Taruhan - eighteen

283 21 2
                                    


Hanbin gak nyangka kalau dia udah pacaran sama Hao hampir satu bulan. Padahal niatnya ia ingin putus sama Hao karena udah berhasil buat Hao jatuh cinta sama dia. Tapi nyatanya, Hanbin bertahan sama Hao–mungkin ia udah suka sama Hao. Hanbin takut suatu saat Hao tau tujuannya mendekatinya dan ia gak mau kehilangan Hao.

Hanbin ngalihin pandangannya ke gerbang dan lihat ada Hao yang baru aja keluar dari rumahnya. Hanbin ngusap pucuk kepala Hao, lalu mencubit hidung Hao dan hal itu buat Hao kesal. Hanbin terkekeh–ia berikan helm ke Hao dan diterima sama Hao walau masih cemberut. Hanbin bantu Hao naik ke motor. Habis itu, Hanbin ngelajuin motornya ke sekolah.

Selama perjalanan, Hanbin ngebut–otomatis buat Hao pegang pinggang kekasihnya. Ya masalahnya kurang lima belas menit, sekolah masuk dan itu aja dari rumah Hao. Jarak rumah Hao ke sekolah sekitar dua puluh menit. Dengan terpaksa, Hanbin ngebut dong walau udah diteriakin sama orang sekitar.

Beberapa menit, mereka udah sampai di sekolah–tinggal satu menit udah masuk. Hao turun dari motor, ngeletakin helm ke spion motornya Hanbin. Hanbin juga turun. Ia terkekeh melihat rambut Hao berantakan. Tangan Hanbin bergerak merapikan rambut Hao–membuat jantung Hao berdegup gak karuan.

Hanbin gandeng tangan Hao masuk ke kelas sebelum Pak Jiung masuk. Terlambat sedikit aja udah dapet hukuman. Setiba di kelas, mereka duduk di bangku masing-masing. Tak lama tuh, Pak Jiung masuk sambil bawa ipad dan buku. Pak Jiung memulai pelajaran dan semua murid langsung semangat kalau Pak Jiung yang ngajar, soalnya Pak Jiung itu idaman semua orang–baik perempuan atau laki-laki. Andaikan semua orang tau kalau Pak Jiung udah berpawang–apa mereka tetap nerima atau gak.

Pak Jiung memulai pelajaran dan semua murid langsung memperhatikan beliau menerangkan materi dan tidak lupa mencatatnya. Hanbin sebenarnya ngantuk karena semalam, ia begadang main game. Hanbin mau letakin kepalanya di meja, tapi langsung ditahan sama Hao. Hao gak suka kalau Hanbin males. Hanbin agak kesel tapi daripada Hao ngambek, ya udah ia turuti apa kata Hao.

Sementara di tempat lain, lebih tepatnya rumah Hiroto. Hiroto gak masuk sekolah karena sakit. Kemarin Hiroto kehujanan dan pagi tadi ia demam tinggi. Leedo selesai ngompres adiknya, lalu tatapannya tertuju ke Zihao yang daritadi nunduk. Zihao nyesel ajak Hiroto pergi semalam dan ia tau cuaca lagi gak baik. Leedo udah berkacak pinggang sama Zihao.

"Lihat, adik saya demam gara-gara kamu ajak keluar kemarin. Harusnya kamu tau kalau cuaca lagi gak bagus.'

"Maaf, kak. Ini salah saya karena udah buat Hiroto sakit. Maaf, Kak."

"Zihao–"

"Kak Leedo ish! Jangan nakut-nakutin kak Zihao. Lagian kemarin aku ingin keluar dan gak tau kalau bakal hujan. Kakak jangan marahi kak Zihao," lirih Hiroto.

Leedo menghela napasnya. Kalau udah adiknya yang berbicara, ia bakal nurut walau agak kesel sama Zihao. Leedo natep Zihao, lagi-lagi buat Zihao takut.

"ZIhao, saya titip Hiroto ke kamu dan kamu nggak usah sekolah. Anggap aja ini hukuman buat kamu!" tegas Leedo.

"Baik, kak."

Leedo mencium kening Hiroto sebelum keluar dari kamar adiknya. Setelah Leedo pergi, Zihao duduk di tepi ranjang Hiroto, mengusap dahi pacarnya.

"Kak, maaf karena aku udah buat kakak gak masuk sekolah. Andaikan–"

ZIhao letakin telunjuk ke bibir Hiroto. "Gak papa/ Aku gak masalah. Lebih baik kamu makan, terus minum obat>"

"Iya, kak."

tbc

Maaf baru up ya. tinggal dikit lagi udah end.

Kalau udah end. kalian mau aku buat kapal: jiwoong seowon, jiwoong hao, jonghyeon ricky?

Silakan dipilih, ya. makasih

Taruhan - BinHao ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang