Taruhan - five

645 65 13
                                    

Hao dan Hanbin sudah tiba di sekolah. Tadi mereka berangkat bareng soalnya Doyoung yang nyuruh Hanbin buat anterin Hao mulai sekarang dan seterusnya. Hanbin kesal disuruh kayak gini, tapi mau gimana lagi, daripada uang jajannya dipotong.

Hao dan Hanbin jalan bareng ke kelasnya. Hal itu gak luput dari pandangan semua murid. Ada yang gak suka dengan Hao soalnya udah ambil perhatiannya Hanbin. Hao sih biasa aja soalnya dia gak ada hubungan apapun sama Hanbin.

Setibanya di kelas, Hao dan Hanbin meletakkan tasnya di bangku. Lalu Hanbin langsung keluar dari kelasnya, malas dia kalau lihat Hao. Hao yang lihat itu hanya tersenyum, ia tau kalau Hanbin gak suka sama dia.

"Hao," panggil Seowon.

"Ya, ada apa?" tanya Hao dengan senyuman manisnya.

Seowon memiringkan kepalanya. "Lo ada hubungan apa sama Hanbin? Gue lihat lo tadi jalan bareng sama dia."

Hao menghela napasnya, ia udah tau kalau ada yang tanya gini. Mau gak mau Hao harus jawab daripada terjadi salah paham, kan gak enak dianya.

"Aku gak ada hubungan apa-apa sama Hanbin. Kebetulan aja Hanbin ketemu sama aku."

Seowon manggut-manggut ngerti. Ia kira Hao dan Hanbin ada sesuatu, tapi ternyata enggak. Oh ya, Hao dan Seowon beda kelas.

Ting!

Seowon ambil ponselnya di saku seragamnya. Ia senyum-senyum gak jelas buat Hao jadi bingung tapi itu bukan urusannya Hao.

"Hao, gue pergi dulu ya. Ada yang nunggu gue."

"Iya."

Seowon langsung pergi dari kelasnya Hao untuk menemui seseorang yang berharga baginya.

Sambil nunggu bel, Hao buka bukunya daripada waktunya terbuang sia-sia. Aduh Hao, kok kamu rajin banget sih? Ya udahlah gak papa.

***

Sementara di halaman belakang, sudah ada Hanbin dan teman-temannya. Teman-temannya menatap Hanbin dengan tatapan penuh tanda tanya. Pasti ini ada hubungannya dengan Hao.

"Lo pacaran sama Hao, anak baru itu?" tanya Seunghwan, salah satu temannya Hanbin.

Tak!

Hanbin langsung jitak kepala Hwan, kesal dia sama pertanyaannya temannya ini. Hwan mengelus kepalanya yang sakit walau gak terlalu sakit.

"Ya biasa aja dong! Sakit anjir!" kesal Hwan.

Hanbin memutar bola matanya malas. "Lagian lo kok tanya itu ke gue. Dia bukan tipe gue anjir."

K-Soul dan Wonjin hanya geleng-geleng kepala lihat mereka berdua. Tiap hari kalau gak berantem, gak afdol kata mereka.

"Bin, gue punya ide nih," kata K-Soul dengan senyuman yang gak bisa diartikan.

"Apaan, gak usah macam-macam ya!" Hanbin ini kesabarannya setipis tisu dibagi 8. Ini sih emang gak punya kesabaran.

K-Soul menatap teman-temannya. "Gimana kalau lo deketin si Hao. Kan—"

Hanbin geplak lengan K-Soul, agak lain emang temannya ini. Dia mana mau kalau dekati Hao, mau ditaruh di mana mukanya ini sampai dia dekati Hao.

"Anjir, gue belum selesai ngomong!" kesal K-Soul.

"Ya lagian lo nyuruh gue buat dekati Hao. Lanjutin ucapan lo itu."

"Lo dekati Hao, buat dia jatuh cinta sama lo. Kalau udah, lo tinggalin aja deh."

Hanbin gak ngerti sama otak temannya ini. Kayaknya Hanbin salah pilih teman. Rasanya Hanbin mau buang teman-temannya satu persatu.

"Heh! Gue gak mau buat anak orang terluka! Lo gila apa? Walau gue gak suka sama dia, gue gak bakalan lakuin itu!" Hanbin kesal sama ucapan K-Soul.

Taruhan - BinHao ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang