Hanbin berlarian menuruni anak tangga sembari lirik arloji di pergelangan tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 06.30, bentar lagi tuh sekolahnya masuk. Hanbin menyambar gelas susu cokelat yang dipegang ibunya, lalu meminumnya sampai habis.
"Bin, gak usah buru-buru gitu."
"Maaf, Bun, Hanbin udah telat. Hanbin berangkat sekolah dulu, ya."
Tak lupa, Hanbin mencium kening ibunya lalu ia masuk ke mobilnya. Ibunya hanya geleng-geleng kepala lihat kelakuan Hanbin, anak satu-satunya. Ya, tapi gimana Hanbin ini susah dibilangin, kalau mau dia gini, ya harus gini. Untung ibunya Hanbin sabar tuh sama kelakuan anaknya.
Sementara di jalan, Hanbin mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, katanya sih takut telat. Ya salah siapa semalam begadang main game. Agak aneh si Hanbin ini.
Sangking asiknya ngebut, ia gak sadar ada orang yang mau nyebrang. Otomatis Hanbin menghentikan mobilnya mendadak. Karena Hanbin orangnya agak sensitif, ia langsung turun, mau marahin orang yang hampir ditabrak sama dia.
"Heh, lo gak punya mata, ya?! Gak lihat ada mobil?!" bentak Hanbin, tapi yang diajak ngomong, hanya diam saja.
Hanbin gak tau wajah orang yang ditabrak soalnya dia pakai masker hitam. Gak tau apa motifnya. Hanbin udah kelewat kesal, ia milih ninggalin orang itu di jalan. Malas dia apalagi bentar lagi sekolahnya masuk. Hanbin mau gak mau harus ngebut lagi biar gak telat dan berakhir dijemur di lapangan.
"Eh, kamu gak papa?" tanya seseorang yang baru aja datang menemui orang yang mau ditabrak sama Hanbin.
Orang itu hanya menganggukkan kepalanya. Temannya itu merangkul bahunya, lalu masuk ke mobilnya, mau nganterin dia ke sekolah.
🐢🐢🐢
Hanbin bisa bernapas lega karena gerbang belum ditutup. Tinggal 5 menit lagi bel masuk berbunyi. Hanbin memarkirkan mobilnya di parkiran khusus siswa. Ia pun turun dari mobil, dan banyak murid yang terpesona dengan ketampanan Hanbin, bukan hanya cewek aja tapi cowok juga.
Hanbin udah biasa kayak gitu tapi gak ada satupun yang berhasil ambil hatinya. Hanbin orangnya cuek kalau sama orang, butuh waktu lama buat dia akrab sama orang lain. Hanbin itu takut kalau dapat teman yang hanya manfaatin hartanya saja.
"Sung Hanbin!" panggil seseorang yang selalu tersenyum di setiap saat. Udah gak heran sih Hanbin lihat temannya ini. Murah senyum dan baik hati kalau sama orang.
"Hao, tumben lo sendirian? Ke mana si Hiroto?" tanya Hanbin sambil jalan ke kelasnya.
"Hiroto lagi sakit, badannya demam."
Hanbin langsung jitak kepala Wang Zihao, dia tau kenapa Hiroto demam. Pasti ini ulahnya Zihao. Zihao menatap sebal ke Hanbin.
"Gak usah jitak kepala gue, sialan!" kesal Zihao.
"Gue tau kenapa Hiroto bisa sakit? Semalam, kan, lo ajak dia keluar sampai dini hari. Lo tau, kan kalau Hiroto alergi dingin?"
Zihao garuk kepalanya gak gatal. Yang dikatakan sama Hanbin sih bener. Hiroto tuh gak kuat dingin dan Zihao lupa gak bawa jaket cadangan, biasanya tuh Zihao selalu sedia jaket kalau lagi keluar sama Hiroto.
"Ya, namanya aja gue lupa gak bawa jaket."
"Nanti pulang sekolah, jenguk dia. Enak aja udah buat anak orang sakit. Semoga aja lo gak ketemu abang tirinya, ya."
Zihao menganggukkan kepalanya, kalau udah ketemu abang tirinya, auto ditanyai aneh-aneh. Abangnya Hiroto tuh posesif sama Hiroto.
"Bin, katanya hari ini ada murid baru, ya?" tanya Zihao saat udah di depan kelasnya.
"Hm, gue gak tau."
Zihao gantian geplak kepala Hanbin pelan. Kasihan kalau keras, Hanbin gak bisa mikir kalau gini.
"Hadeh, ketahuan gak baca grup, ya? Kebiasaan, deh."
"Heheheh males gue. Paling banyak bacotannya."
TBC
Wang Zihao
Ikumi Hiroto
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruhan - BinHao ☑️
RomansaSung Hanbin mendapatkan tantangan untuk meluluhkan salah satu murid di sini, namanya Zhang Hao. Zhang Hao dikenal sebagai anak polos dan introvert. awalnya Hanbin tidak mau karena takut nanggung resiko, tapi diancam sama temannya kalau gak mau, oran...