Satu minggu kemudian.Jeffrey baru saja pulang kerja. Dia tampak marah. Karena ada masalah dengan kliennya. Sehingga dia harus membayar pinalti karena memutuskan kontrak tiba-tiba.
"BAJINGAN! DIA PIKIR DIA SIAPA? HANYA SERATUS JUTA SAJA MUDAH! LEBIH BAIK KUPUTUS KONTRAK DARIPADA BERURUSAN DENGAN OKB SEPERTI DIA!"
"Ada apa, Sayang?"
Tanya Joanna pada Jeffrey yang sedang membuka kulkas. Dia berniat mengambil minuman. Sebab tenggorokannya terasa panas.
"Ada klien anjing, dia komplain karena lantai kamar mandi tidak sesuai desain. Padahal itu salahnya sendiri karena tidak mau memakai kontraktor yang kusarankan bulan kemarin. Alhasil aku putus kontrak dengan dia tadi. Tidak masalah kalau harus bayar penalti. Aku pakai uang tabungan anak kita dulu, ya? Masih ada, kan?"
"Masih. Aku masih pikir-pikir dulu sebelum mengelola uang sebanyak ini. Butuh berapa? Aku kirim sekarang."
"Seratus juta. Cash. Besok lusa akan aku lempar ke wajahnya."
"Oke."
Joanna langsung meraih ponselnya. Namun saat berusaha login dalam akunnya, dia tidak bisa. Membuat wajah panik mulai terlihat.
"Kenapa?"
"Aku tidak bisa log in, kamu ubah sandi?"
"Tidak lah! Kalau sudah log in di satu device pasti aku tidak bisa akses lagi. Mana, aku coba!"
Jeffrey meraih ponsel Joanna. Dia berusaha membuka akunnya. Namun setelah lima kali mencoba hasilnya sama saja. Gagal.
"Kamu yakin tidak pernah ganti sandi?"
"Tidak. Aku tidak sekurang kerjaan itu, Jeffrey!"
Joanna panik. Dia mulai menghubungi customer service bank yang menyimpan uang ini. Dia menceritakan kendala yang dialami. Lama, hingga satu jam lebih. Namun tidak ada solusi yang berarti.
"Bagaimana? Bisa?"
Tanya Jeffrey pada Joanna yang baru saja keluar kamar. Karena selain membuat laporan,dia juga harus mengirim beberapa bukti tentang kepemilikan rekening yang dimaksudkan.
"Aku diminta lapor polisi dulu. Katanya ada device lain yang log in di akun itu. Ada banyak transaksi juga yang terjadi sejak dua hari yang lalu."
"YA TUHAN! AYO KITA KE KANTOR POLISI SEKARANG!"
Jeffrey dan Joanna mendatangi kantor polisi di jam sembilan malam. Lalu pulang pada jam dua belas. Namun hal itu tidak membuahkan hasil yang menyenangkan
Sebab mereka diminta bersabar. Karena kasus seperti ini sudah sering terjadi sebelumnya. Ponsel Joanna kena hack karena mungkin tidak sengaja menekan link pishing di sosial media. Membuat Jeffrey begitu marah sekarang.
BRAK...
JEFFREY membanting pintu begitu kencang. Membuat Joanna yang sudah menangis sejak perjalanan pulang sedikit terperanjat. Sebab dia semakin tertekan.
"Aku minta maaf. Aku janji akan mengganti uangnya. Mau bagaimanapun caranya!"
"Kamu tidak dengar apa yang polisi katakan tadi? Mereka tidak bisa membantu masalah ini! Pihak bank juga tidak bisa membantu lebih! Karena ini terjadi atas kesalahanmu sendiri!"
"Iya. Aku salah, ini salahku. Aku minta maaf. Aku akan menggantinya. Aku akan kerja! Aku----"
"Mau kerja sampai berapa lama? Sampai lima sepuluh tahun kemudian? Kamu mau anak kita terlantar karena kita tidak memiliki tabungan? Kamu benar-benar keterlaluan! Kita batalkan rencana punya anak! Aku tidak mau dia datang saat kita tidak tidak punya persiapan!"