-Part 20-

605 92 28
                                    

Dengan tangan yang gementar, Chaeyoung duduk didepan Dokter Jessica yang merupakan pakar Psikiater.

Jennie bersama yang lain pula hanya bisa menunggu di luar karena mereka tidak diizinkan untuk ikut masuk bersama.

"Saya sudah membaca hasil test kesehatan kamu. Ternyata kamu punya trauma sama cowok" Ujar Jessica tersenyum tipis.

"Jangan takut ya. Kamu bisa menceritakan semuanya kepada aku. Anggap saja aku seperti kakak kamu. Kamu juga bisa memanggil aku Eonnie" lanjut Jessica.

Chaeyoung tersenyum dan mula menenangkan dirinya.

Melihat Jessica yang terus menenangkan dirinya itu, Chaeyoung mula menceritakan kejadian yang membuat dirinya menjadi trauma.

Tangannya yang terketar ketar itu terus digenggaman oleh Jessica bahkan Jessica terus menenangkan dirinya dengan mengatakan kalau semuanya bakalan baik baik saja.

Sementara diluar ruangan, terlihatlah Limario yang kelihatan gelisah. Cowok ini tidak bisa duduk dengan tenang disamping para gadis.

"Lo tidak bisa tenang huh? Seperti menunggu istri lagi lahiran saja" Kesal Joy.

"Gue khawatir Nuna. Bagaimana kalau trauma Chaeng tiba tiba kambuh? Bagaimana juga kalau Chaeng ketakutan didalam sana?" Balas Limario.

"Chaeyoung didalam lagi bersama Psikiater. Pasti Psikiater itu bisa menenangkan Chaeyoung" Balas Irene.

"Psikiater itu cewek atau cowok si?" Tanya Limario.

Jennie, Irene dan Joy saling tatap lantas ketiganya bersmirk.

"Cowok si. Masih muda juga" Ujar Jennie.

"Ganteng juga loh" Sambar Joy.

"Cocok banget sama Chaeyoung" Lanjut Irene.

"Apa apaan itu!?" Limario mendengus tidak suka.

Tangannya bahkan sudah siap untuk membuka pintu ruangan namun ketiga gadis itu langsung menghalangnya.

"Jangan Lim! Memangnya lo ingin Chaeyoung semakin membenci lo huh?" Halang Jennie.

"Tapi-"

"Tidak ada tapi tapi. Duduk disini saja" Irene langsung menarik Limario untuk duduk dibangku kosong disampingnya.

Untuk sekarang Limario hanya bisa pasrah dan menunggu dalam diam walaupun saat ini dirinya sudah merasa cemburu ketika membayangkan Chaeyoung berduaan bersama cowok didalam ruangan itu.

Setelah beberapa jam menunggu, Chaeyoung akhirnya keluar dari ruangan itu dengan mata yang sembab.

"Chaeng" Panik Limario bergegas menghampiri Chaeyoung "Kamu baik baik saja?"

Chaeyoung mengangguk lantas dia beralih memeluk Jennie.

"Bagaimana?" Tanya Jennie.

"Aku merasa sedikit lega Eon" Sahut Chaeyoung.

"Syukurlah" Balas Jennie bernafas lega.

"Sekarang ayo kita pulang" Ajak Irene.

"Biar aku yang menghantar Chaeng pulang" Sambar Limario.

"Untuk apa? Gue bisa pulang bersama Eonnie gue" Balas Chaeyoung.

"Ada yang perlu aku ngomong sama kamu" Ujar Limario.

"Mendingan kamu ikut saja Chae. Daripada dia ngereog disini" Ujar Joy.

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar "Baiklah" Pasrahnya.

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang