Chapter 9

61 44 11
                                    


!Happy Reading!

⬇️
⬇️
⬇️
⬇️
⬇️


Setelah mereka selesai makan disalah satu Cafe yang dekat disana. Mereka ber2 memutuskan untuk pulang. Saat keluar dari cafe tiba-tiba alana tidak sengaja menabrak seorang ibu-ibu.

Bruk

"Maaf tante, aku gak sengaja. Aku bantu bersihin, tan" ucap alana meminta maaf kepada tante itu. Sambil membantu tante itu membersihkan bajunya yang terkena kopi milik tante itu sendiri. Rezvan yang melihat itu langsung menanyakan keadaan alana.

"Lo gak papa?" Tanya Rezvan khawatir dibalas anggukan oleh alana. Alana lanjut membantu tante tersebut.

"Iya ga papa" ucap tante itu. Tante itu yang awalnya menunduk membersihkan pakaiannya yang terkena kopi. Lalu mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang menabraknya.

"Alina? astaga. Mama kangen sama kamu. Mama baru aja mau kerumah kamu. Eh ternyata kita ketemu disini" ucap tante itu sedikit kaget lalu menarik alana kedalam pelukannya. Rezvan yang melihat itu hanya diam.

'Alina, alina, alina. Kenapa semua orang hari ini menganggapku alina' batin alana kesal.

"Tante, maaf kayaknya tante salah orang. Aku bukan alina" ucap alana sopan berusaha melepaskan pelukan itu. Dan akhirnya pelukan itupun terlepas.

'Sejak kapan alina bersikap lembut seperti ini dan berpenampilan feminim.' Batin tante itu bingung sambil menatap alana dari ujung kaki sampai kepala.

"Kamu ngomong apa sih? Kamu lupa sama mama?" Tanya tante itu dan alana hanya menatap bingung tidak menjawab pertanyaan tante itu.

"Sayang, ini mama istri adik daddy kamu. Kamu dari kecil manggil mama dengan sebutan mama bukan tante. Walaupun mama itu istri adik daddy kamu. Yang lainnya juga gitu gak ada yang manggil tante kecuali orang lain, sayang" lanjut tante itu menjelaskan kepada alana.

'Harus berapa kali aku menjelaskan kesemua orang kalo aku bukan alina' batin alana lelah sambil menatap tante didepannya.

"Tapi, aku serius tante. Aku bukan alina" ucap alana meyakinkan sekali lagi.

"Kamu pikir mama lupa sama wajah kamu? Bahkan fotomu terpajang dimansion utama dan di ruang kerja kantor daddy kamu. Jadi kamu gak bisa bohong sama mama." Jelas tante itu menatap alana sedikit kesal karena putrinya ini melupakannya.

'Astaga gimana cara meyakinkan tante ini' batin alana resah

"Tapi, tante aku gak bohong" elak alana.

"Mama gak mau denger alasan kamu lagi. Ayo kamu pulang sama mama!" Ucap tante itu sambil menarik alana ikut bersamanya.

'Oh ayolah, aku baru saja berhasil kabur dari mansion itu. Masa aku kembali lagi kemansion itu sih" batin alana. Rezvan yang melihat raut lelah diwajah alana pun langsung mengangkat bicara.

"Tante, alana pulang sama saya" ucap Rezvan yang sedari tadi diam.

"Kamu siapa? Pacar alina?" Tanya tante itu ekspresinya berubah menjadi dingin.

"Bukan, dia temanku" jawab alana dengan cepat. Ia tidak mau ada orang yang salah paham.

'Teman ya' batin Rezvan merasa hatinya sakit.
"Iya, saya temannya" ucap Rezvan mengiyakan perkataan alana.

"Bagus deh, kalo cuman temen. Kalo sampe daddy kamu tau, kamu punya pacar. Bisa marah besar dia. Apalagi kamu baru pulang, udah dapet pacar aja" ucap tante sedikit ketus.

ALANA'S LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang