarapan, Pram dan Hazel langsung bergegas untuk pergi. Bersama dengan Ayu, Rumi mengantar sampai depan rumah. Rumi melambaikan tangannya yang di balas oleh sang kakak, tatapannya tidak pernah lepas bahkan sampai mobil yang dikendarai Pram akhirnya pergi menjauh.

"Ibu ..." Rumi merengek. 

Kini tinggal tersisa Ayu dan Rumi. Biasanya, Rumi bertingkah biasa saja, malah ia senang berduaan dengan sang ibu. 

"It's okay,  kita ketemu lagi sama kakak nanti siang terus malemnya bapak pulang. Pagi ini, Rumi sama ibu dulu ya," ibu menenangkan Rumi menggendongnya masuk ke dalam rumah.

Mungkin karena hari ini adalah awalan weekday, dimana kemarin Rumi masih asyik menghabiskan waktunya bercanda dengan Pram dan Hazel. Lalu kini, ia harus kembali bermain hanya bersama ibu, bahkan mungkin sendiri jika ibu harus bekerja. Hari Senin memang musuh semua kalangan manusia.

𓆝 𓆟 𓆞 𓆝

Akhirnya siang hari pun tiba, Ayu dan Rumi baru saja kembali dari sekolah untuk menjemput Hazel. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, tapi sejak tadi Rumi belum juga mau tertidur, ia terlalu senang akhirnya bisa kembali bertemu kakaknya. 

Ayu tahu jika sebenarnya Rumi sangat lelah dan butuh istirahat. Tetapi antusiasnya untuk bermain dengan sang kakak membuatnya menolak untuk terlelap dan melewatkan waktu berharganya bermain dengan Hazel.

"Kakak mau ngerjain PR dulu, Rumi bobo siang dulu ya. Nanti sore boleh main lagi," ucap Ayu.

Tentu saja ajakan sang ibu untuk tidur siang itu Rumi tolak. "GAK!" bahkan ia sudah mencapai tantrum, jika sudah seperti itu ibu hanya akan membiarkannya. Walaupun akan berakhir berat untuk siapapun.

𓆝 𓆟 𓆞 𓆝

"Kakak ambil yang baru lagi aja ya," sore itu ibu sedang memisahkan kakak beradik yang meributkan satu porsi puding terakhir.

(sequel) My Heart Calls Out For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang